Fight to love
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.Tampak dua orang laki-laki kini tengah berada di taman belakang rumah mewah keluarga park. Ya, setelah minki mendapatkan telepon dari seseorang yang ternyata adalah baekhyun yang mengabarkan bahwa jihoon menerima perjodohan itu, minki dengan semangatnya menyeret anak dan suaminya pergi ke kediaman keluarga park.
Dan disinilah daniel sekarang. Duduk berhadapan dengan jihoon dan hanya terpisahkan sebuah meja kecil. Tentu saja ini karena paksaan minki,
'untuk mengakrapkan katanya.'
Cih, apa dia sudah gila. Daniel benar-benar tak habis fikir dengan ibunya.Bagaimana bisa sekarang dia duduk berdua saja dengan jihoon. Tadinya dongpyo ingin ikut, tapi tentunya langsung dihalau oleh nyonya kang. Suasana diantaranya begitu canggung atau lebih pantas jika dikatakan tegang. Keduanya hanya diam dengan kegiatannya masing-masing.
Daniel yang memilih mengedarkan pandangannya ke setiap sudut taman, sedang jihoon yang terus saja menundukkan kepalanya sendari tadi. Tidak tahan dengan kesunyian yang menyelimuti mereka, perlahan jihoon mencoba memberanikan diri mengangkat kepalanya menatap daniel.
"Mm... niel, Apa kabar?"
Jihoon bertanya dengan suara yang begitu lirih dengan nada yang sedikit bergetar. Daniel yang mendengar suara seseorang di depannya mengalihkan pandangannya. Menatap lawan bicaranya dengan tatapan yang begitu datar.
"Kau bicara padaku hon jihoon? Kau bertanya kabar padaku? Apa aku terlihat baik-baik saja?"
Daniel menjawab dengan wajah datarnya.
Sementara jihoon hanya diam menatap daniel dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan."Heh, yah seperti yang kau liat. Aku baik-baik saja."
Daniel berkata dengan menekankan kalimat terakhirnya. Membuat jihoon kembali menundukkan kepalanya. Sungguh, jihoon tidak sangup membalas tatapan datar yang ditunjukkan daniel.
"Maaf..."
Jihoon berkata pelan dengan kepala yang masih tertunduk.
"Ck, lucu sekali kau jihoon. Bukankah kita baru bertemu. Kenapa kau minta maaf padaku? Apa kau punya kesalahan padaku?"
Pertanyaan daniel benar-benar menyayat hati jihoon, sampai akhirnya air mata yang sendari tadi ia tahan menetes juga. Jihoon kembali menguatkan hatinya menatap daniel.
"Maaf niel, Maaf tentang waktu itu. Aku... aku benar-benar minta maaf niel."
Jangan pernah memanggil ku dengan nama itu!! Kau tahu, jika sejak saat itu semuanya sudah berubah?!"
Nada yang tadi terkesan datar kini berubah menjadi begitu tajam. Jihoon hanya bisa mematung menatap daniel dengan pipi yang sudah di basahi oleh air mata. Daniel mengalihkan tatapannya. Entah kenapa hatinya berdesir saat melihat wajah di depannya basah oleh air mata.
"Hahaha... lelucon macam apa ini? Ternyata kau juga menerima perjodohan konyol ini, atau ini memang permintaanmu? Bukankah kau senang 'bermain-main' park jihoon?"
Jihoon menatap tak percaya pada daniel. Bagaimana bisa daniel bicara hal itu pada nya.
"Aku heran, apa yang sudah kau lakukan pada ibu ku sehingga ia begitu ngotot dengan perjodohan ini. Tapi yang harus kau tahu park jihoon, aku dengan sangat terpaksa melakukan ini demi ibu ku. Hanya demi ibu ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight To Love
Fanfiction"Dan jihoon, kenalkan ini daniel." DEG... Jihoon mengangkat kepalanya, menatap keget seseorang yang duduk tepat di depannya, yang menunjukan ekspresi sama dengannya. "KAU?" "K-kau"