17.Ending

1.1K 48 11
                                    

Aku ingin menemani Sesil buang air tapi dia menolak.
"Yuk, aku temenin sil!"
"Gak usah Zila aku buang air bentar ya kalian tunggu sini."

Lalu Sesil pergi dan aku menyusulnya karena ingin memastikan dia baik baik saja tapi dia tak tau kalau aku menyusulnya

"Rey aku ikut Sesil gak baik kan sendiri."
"Iya hati-hati."

Aku mendengar suara Sesil dan Jefri bertengkar entah kenapa aku jadi sembunyi di dekat semak semak aku tidak bisa dengar apa yang mereka bicarakan dan tiba tiba Sesil mengeluarkan pisau dari koceknya dan menusuk Jefri berkali kali diperutnya, lalu dia menepikan mayat Jefri dan aku kembali ke tempat Rey seolah olah bersikap tidak tau dan baru saja ingin menceritakan pada Rey, Sesil sudah datang duluan.

"Sesil, Zila sebentar lagi kita sampai waktunya masih 30 menit kita beruntung bisa selamat."
Tiba-tiba Trisa muncul di depan kami.

"Kauu berkhianat, hidupmu tak akan tenang Zila!"
"Trisa aku ... Aku."
Rey langsung ingin menyerang Trisa tapi tak bisa disentuh
"Kalian berdua mundur, kalian tak mengerti ini," ujar Sesil pada kami.
"Hahahah ... ternyata membawa orang juga degan kekuatan mistis."

Mereka berdua bertarung sengit selama 20 menit untungnya Trisa kalah dan pergi tapi Sesil juga melemah, waktu yang kami punya hanya 10 menit untungnya jalan itu sudah dekat.

"Sesil kamu gak apa kan?" tanya Rey pada sesil
"Iya Rey tolong ambilkan daun yang ada di belakang pohon besar itu cepat kita tak punya banyak waktu."
Rey pun pergi dan tinggal aku berdua dengan Sesil dan ternyata dia hanya berpura-pura sakit
"Sesil kamu gak sakit?"
"Aku tau kamu liat aku bunuh Jefri."
"Kenapa? Kenapa kamu bunuh dia?"
"Karena yang bisa keluar dari sini hanya 2 orang aku dan Rey tante menyuruhku membunuh mu dan teman teman kalian yang gak berguna, sekarang tiba waktunya kau menyusul mereka."

Aku menghindar dan bersembunyi di semak dia membawa pisau di tangannya, pisau yang ia gunakan membunuh Jefri.
"Zila keluar cepat aku tau kau bersembunyi di mana."
Dia mendekat ke arah semak dan mengibas pisau itu sehingga perutku tergores, saat dia ingin menusuk aku, Rey datang dan menahan pisau itu.

"Sesil lepas..."
"Rey, kita harus bunuh dia dan kembali berdua gak ada cara lain."
"Aku gak mau ninggalin Zila."
"kalau gitu kamu milih mati."

Sesil berbalik menyerang Rey, dia wanita tapi tenaganya sangat kuat kami berdua bisa dibuat jatuh sekaligus.
Saat itu sesil duduk di atas perut Rey dan bersiap menusuk Rey
"Sesil kita bisa bicara kan baik baik aku saudaramu."

Aku mengambil kayu dan memukul kepala Sesil hingga dia jatuh, Rey lalu bangun
"Zila kamu gak papa?"

Dengan pisau yang digenggam sesil Rey menusuk Sesil sambil berkata, "Maafkan aku."

Kami berdua menuju jalan itu dengan sisa waktu 3 menit dan akhirnya bisa keluar dengan luka luka di tubuh kami, kami langsung menuju rumah Rey dan sesampainya di sana kami tergeletak tak sadarkan diri dan mama Rey Mambawa kami ke rumah sakit, keesokan harinya barulah Rey bercerita dengan mama nya di rumah sakit beberapa hari setelah itu kami pulang dan ke rumah Rey

Saat di dapur aku bicara dengan mama rey

"Tante, Zila tau semuanya ... Tante menyuruh sepupu rey untuk bunuh Zila dan yang lainnya, Zila minta maaf banyak menyusahkan tante dan Rey selama ini, Zila bakalan pergi keluar negeri ke tempat yang jauh supaya gak ketemu Rey lagi, Zila gak akan kasi tau Rey ataupun dendam sama tante anggap aja ini balasan atas perlakuan mama Zila ke tante mohon maafkan mereka dan maafkan Zila, tenang aja tante zila gak akan muncul lagi di kehidupan tante dan Rey."

Tante menangis dan duduk di kaki ku.
"Tante jangan begini."
"Maafkan tante Zila, maaf tante udah salah nilai kamu hanya karena kamu anaknya musuh tante...makasih kamu udah selamatkan Rey dari Sesil."
Ternyata Rey mendengar semua yang kami bicarakan
"Ma..."
Diapun memanggil mamanya.

"Maafkan mama nak, mama egois mama hanya takut kamu kena masalah dan terluka."
"Sekarang masalahnya udah selesai ma, kita bisa hidup tenang sebagai keluarga bertiga," ujar Rey.
"Kalian berdua menikahlah."
"Tante bukannya kami... "
"Maaf Rey mama udah bohong, maaf zila tante bohong masalah itu masalah kalian adalah saudara mohon maafkan mama yang sangat bersalah."

Akhirnya dari kisah ini adalah kami bertiga memang hidup sebagai satu keluarga, aku menikah dengan Rey dan kami pindah ke luar negeri beberapa taun setelah menikah, aku bisa hidup dengan orang yang memberi ku semangat aku hidup dengan pahlawan ku, hanya saja sekarang pahlawan ku ada dua yang satunya bernama Reyzi Gusdin, dari gabungan nama kami berempat agar bisa terus mengenang jasa mereka berdua Agus dan Dini.
Reyzi ini baru berumur 1 tahun😇

Terimakasih bagi yang membaca 😇Maaf masih banyak kesalahan, membuat cerita karena hobi dan mengisi waktu luang 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih bagi yang membaca 😇
Maaf masih banyak kesalahan, membuat cerita karena hobi dan mengisi waktu luang 🙏

Mistis(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang