Psikopat Haus Darah

262 30 4
                                    

(Jangan meniru adegan ini!)

Ia membalas tamparan ibunya.

"Dasar anak kurang aj ... "

Saat ibunya belum selesai bicara ia menyumpal mulut ibunya dengan obat bius sehingga ibunya tergelatak di lantai kamarnya.

Ia mengikat ibunya dan menyekap ibunya di belakang gudang rumahnya sendiri tengah malam itu, ia menyeret ibunya seorang diri sementara sang ayah belum pulang ke rumah.

Ibunya kini ia ikat di sebuah kursi di dalam gudang
"Mama, maaf tiga hari lagi aku harus mengakhiri nyawamu"

Ia pun kembali ke rumah dan tepat ia ingin membuka pintu rumahnya ayahnya datang
"Darimana Rin?"
"Ee ... Itu yah aku ke gudang cari barang lama" ujarnya pada sang ayah
"Oo baiklah, mama mana?
"Gak tau ayah, belum pulang kali. Aku masuk dulu mau tidur"
"Iya Nak"

Dia tertidur pulas sementara ayahnya menunggu ibunya di ruang tamu sepanjang malam.
Ke esokan harinya ayahnya mencari ibunya ke mana-mana dan hendak melapor ke polisi tapi Zerin mencegahnya.

"Ayah sabar dulu kita tunggu sampai besok! Kan kepolisian bisa diproses setelah 2 hari kehilangan"

Ayahnya pun menuruti kata katanya, ayahnya sudah melapor di hari kedua itu dan di malam hari ketiga Zerin menuju gudang seperti biasa ia memberi minum pada ibunya, sebelum membunuh ibunya.

Zerin mendengar suara langkah kaki dari dalam gudang, ibunya yang sudah tak makan 3 hari merasa sangat lemah dan tak mampu mengeluarkan suara.
Dilihatnya dari lobang pintu, ayahnya berjalan menuju gudang ia pun keluar dari sana.
Di depan pintu gudang mereka bicara.

"Aa ... Ayah kenapa ke sini?"
"Ada map berisi berkas kantor Ayah, yang sudah lama ayah simpan di dalam, ayah mau ambil itu"
"Besok saja Ayah"
"Kenapa? Minggir Ayah mau masuk!"
"Hemm ... Oke"

Dia membiarkan ayahnya masuk, saat di dalam sana laki-laki itu melihat istrinya terikat di kursi.

"Sayang" panggilnya pada isitrinya
"Em, em" istrinya menggeliat geliat di kursi

Dan ternyata di belakang suaminya ada anaknya yang tengah membawa sebalok kayu.
Zerin memukul kepala sang ayah hingga pingsan dan mengikat keduanya, nyawa sepasang suami istri itu kini berada di tangan anaknya sendiri.

"Ayah, Mama kalian berdua sangat berjasa dalam hidupku dan kalian akan semakin berjasa jika melengkapi target ku, kini pas sudah 4 orang yang kubunuh."

Dengan bercucur air mata suami istri yang mulutnya di tutup itu tak bisa bicara apa-apa

"Mungkin Ayah dulu, soalnya ayah menggangguku... Maafkan aku Ayah!"
Ia menikam perut ayahnya dan sama seperti Riko, ia memotong satu persatu jari ayahnya dan menampungnya dalam gelas.

Ibunya yang melihat anaknya melakukan itu histeris ketakutan tapi tak bisa berbuat apapun.

Ia menatap ibunya dan berkata
"Mama harus menunggu 3 hari lagi, ibu ingin aku bahagia dan memiliki keluarga sendiri kan... Ini aku sudah melakukannya"
Ia pun meminum gelas berisi darah segar berbau anyir itu.

Ia kembali ke kamar untuk tidur, dia mulai melihat bayangan orang yang telah ia bunuh saat mulai menutup mata.
Dia pun mengonsumsi obat tidur mulai malam itu.

Hari berlalu dan sekarang adalah hari kedua setelah ia membunuh sang ayah dan di hari esok giliran sang ibu.
Malam itu dia bermimpi tentang sosok Riko dan Ana yang ingin membunuhnya.
.
.
.
Ia di kampusnya malam hari, berjalan menyusuri kampus yang sangat gelap.
Di membuka pintu sebuah UKS dan melihat Riko di atas kasur UKS sedang memegang gunting, yang ia lakukan adalah memotong kelima jarinya.
Setelah itu ia menatap ke arah Zerin yang sedang melihatnya.
Riko mulai berdiri dari kasur itu
"Arggghhh" mencoba menghampiri Zerin dengan gunting lalu ia dengan cepat menutup pintunya.
Ia berlari lari sendirian di sekolah saat malam hari entah kenapa ia berhenti di sebuah toilet sekolah.

*Blurbb... blurbb*

Dari lobang kloset ia mendengar suara seperti ikan sedang di dalam air, mengeluarkan gelembung dan sedikit bersuara.
Ia mendekat dan semakin mendekat ke lobang kloset dan tiba-tiba muncul wanita berwajah pucat berambut panjang yang sedikit menutupi wajahnya, kepala wanita itu muncul dari lobang kloset.
Walau rambutnya sedikit tertutup Zerin tau itu wajah Ana.

Walau rambutnya sedikit tertutup Zerin tau itu wajah Ana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waaaaa..."
Ia berlari dan berlari di dalam mimpinya sendiri dan saat terbangun napas nya ngos-ngosan dan dia berkeringat.

Dengan cepat ia menuju gudang dan mengambil pisau.

Ia tak tahan dan membunuh ibunya, wanita itu menjadi semakin gila.
Setelah membunuh ibunya ia menangis.

"Mama ... Mama..."

Lalu dia tertawa
"Hahaha misiku sudah terpenuhi!"

Dia meminum darah ke empat dengan air mata disertai tertawa yang lebar.

"Tunggu! Ini tidak adil ... Mira harus merasakan apa yang kurasakan sekarang. Orang tua ku itu dua orang tapi aku hanya mengambil Boy darinya itu tidak adil"

Zerin ke dukun itu lagi dengan Trisa setelah dia berhasil membunuh 4  nyawa manusia, kini Boy sepenuhnya berada di tangannya.
Lalu ia menggunakan dukun untuk membunuh orang tua Mira dan mencelakai Mira.

Lalu Zerin dan Boy pindah ke kota lain memulai kehidupan baru, tapi arwah arwah yang ia pernah bunuh di masa lalu yaitu Riko dan Ana tak terima dia hidup bahagia dan saat dia sudah mempunyai dua anak arwah Riko dan Ana yang pernah ia bunuh menuntut pembalasan kembali sehingga terjadilah kecelakaan mobil yang sebenarnya bukan murni kecelakaan melainkan pembalasan arwah gentayangan.
.
.
.
.
.

***Jangan pernah bersekutu dengan makhluk gaib untuk hal apa pun dalam hidup baik untuk uang, kekuasaan, cinta dan sebagainya karena pasti berdampak buruk untuk diri sendiri ataupun orang lain dan kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan pada keturunan yang selanjutnya.***

Terima kasih untuk para pembaca semoga bisa mengambil hikmah dari cerita ini dan sukses selalu^^

                                                  Antiznt____

Mistis(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang