Fight to love
.
.
.
.
.Happy reading
.
.Disini aku mau bilang!! Beberapa cast aku ubah yaa, tapi jalannya ngak berubah ko😉 Aku udah sampaikan di prolog silahkan di cek aja:)
Seperti biasanya, dua orang suami istri itu sarapan dalam keheningan. Jihoon terlihat sesekali melirik ke arah daniel yang tak sedikitpun memperhatikannya, sepertinya ia hendak mengatakan sesuatu pada suaminya."Emm... niel..."
Daniel melirik malas ke depan, membuat jihoon menelan ludahnya gugup.
"Boleh hari ini aku pergi? Aku ingin bertemu park woojin sepupuku."
Sebenarnya daniel tidak pernah melarang jihoon untuk melakukan apapun dan juga pergi ke manapun, tapi sebagai 'istri' yang baik, tentu jihoon harus meminta izin suaminya dulu kan?
Meneguk minuman di hadapannya, daniel bangkit dari duduknya. Mengambil jas yang disampirkannya di kursi yang tadi ia duduki. Melangkahkan kakinya tanpa menoleh lagi ke arah jihoon yang masih menatap setiap gerak-gerik daniel. Baru dua langkah daniel berhenti, menjawab pertanyaan jihoon tanpa menolehkan kepalanya.
"Terserah kau mau kemana atau pun melakukan apa. Urus urusan masing-masing, aku tidak akan mencampuri urusanmu dan begitu pun sebaliknya. Karena aku...-."
Daniel menjeda ucapannya.
"Tidak peduli denganmu!"
Tepat setelah kalimat terakhir daniel terucap, setetes liquid bening mengalir dari mata jihoon. Demi tuhan, bukankah daniel tidak berteriak ataupun berkata sinis pada jihoon, tapi satu kalimat dengan nada datar itu benar-benar menyayat hati jihoon.
.
.Jihoon duduk sedirian di cafe milik keluarga hyungseob -sahabatnya- menunggu seseorang yang katanya akan menemuinya di sini. Sendari tadi ia hanya mengaduk minumannya tanpa berniat meminumnya. Pandangan matanya terlihat menerawang dan sedikit berembun. Jihoon mengingat kembali kehidupannya setelah menikah bersama daniel.
Kenapa semuanya terasa begitu sulit?
Sebelumnya, jihoon berharap hubungannya dengan daniel bisa membaik dengan pernikahan mereka. Tapi semuanya tak semudah itu. Bahkan selama ini sikap daniel padanya semakin dingin saja. Yah, walaupun sekarang mereka mulai sedikit saling bicara namun nantinya hanya berakhir dengan meneteskan air mata jihoon. Apa dulu ia memang terlalu dalam menggores hati daniel?Tapi bukankah semuanya harus diperjuangkan. Jihoon yakin, suatu saat daniel akan kembali menerimanya entah kapan itu. Daniel hanya belum siap menerimanya sekarang, itulah yang selalu jihoon tanamkan di fikirannya untuk menghibur dirinya. Ya, jihoon tidak boleh menyerah. Bukankah cinta itu harus di perjuangkan? Cinta? Ya. Jihoon memang mencintai daniel. Mencintai daniel dari "dulu" hingga sekarang.
Jihoon cukup terkejut saat kembali bertemu dengan daniel. Bagaimana daniel yang dulunya begitu ramah dan hangat kini menjadi begitu dingin. Dan jihoon tahu pasti apa penyebabnya. Untuk itulah dia harus berjuang sekarang. Paling tidak ia harus bisa mengembalikan kang daniel menjadi sosok yang ia kenal, sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan daniel, yang kali ini 'mungkin' untuk selamanya.
Lamunan jihoon terputus saat ia merasakan seseorang memeluknya erat dari belakang. "Aku sangat merindukanmu jihoonie sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight To Love
Fanfiction"Dan jihoon, kenalkan ini daniel." DEG... Jihoon mengangkat kepalanya, menatap keget seseorang yang duduk tepat di depannya, yang menunjukan ekspresi sama dengannya. "KAU?" "K-kau"