8

2K 280 29
                                    

Suara paruh burung yang mematuk jendela terdengar, Draco berbalik menatap ke arah jendela kamarnya dan menemukan seekor burung hantu sedang berusaha masuk melalui jendela kamarnya.

Draco buru-buru berjalan menuju jendela dan membuka jendela kamarnya, membiarkan sang burung masuk. Burung itu ternyata membawa sepucuk surat yang ditujukan pada Draco. Draco kemudian mengambil surat itu dan sang burung langsung pergi begitu saja.

Draco dengan cepat membuka surat tanpa nama itu dan meminta isinya dengan seksama.

Ekspresi di wajahnya bercampur, antara marah namun senang. Setelah membaca, Draco menyimpan surat itu di dalam laci nakas.

Kemudian dia bergegas keluar dari kamarnya dan menuju kamar Hermione yang berada di ujung lainnya dari lorong di mana kamar Draco juga berada.

Namun ketika dia masuk ke dalam kamar yang ditempati si putri Gryffindor, dia tidak menemukan seorang pun di sana.

Merasa janggal dengan ketidakhadiran wanita itu, Draco terpaksa berkeliling rumah untuk menemukan Hermione.

"Angelin. Kau melihat, Hermione?"

Angelin yang sedang berada di dapur, tersentak mendengar majikannya yang tiba-tiba datang. Ditambah sejak Hermione datang ke rumah ini, hanya sekali Draco memanggil atau menyebut Hermione menggunakan nama depannya. Itu cukup membuat Angelin terpaku selama beberapa detik dalam kebingungan.

"Oh-ah, maaf master, uhm, saya pikir tadi saya melihat dia di halaman," ucap Angelin kemudian.

"Oh, baiklah."

Draco keluar dan mengelilingi halaman, namun tidak melihat rambut coklat bergelombang yang akan berantakan diterpa angin.

"Kemana perginya? Apa dia kabur dari sini?" lirih Draco pelan.

Tapi dia kembali berpikir, dia melihat tongkat sihir wanita itu berada di atas ranjang kamarnya, tidak mungkin Hermione bisa kabur tanpa tongkatnya.

Kepalanya berpaling ke arah desa yang berada sekitar tujuh ratus meter jauhnya.

"Apa dia ke sana?" Draco bermonolog lagi.

Dengan ragu, Draco berjalan melintasi rumput melalui jalan setapak yang dibuat menggunakan batu, menuju jalan utama yang mengarah ke desa.

Beberapa gadis muggle yang kebetulan lewat, menyapanya dengan senyuman, dan Draco hanya tersenyum tipis sebagai balasan.

Orang-orang di desa sebenarnya mengenal Draco, hanya saja Draco selalu menjaga batas. Bukannya dia sombong namun karena dia adalah seorang penyihir, identitasnya tak boleh diketahui oleh muggle. Dia sesekali pergi berjalan-jalan ke desa muggle, di rumah pun di selalu menggunakan pakaian muggle.

Ketika Draco sudah mendekati pasar, dari kejauhan dia melihat sosok yang dia cari sejak tadi sedang duduk dengan beberapa anak kecil di sebuah tempat duduk kayu di bawah pohon apel besar yang berada di sisi kiri jalan masuk menuju pasar.

"Aku tidak tahu kalau kau sangat fasih berbahasa Perancis," ucap Draco ketika dia sudah berada dekat dengan Hermione.

Hermione melihat Draco sebentar kemudian meminta anak-anak kecil itu untuk pergi melanjutkan permainan mereka.

"Well, ibuku fasih berbahasa Perancis, karena nenekku orang Perancis, jadi sejak kecil aku diajarkan bahasa Perancis," jawab Hermione kemudian meng-isyarat-kan Draco untuk duduk di sebelahnya. Dan Draco pun duduk di sebelah Hermione.

"Kenapa kau keluar tanpa pamit, hm?" tanya Draco sambil menatap sisi kiri wajah Hermione.

"Kau juga, selalu pergi tanpa pamit." Hermione yang awalnya memandang ke depan, memutar kepalanya ke kiri sehingga dia dan Draco kini saling bertatapan.

I'm So Tired...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang