13.Kembali Untuk Sesaat

815 44 0
                                    


Hari ketiga ku di sini aku merasa baik-baik saja aku masih menjelajahi desa yang indah ini tapi hari ke empat tiba tiba Dini dan Agus, teman sebangku Rey datang ke sini ke penginapan ku.

*tok...tok...tok*
"Siapa yang datang ya? Pagi pagi lagi."

Aku membuka pintu.
"Zila."
Teriak Dini membuat ku kaget, mereka lalu ku suruh masuk kami duduk di kursi kayu sederhana dan mulai bicara.
"Dini, gimana bisa ke sini?" tanya ku padanya.
"Kemarin sore aku di kasi tau Jefri kamu di sini, aku langsung minta temenin Agus pakai mobilnya ke sini."
"Kenapa emangnya, ada perlu apa sama aku?"
"Zil, kok ngomong nya gitu Rey lagi butuh kamu."
"Kami udah putus," ujarku Judas seperti menyuruh mereka kembali.
"Kalian belum benar benar putus, Rey mau ketemu kamu dari kemarin pagi dia emang udah sadar tapi dia demam tinggi manggil manggil nama kamu."
"Udah ada tante Mira di sana jagain Rey."

Dini menghela nafas panjang dan berdiri dari kursi sambil memegang pinggangnya, Agus hanya terdiam dan memainkan jarinya kadang memainkan kunci mobilnya mendengar kami bicara.

"Gimana kalau aku bilang tante Mira yang suruh kamu nemuin Rey dan rawat Rey."
"Gak mungkin!"
"Tanya aja sama Agus"
"Ehem ... tante Mira emang awalnya ragu buat manggil kamu tapi ngeliat kondisi Rey yang gak mau makan dan demam tinggi aku yakin sebagai ibu dia gak sanggup Zil jadi tante Mira juga yang suruh kami panggil kamu"
sahut Agus.
"Kalian berdua udah susah susah ke sini tapi maaf aku..."
"ZIL"
Ucapan dini yang tegas menyela omongan ku membuat aku kaget sekali lagi.

"Kamu gak kasian sama Rey?dulu dia ditinggal Kasih dan sekarang saat dia bisa bangkit lagi dan nemuin seseorang yang baru yaitu kamu tapi kali ini dia harus ditinggal lagi bahkan sekarang di kondisi kayak gini, aku mohon kalau mau ninggalin setidaknya tunggu dia betul betul sembuh."

Dini keluar dengan membanting pintu setelah itu tinggal aku dan Agus.

"Zila, lebih baik pikirkan untuk balik dulu sekarang, masalah lain diluar itu selesaikan kalau Rey udah sembuh,aku susul Dini dulu," ujar Agus menasehati ku

Mereka hanya tau aku yang meninggalkan Rey tapi mereka tak tau kebenaran bahwa aku dan Rey sedarah, sulit rasanya untuk mencintai orang yang tak bisa dimiliki di sini aku sudah mencoba melupakan tapi keadaan seolah memaksaku untuk tak melupakan.
Aku memutuskan hari ini juga untuk kembali dan menemui Rey kami pergi berempat dengan mobil Agus, ditambah dengan Jefri yang ikut kami kembali juga ke rumah sakit.

Kami sampai di rumah sakit sore hari

"Zila, masuk aja langsung ke ruangan Rey di sana pasti ada tante Mira udah nunggu kamu, aku, Agus, dan Jefri tunggu di luar aja," ucap Dini.
"Tapi aku ragu, temenin aku Din."
"Gak apa apa, masuk aja tante yang nyuruh."

Lalu aku masuk ke ruangan Rey.
"Permisi."
"Hstt."
Di dalam Rey sedang tidur dia terlihat pucat dan lemah dengan kepala yang masih diperban
"Ayo, bicara diluar!"

Aku dan tante lalu pergi ke taman tempat kemarin kami bicara.
"Tante sama Zila mau kemana" tanya Dini saat kami keluar ruangan.
"Dini, terima kasih sudah membawa Zila ke sini.
Agus dan Jefri juga tante ucapkan terima kasih, tante mau bicara bentar di luar sama Zila."
"Iya Tante sama-sama," jawab mereka semua.

............

"Zila, Tante mohon 1 permintaan."
"Iya Tante?"
"Rey kondisi nya sedang buruk tolong rawat dia sampai dia sembuh dia terus terusan mengigau nama kamu."
"Iya Tante, aku mau rawat Rey."
"Rawat dia sebagai abang mu Zila."

Kata kata Tante benar dan tak ada salahnya tapi mendengar itu rasanya perih.

"Iya Tante, aku akan merawat Rey sebagai abang sampai dia benar-benar pulih."
"Ya jagalah abang mu, sini Zila."
Aku mendekat pada tante dan tante memeluk ku
"Walau bagaimana pun kau juga anak ku," ujar tante Mira.

Di sore hari keempat ini aku mulai merawat Rey tiga hari lagi waktunya aku menyembah tanpa sadar sepertinya aku mulai menantikan hal itu entah apa yang ku rasa dan kupikirkan aku seperti terhipnotis dan tak sabar akan hari penyembahan itu.
Aku dan tante masuk ke dalam lagi dan Rey sudah bangun

"Zila..."
Rey ingin berdiri tapi tante mira menahannya aku lalu mendekati Rey.
"Rey jangan banyak gerak"
"Zil, kamu kemana kemarin?"
"Sekarang aku disini, gak kemana mana."

Tiba tiba tante mendapat telpon dia ada urusan dan harus pergi.

"Zila tante nitip Rey, dia belum makan dan minum obat."
"Iya tante, nanti Zila yang jagain Rey."

Tante Mira lalu pergi, aku duduk di kursi dan rey duduk di atas tempat tidurnya.

"Rey maaf gara-gara aku kamu jadi kecelakaan."
"Gak masalah yang jadi masalah kita gak benar benar putuskan?" Rey memegang tanganku dengan erat.
"Gak rey." Aku berdiri dari kursi dan duduk di kasur rey tepat di samping badan Rey.
"Sekarang kamu jangan pikirin apapun kecuali kesehatan kamu." Aku merangkul bahu rey untuk menenangkannya setelah itu aku memberinya makan dan obat, Dini,agus, dan Jefri lalu masuk ke ruangan.

"Rey, cepat sembuh bro sekarang kan udah ada Zila."
Agus bicara dengan Rey sambil menepuk pelan bahu Rey.
"Iya makasih ya Gus," jawab Rey.
"Sama-sama, aku pulang dulu ya."
"Aku juga permisi pulang." sambung Jefri
Agus dan Jefri pamit pulang tinggal kami bertiga di rumah sakit, Rey tertidur lagi mungkin karena efek obat jadi banyak tertidur, sangat pulas.

"Din, Jefri itu sering ke sini ya tadi juga ikut kita."
"Hm ya gitulah."
"Rey udah tau ya Jefri nabrak dia?"
"Iya udah, Zil sebenarnya akhir-akhir ini aku lumayan dekat sama Agus semenjak hari pertama Rey baru kecelakaan dia nemanin aku bahkan sampai mau nemenin aku jemput kamu."
"Kalau gitu kamu suka dia?"
"Eh apaan Zil."
"Oh pantasan dia suka ke sini ternyata ada alasan."
"Mulai nih mulai."
"Hehe kamu gak pulang?"
"Aku disini aja Zil nemenin kamu."

Kami tidur di sofa rumah sakit untungnya sofa itu lumayan luas.

Hari demi hari berlalu dan tibalah hari ke tujuh di mana aku harus menyembah, kondisi Rey saat ini semakin membaik di tambah Agus dan Jefri juga biasnya ke sini menjenguk Rey.

Jam 7 malam itu aku langsung ingin pulang dari rumah sakit di sana ada Agus, Jefri dan Dini, tante Mira masih belum datang ke rumah sakit dan Rey baru saja tidur.
"Dini malam ini aku ada urusan bentar jagain Rey ya."
"Eh mau kemana?"
"Jam 10 aku udah balik ke sini."
Di pintu masuk rumah sakit aku berpapasan dengan tante Mira.

"Zila, mau kemana?"
"Ee ... pulang bentar Tante."
"Hati-hati."

Mistis(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang