"Mr. Potter." Harry menatap bingung bawahannya yang baru saja masuk ke dalam ruangannya dengan wajah panik.
"Ada apa, Robert?" Pria yang sedikit lebih muda dari Harry itu menarik nafasnya sebentar sebelum berbicara.
"Seorang pria datang dan mengaku kalau dia yang membunuh Lavender Brown, dia sudah aku amankan ke ruang introgasi." Harry seketika membanting setumpuk perkamen yang sedang dibacanya tadi ke atas meja, dan beranjak keluar dengan cepat.
Saat sampai di ruang introgasi, Harry membuka pintu itu terlalu keras sehingga orang-orang di dalamnya terkejut.
"Mr. Harry tolong–"
"Apa benar kau yang membunuh Lavender?! Apa benar kau yang melakukannya bajingan?!"
Satu tinju bersarang di rahang pria pucat dengan rambut hitam yang duduk lemas di kursi introgasi.
"Tahan dirimu, Mr. Potter." Robert masuk dan menahan atasannya agar pria misterius itu tidak terus dihantam dengan tinju oleh Harry.
Harry melepaskan paksa tangan bawahannya yang menahannya. Pria berkacamata itu menatap pria yang tidak Harry ketahui namanya itu dengan tajam.
"Bicara atau kau akan menyesal." Suara Harry merendah. Dia sungguh marah. Jika benar pria ini pelakunya. Dia akan sangat marah. Dia akan sangat kecewa. Marah dan kecewa pada dirinya sendiri. Karena dia membuat sahabatnya sendiri, yang sudah dianggap sebagai saudarinya sendiri, sebagai seorang kriminal.
Pria berambut hitam legam itu mengangkat kepalanya dan tersenyum miring pada Harry.
"Aku membunuh jalang itu. AKU YANG MEMBUNUHNYA! Dia tidak mau mendengarkanku. Itu anakku. BUKAN ANAK PRIA BRENGSEK ITU!!JALANG ITU PANTAS MENDAPATKANNYA! HAHAHAHAHA." Pria itu bertingkah seperti orang yang memiliki gangguan mental. Matanya tidak fokus dan dia lepas kendali sendiri.
Beruntung pria itu sedang diikat dengan mantra.
Harry mengepalkan tangannya sekali lagi.
"Introgasi dia dan cari kebenaran dari setiap ucapannya. Dapatkan bukti dan segera laporkan padaku. Rahasiakan tentang pria ini dari para petinggi ataupun publik." Harry melenggang keluar menuju suatu tempat.
·
Hari ini akhirnya Hermione mengunjungi rumah keluarga Malfoy. Wanita itu tengah duduk di samping ranjang milik Narcissa Malfoy née Black dengan sang empunya yang terbaring diatasnya.
Hermione tidak sendiri di ruangan itu, ada sang putra tunggal keluarga Malfoy di sebelahnya. Tapi keheningan tak bisa dihindari.
Draco menatap ibunya sedih, sedangkan Hermione justru memandang dengan kosong.
"Tidak, ini bukan karena perjanjian atau karena ibumu melanggar janji. Dalam tubuhnya terdapat mantra kutukan yang diberikan seseorang, dan sepertinya ibumu tidak tahu soal itu." Hermione tahu, dia memeriksa keadaan Narcissa dan mendapati hal itu. Ini sedikit berbeda dengan seseorang yang melanggar sebuah tradisi atau karena Narcissa melanggar janjinya pada seseorang.
"Kita harus mencari tahu mantra apa ini dan apa sebenarnya yang terjadi. Aku bisa menyembuhkannya, hanya saja aku harus tahu apa yang terjadi. Aku juga harus memeriksa apakah mantra itu sudah melukai jiwa ibumu atau tidak. Kau harus cari orang itu, Malfoy." Hermione memutar tubuhnya ke arah Draco dan menatap pria itu.
Draco terdiam. Dia benar-benar kebingungan, siapa yang berani menaruh mantra kutukan di dalam tubuh ibunya.
Hermione kembali menatap Narcissa yang terbaring tak sadar.
·
Malam ini Hermione makan malam sendiri, benar-benar sendiri. Draco entah pergi ke mana, sedangkan Angelin juga entah kenapa tidak ada di rumah. Hermione hanya menemukan makanan yang sudah disajikan di atas meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm So Tired...
Fanfiction-REPOST- Hermione lelah karena terus berlari dari kenyataan. Dia bisa saja menghilang dari dunia dalam sekejab. Namun, kekecewaan dalam hatinya belum bisa dia hilangkan. Hingga, suatu saat Draco, sang musuh lamanya, datang meminta Hermione menikah d...