Sudah dua hari, Hermione 'terkurung' di rumah milik Draco itu. Draco sama sekali tidak membiarkan Hermione keluar dari batas rumah tersebut, padahal dia sendiri bilang bahwa tempat ini aman dan tak akan ada yang bisa mengetahui keberadaan wanita itu.
Hermione tentu merasa jenuh dan bosan. Tidak ada yang bisa diajak bicara. Pelayan bernama Angelin sendiri, sepertinya berusaha untuk menghindarinya. Padahal awalnya Hermione pikir pelayan itu sangat ramah dan bisa menjadi teman bicara, namun itu jauh dari kesana pertamanya. Dan satu hal yang baru dia sadari setelah seharian tinggal di rumah itu. Tidak ada pengunaan sihir di dalam rumah itu. Dan pelayan bernama Angelin itu juga bukan penyihir atau squib, melainkan seorang Muggle.
Dan hari kedua ini dia menyadari, bahwa dia mulai stress. Dia beberapa kali mengajak perempuan setengah abad itu berkomunikasi, namun perempuan itu sama sekali tidak merespon apa-apa.
Bukan hanya pelayan yang seorang muggle, tapi semua barang-barang di rumah ini adalah barang-barang muggle. Sebenarnya ada sebuah Televisi besar yang tentunya sangat mahal yang berada di ruang tengah, namun Hermione tidak berani menyalakannya tanpa meminta izin sang pemilik
Padahal Draco sudah bilang kalau di harus menganggap rumah itu adalah rumahnya sendiri, dan memang akan menjadi 'rumahnya' juga.
Akhirnya setelah seharian memutar rumah tersebut tanpa tujuan yang pasti, dia menemukan harta karun terpendam milik Draco Malfoy, satu-satunya tempat yang dia bisa rasakan terdapat energi sihir.
Perpustakaan. Ya, ruangan penuh buku yang besarnya melebihi apartemennya di Amerika, yang tersembunyi di balik dinding ruang kerja Draco, yang tidak sengaja Hermione masuki saat melakukan tur kecilnya tadi. Ada ratusan buku di dalam ruangan itu, dan yang mengejutkan Hermione adalah ada beberapa buku sastra dan sejarah, serta sains muggle di antara ribuan buku tentang sihir dan dunianya.
Tanpa menunggu lagi, Hermione mengambil beberapa buku yang menarik hatinya dan mulai tenggelam dalamnya.
"Sejak tadi aku mencarimu, di sini kau rupanya." Kegiatan yang Hermione lakukan selama berjam-jam akhirnya diganggu oleh seseorang yang tidak Hermione harapkan dan tidak akan pernah Hermione harapkan sama sekali. The one and only, Draco-ferret-pirang-albino-Malfoy.
"Tolong jangan ganggu aku, Malfoy. Dari kemarin sampai tadi siang aku merasa mati dan sekarang aku kembali hidup lagi. Jangan ganggu aku tolong. Anggap aku pajangan yang tidak berharga di toko pajangan yang tidak akan pernah kau ingin beli." Wanita itu berbicara cepat tanpa mengalihkan fokusnya dari buku yang sedang dia baca.
Merasa tidak dihargai, Draco lantas berjalan cepat mengambil buku dari tangan gadis itu sambil berjongkok di hadapan Hermione yang sedari tadi duduk bersila di lantai dengan rak buku besar penuh buku sebagai sandarannya.
"Hei!" pekik Hermione karena kaget bukunya diambil begitu saja.
"Apa maumu?!" lanjut Hermione dengan raut jengkel kepada Draco yang berada di depannya.
"Ini sudah malam dan kau sudah melewatkan makan siang. Berdiri dan mari pergi makan," ucap Draco dingin.
Ruangan ini sebenarnya lumayan gelap, dan sedari tadi Hermione membaca hanya dibantu oleh sebuah lilin yang beberapa saat lalu dia nyalakan. Dan kegelapan itu membuat Hermione sedikit ciut dengan raut dan suara Draco sekarang. Bukan seperti Hermione yang dulu dikenal pemberani memang. Tapi inilah kenyataannya.
"Iya. Tapi kembalikan dulu buku itu, aku mau menandai sampai di mana tadi aku baca," jawab Hermione pelan. Draco menyerahkan buku itu dan kemudian bangkit berdiri, namun tidak beranjak dari tempat itu.
Sedangkan Hermione menandai buku yang tadi dia baca, kemudian menyusun buku-buku yang tadi dia baca di pinggir rak.
Begitu Hermione selesai, Draco mengulurkan tangan kanannya.
"Ayo cepat."
Hermione terkejut dengan perlakuan kecil Draco ini. Apa dia salah makan? Namun Hermione tetap menerima uluran tangan Draco dan kemudian bangkit berdiri.
"Terima kasih," Hermione berucap sangat pelan setelah itu.
Draco hanya berbalik dan berjalan keluar tanpa mengatakan apapun dan Hermione pun mengikuti dengan sejumlah pertanyaan di kepalanya.
·
"Selamat menikmati Master, Miss," ucap Angelin setelah menghidangkan makanan terakhir. Kemudian wanita itu keluar ruangan sambil menutup pintu ruang makan.
Sepanjang makan malam, Hermione tak henti melirik Draco karena ingin bertanya. Rasa ingin tahunya sudah berada di puncaknya.
"Tanyakan yang kau ingin tanyakan, Granger," ucap Draco yang menyadari tingkah Hermione, pria pucat itu asik menggulung pasta-nya dan memakannya dengan santai.
"Ekhem. Pertama kali aku ke mari, aku tidak menyadari ini. Tapi kupikir seorang Draco Malfoy yang aku kenal adalah seseorang yang sangat skeptis dengan 'muggle' dan segala hal tentangnya. Dan pelayan dan rumahmu ini seolah membuatku berpikir bahwa aku bukan datang di rumah seorang Draco Malfoy yang bermusuhan denganku bertahun-tahun. Apa sebenarnya ini, Malfoy?" ucap Hermione cepat dan tanpa menyembunyikan keingintahuannya.
Dengan pelan, Draco menaruh garpu dan sendoknya ke piring dan menumpu kedua tangannya di atas meja, kemudian menautkan jari-jarinya sejajar dengan hidungnya.
"Ini kawasan muggle, Granger. Tidak mungkin aku hidup dengan sihir di tempat yang jauh dari daerah masyarakat sihir tinggal. Aku hanya memaksa diriku sendiri untuk mengambil langkah keluar batasanku. Ini juga cara agar tidak ada satupun orang yang tahu tempat ini."
"Aku tidak pernah menyangka kau akan seperti ini sekarang," ucap Hermione yang kemudian melanjutkan makannya.
Draco hanya menatap tajam Hermione yang sekarang makan dengan tidak peduli.
Namun tiba-tiba bunyi 'krak' terdengar diikuti munculnya seorang peri rumah.
"Master!" Peri rumah itu tampak panik.
Hermione sangat terkejut dengan kedatangan makhluk sihir itu, dan ternyata Draco malah lebih terkejut lagi.
"Kenapa kau bisa kemari, Stinky?! Bukanya aku sudah melarangmu untuk tidak mencari tahu di mana aku tinggal dan melarangmu untuk ke mari?!" tanya Draco dengan raut dan suara yang menunjukan bahwa dia marah. Melihat reaksi Draco, Hermione menjadi takut. Pasalnya makhluk sihir itu datang bahkan tanpa perintah Draco, itu sesuatu yang buruk.
"Maaf, Master. Stinky terpaksa melakukan ini. Master bisa menghukum Stinky setelah ini, tapi nyonya Narcissa tiba-tiba tidak sadarkan diri dan sampai sekarang belum bangun. Healer sudah mencoba membangunkannya namun sampai sekarang nyonya belum juga bangun," ucap peri rumah itu sambil merindukan kepalanya hingga hidungnya menyentuh lantai, tubuh peri rumah itu juga gemetar ketakutan.
Mendengar hal itu, Draco langsung mencabut tongkat sihirnya dan berapparate dengan cepat.
Si peri rumah pun berniat mengikuti tuannya, namun Stinky menyadari bahwa sebelumnya bukan hanya tuannya sendiri di ruangan itu. Peri rumah itu memandang Hermione takjub. Sedangkan Hermione mulai panik karena ada orang lain yang mengetahui dirinya berada dalam 'lindungan' Draco.
"Miss Granger. Maaf karena sudah menganggu. Stinky berharap kau tetap sehat dan aman. Stinky permisi dulu," setelah berucap demikian peri rumah itu menunduk dan menghilang secepat kedatangannya.
·
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm So Tired...
Fanfiction-REPOST- Hermione lelah karena terus berlari dari kenyataan. Dia bisa saja menghilang dari dunia dalam sekejab. Namun, kekecewaan dalam hatinya belum bisa dia hilangkan. Hingga, suatu saat Draco, sang musuh lamanya, datang meminta Hermione menikah d...