Fight to love
.
.
.
Happy Reading
.
.BRAK!..
Bantingan pintu itu memecah keheningan dirumah keluarga kang. Saat ini ketiga orang itu berada di ruangan tamu. Suasana tegang begitu kentara. Di tambah tatapan tajam yang ditunjukkan oleh dua orang ibu dan anak itu
"Sudah berapa kali aku katakan, aku tidak mau melakukannya Bu! Kenapa ibu selalu saja memaksaku."
Nada bicara tajam serta tatapan sarat akan rasa kecewa itu daniel tunjukan untuk sang ibu.
"Dan sudah berapa kali juga ibu katakan padamu jika ini untuk kebaikanmu daniel!! Tidakkah kau mengerti perasaan ibu Hah!"
Minki benar-benar terbawa emosi saat ini.
"Ibu bilang aku tidak mengerti perasaan ibu. Lalu, apakah ibu mengerti bagaimana perasaanku saat ibu menyuruhku melakukan perjodohan konyol ini?"
Daniel menatap tepat ke dalam mata minki yang menatapnya tajam.
"Kapan aku tidak pernah melakukan keinginan ibu? Kapan aku menolak perintah ibu? Bukankah aku selalu menuruti apa yang ibu katakan Hm..."
Nada suara daniel melembut.
"Tapi untuk yang satu ini, aku mohon bu, biarkan aku sendiri yang mengambil keputusan. Biarkan aku hidup dengan pilihanku sendiri. Bukan maksud ku ingin menentang keinginan ibu, tapi aku juga punya perasaan. Dan bukankah perasaan itu tidak bisa dipaksakan?."
Minki hanya diam menatap anaknya. Meskipun tatapan itu begitu tajam, namun tetap tidak mampu menutupi lapisan bening yang mulai tampak di sana.
Daniel melangkah mendekati minki. Mengulurkan tangannya hendak merengkuh tubuh sang ibu yang sedikit bergetar menahan marah dan tangis.
"Aku sangat menyayangimu Bu. Ibu tahu itu kan."
Dan sebelum lengan kekar itu merengkuh tubuhnya, minki menepis kasar tangan daniel, membuat sipemilik tangan mematung. Terkejut dengan respon sang ibu.
Melangkah pelan minki meninggalkan anak dan suaminya menuju kamar.Dongho yang sendari tadi diam melihat pertengkaran anak dan istrinya, melangkah perlahan mendekati daniel. Menepuk pelan bahu kokoh sang anak guna memberi sedikit kekuatan padanya, lalu melangkahkan kakinya menyusul sang istri.
Sejujurnya dongho tidak tega melihat daniel seperti ini. Tapi dia juga tahu bagaimana sifat seorang kang minki.
Jika sudah seperti ini sulit menghadapi mereka berdua. Ibu dan anak itu sama-sama keras kepala.Haah... entah kenapa akhir-akhir ini ia merasa pusing menghadapi tingkah kedua orang yang dicintainya itu. Dan sepertinya masalah kali ini "sedikit" sulut.
--DanielJihoon--
Semenjak pulang dari "pertemuan" itu jihoon terlihar murung. Fikirannya seakan tak fokus. Ketika ibu dan ayahnya bertanya, ia hanya menjawab dengan gumama serta senyum tipis di bibirnya. Mereka berfikir apakah ini karen pertemuan itu?
Tapi kenapa?Semua berjalan dengan
Lancar -menurut mereka-, walaupun disana kebanyakan hanya orang tua yang berbicara. Sedangkan untuk anak-anak, mereka hanya akan berbicara jika di tanya. Meskipun begitu mereka rasa semuanya baik-baik saja. Ini membuat chanyeol dan baekhyun bingung, sebenarnya ada apa dengan putra sulung mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight To Love
Fanfiction"Dan jihoon, kenalkan ini daniel." DEG... Jihoon mengangkat kepalanya, menatap keget seseorang yang duduk tepat di depannya, yang menunjukan ekspresi sama dengannya. "KAU?" "K-kau"