1.Zila Rianti

3.7K 93 0
                                    

Nama ku Zila Rianti aku hanya anak biasa yang dalam 1 bulan lagi akan menghadapi Ujian Nasional lalu tamat SMA, aku mempunyai ayah, ibu, dan adik laki-laki.

"Zila."
"Iya Yuni."
"Berangkat sekolah bareng?"
"Iya, boleh."
Aku juga mempunyai Yuni dia adalah sahabat ku sekaligus teman sebangku ku dari sejak awal masuk SMA.
                      
               (Di Sekolah)
"Guys, habis tamat sekolah kalian mau ngapain?"
"Aku mau ke luar negeri ikut ayahku ngurus perusahaan keluarga."
"Aku bakalan kuliah kedokteran."
"Kalau aku guru TK karena anaknya imut-imut."
.
.
.

"Zil, kenapa kamu melamun??" tanya Yuni yang membuatku tersadar dari lamunan.
"Gak Yun, cuman dengar omongan mereka."
"Oo gitu."

Kurasa jika ditanya aku akan bingung menjawab kemana aku setelah tamat sekolah.
Orang tuaku pun tak akan peduli mereka hanya peduli pada diri mereka sendiri.
"Zila pulang Pa, Ma."
.
.
.

"Kamu selingkuh kan Mas!?"
"Terserah ya aku capek."
"Kamu mau alihkan topik?"
"Diammm!!"

"Kakak pusing dek," ujarku menghampiri adikku yang sedang duduk di ruang tamu.
"Biasanya juga gitu kan kak nanti juga balik lagi, santuy kak, tadi mama bilang ada tetangga baru di belakang rumah. Nanti malam pergi acara syukuran rumah barunya," jawab adikku.
"Iya."
Setelah selesai acara kami pulang.
Ternyata yang pindah adalah pasturi yang baru menikah.

       ***Pranggg... Bukk***

"Dasar bajingan, kamu yang mulai."
"Cewek sial, mau aku pukul ha."

Suara tetangga baru itu kedengaran jelas karena mereka tinggal tepat di belakang rumah ku.

Pagi itu mama membangunkan ku di kamar ku dan mengajak keluar untuk merayakan ulang tahun ku tapi entah kenapa hati ku tak tertarik sama sekali untuk ikut.

"Zila bangun nak, selamat ulang tahun ya, mama dan papa ingin mengajak kamu weekend sekalian merayakan ulang tahun mu," kata mama ku.
"Aku gak ikut," jawabku sembari mulai bangun.
"Tapi ini untuk ulang tahun mu."
"Kakak masak gak ikut ayo kak ikut," sambung adiknya yang lewat di depan pintu.
"Kakak lagi gak enak badan Dek."
"Yaudah jangan nyesal ya Nak."

Papa, mama, dan adik ku pergi jalan-jalan dan saat di jalan adik ku saat itu video call dengan aku.

"Hallo kakak!!pasti ini bakal seru loh,kakak pasti nyesal gak ikut, ini papa sm ma... "
"Hei mas awasssss!"
   ***sreeettt... Blar... ***

Keluarga ku mengalami kecelakaan mobil tepat di hari ulang tahun ku.
Selang 2 hari setelah kejadian itu aku tinggal bersama tante ku dia sudah menjanda dan mempunyai seorang anak perempuan seusiaku namanya Kasih.
Sebenarnya jarak rumah tante ke sekolah cukup jauh tapi aku tak bisa tinggal di rumah itu sendiri terlalu banyak kenangan tentang mereka, orang tua dan adik ku.

"Zila selamat datang Nak."
Tante memeluk ku dan menyambutku dengan hangat.
"Iya Tante."
"Kasih kemari! Ajak Zila ke kamar mu ya."
"Iya Ma, Zila ayo ikut! kita sekarang sekamar" sahut Kasih sepupuku yang tiba-tiba muncul.

            ***krik krik krik***
"Kasih, suara jangkrik di sini nyaring sekali ya."
"Iya memang begitu aku sudah terbiasa, Zila kamu yang sabar ya sekarang kamu masih punya aku sama mama," ujar Kasih.
"Iya aku baik-baik aja, tadi yang kamu telpon itu cowok?" tanyaku padanya, aku tadi mendengar sedikit pembicaraannya.
"Iya itu pacar ku namanya Rey dulu SMP kami pernah ketemu lalu pacaran dan setelah SMA dia sekolah di luar negeri tapi sebentar lagi dia ke Indonesia ingin kuliah di sini sama sama aku."
"Wah, bagus dong kalau gitu!" cetusku yang ikut senang.
"Iya aku senang, dia itu orangnya ganteng, tinggi, putih hm ...  dia juga kaya, tapi biasanya aku minder kalau lagi bareng sama dia soalnya dia kayak model."
"Kamu cantik kok Kasih sepadan lah kalau sama dia yang ganteng, boleh aku liat fotonya?"
"Nih," ujarnya sembari menunjukkan sebuah foto polaroid.
"Wah iya manis..."
"Eit jangan naksir ya!... Eh besok malam kita jalan-jalan yuk teman ku ada yang ngajak."
"Kemana?"
"Gak tau Zil ... yang ngajak kita namanya Dini sahabat ku dari dulu."
"Malam ya perginya?"
"Iya, mau ya?"
"Ok Kasih."

      (Keesokan Malamnya)

"Ma, aku sama Zila pergi ya."
"Iya, kalian jangan terlalu malam ya pulangnya," perintah tante.
"Iya Tante," sahutku.
Saat perjalanan pulang pukul 11 malam kami melewati jalan yang memang terkenal sepi di sana tiba-tiba ada 2 pria yang berpakaian hitam menghentikan kami, mereka merampas motor kami.
Kami lalu lari dengan cepat tapi mereka malah menghalangi kami sehingga sulit lari.
Malangnya hanya aku yang berhasil kabur, aku berlari menuju kantor polisi tapi jaraknya cukup jauh dan lama tapi akhirnya aku sampai dan mengadu.
Aku bersama polisi ke tempat tadi tapi hanya ada Kasih yang menangis dengan darah yang mengalir keluar dari kakinya.
Kasih di bawa ke rumah sakit dengan polisi aku pun ikut mendampinginya, lalu sesampai di rumah sakit aku segera memberitahu tante.

Mistis(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang