Chapter 2

541 50 5
                                    

Fight to love
.
.

Happy reading
.
.
.

Dirumah besar itu terlihat sang nyonya rumah sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Sesekali senandung kecil ia lantunkan, bersamaan dengan senyum yang sendari tadi tidak pernah luntur dari wajahnya, menambah kecan cantik di wajah itu.
Tapi meskipun usianya sudah hampir memasuki kepala empat entah mengapa wajahnya terlihat masih begitu mudah. Bahkan tak ada sedikitpun kerutan di wajahnya.
Ck, mungkin itu memang kelebihan seorang choi minki/kang minki.

"Kenapa kau terlihat begitu gembira hari ini?
Adakah sesuatu yang menyenangkan, hm.."

Sedikit terkejut saat merasakan seseorang memeluk pinggangnya dari belakang. Tanpa perlu membalikkan badannya, tentu saja dia tahu siapa yang sedang mameluknya. Iapa lagi kalau bukan suami tampan pendamping hidupnya.

"Yah, begutulah."

Jawabnya sembari mengangkat bahunya acuh tanpa sedikitpun mengurangi senyum di bibirnya. Kembali melanjutkan kegiatannya menata makanan di meja makan tanpa menghiraukan sang suami yang justru mengeratkan pelukannya.

"Ssshhh.. Honey~,"

Mendesis kecil kala dirasakannya sang suami yang menelusupkan kepala di celuk lehernya, sesekali mengecup kecil tengkuknya.

"Hm~." Gumaman kecil dongho berikan sebagai respon ucapan sang istri.

"Hentikan, aku sedang menyiapkan makan malam~"

"Tidak aka-."

"Sebentar lagi anak mu pulang"

"Biar saja."

Tetap melanjutkan kegiatannya tanpa peduli dengan protes sang istri.

"YAK! Apa yang kalian lakukan eoh"

Suara keras mengusik kegiatan yang sedang di lakukan sepasang suami istri itu.

Menoleh ke sumber suara secara bersamaan, mereka menemukan anak tunggalnya berdiri di hadapan mereka dengan penampilan yang sedikit berbeda dengan tadi pagi.

Menenteng jas mahalnya di tangan kiri, dua kancing teratas kemejanya yang memang sengaja dibuka, dasi yang tadi tersempat rapi di lehernya sudah di lepas entah di mana, dan rambut yang sedikit acak-acakan.
Tapi walau pun begitu, tetap tidak mengurangi pesona pria tampan itu.

Melepaskan pelukannya, dongho mendudukkan diri di kursinya. Di susul daniel dan minki di sisinya.

"Ck, tidak bisahkah kalian melakukan hal itu di tempat lain."

Ucapan itu tak ditanggapi sama sekali oleh dua orang lain nya. Ibunya mengambilkan makanan untuk ayahnya dan juga dirinya. Dengan ayah nya memilih menikmati teh yang sudah di siapkan sebelumnya.

"Dan aku mohon kalian ingat, aku sudah tidak mau memiliki adik di usiaku yang sekarang."

"Uhuk..!" Dongho dengan tidak elitnya tersedak minumannya mendengar ucapan anaknya."

Tuk...

"Aww!" Belaian "sayang" daniel dapat kan dari sendok sayur yang di pegang ibunya.

Fight To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang