8.Masa Kelam

1K 60 0
                                    

"Sebelum bercerita tentang 21 tahun lalu jangan panggil aku ibu karena aku jadi merasa tua.
Namaku Trisa, aku dan ibumu dulu kuliah di kampus yang sama kau pasti heran kenapa wajah ku terlihat muda dan aku tak punya anak karena aku memintanya dengan dukun.
Ibu mu Zerin dulu sangat terobsesi dengan ayah mu Boy tapi ayah mu sudah mempunyai calon sendiri, calon istri yang sebulan lagi akan dinikahinya namanya Mira.
Ibumu sangat tak bisa terima hal itu dia bilang pada ku saat di toilet waktu itu."
.
.
.

"Sa aku gak bisa terima, aku gak ikhlas pokoknya dia harus jadi milik ku," keluh ibumu padaku.
"Mau gimana lagi Zerin dia udah jadi milik yang lain, awas aku mau dandan dulu."

"Kami saat itu ada di dekat luar kaca toilet lalu ada teman kami yang menyarankan kami pergi ke dukun kenalannya di sebuah tempat terpencil."

"Aku gak sengaja dengar pembicaraan kalian, bisa bantu kalian aku punya kenalan dukun kalian minta apapun pasti dikabulkan," kata teman kami yang baru keluar dari toilet.

"Aku dan ibumu pergi menemui dukun itu, tempatnya cukup sulit terjangkau tempatnya adalah tepat di hutan ini dan di kerajaan yang baru kita datangi."
.
.
.
.

"Aku tau maksud kedatangan kalian, dasar anak muda pasti tentang cinta," ujar dukun tua itu.
"Dukun, katanya kau bisa memberikan apapun, aku ingin laki laki di foto ini menjadi milik ku seorang." Dengan antusias Zerin memberi foto Boy.
"Bisa tapi setiap keinginan harus dibayar tapi bukan dengan uang, aku sudah banyak uang."
"Lalu dengan apa?" tanya Zerin.
.
.
.
.

"Kau tau apa yang disuruhnya? Dukun itu menyuruh ibu mu membunuh manusia setiap tiga bulan sekali dan meminum darah mereka setengah gelas selama 1 tahun jadi ada 4 nyawa manusia tapi aku dengan baik.hati mempersingkat waktu ibumu hihi. Awalnya aku tak menyangka ibu mu melakukannya tapi itulah kenyataannya ibumu melakukannya.
Dan benar saja ayah mu meninggalkan calonnya dan menikahi ibumu lalu lahirlah kamu Zila."
Aku terkejut mendengar itu, ibuku padahal selalu lembut dan baik padaku bagaimana bisa melakukan ini tapi memang tak bisa dipungkiri bahwa ibu dan ayahku suka bertengkar kini aku tau alasannya karena ibuku menggunakan sihir bukan atas dasar cinta.

"Saat itu aku tak suka melihat wajah ku yang semakin tua aku benci aku ingin abadi hahaha jadi aku ke dukun itu seorang diri kau tau apa yang ku minta? Hehe aku meminta hidup selamanya dan awet muda seperti ini."
.
.
.

"Itu tak mungkin"ujar dukun itu padaku saat pertama kali aku meminta untuk awet muda padanya.
"Pasti dukun bisa, kau kan hebat teman ku saja kemarin bisa."
"Hm...kau tapi harus melakukan sesuatu seumur hidup mu selama 1 minggu sekali dan otomatis kau akan menjadi pengganti ku wahaha."
"Baik apa saja, aku siap asal bisa awet muda selamanya."

"Lalu aku melakukan apa yang dilakukan dukun itu.
Tuan kita yang sekarang adalah anak dari dukun itu dan aku harus melakukan sesajen agar tuan masih tetap hidup dan selama tuan hidup aku bisa menjadi awet muda, kau mau tau kenapa ibumu ikut menyembah juga?
Karena ayah mu hanya akan terpengaruh sihir ibumu sampai 3 tahun saja dan untuk melanjutkan itu dia melakukan sesajen dengan ku agar apa yang menjadi keinginannya terpenuhi semua tapi ibumu sering telat menyembah yah konsekuensinya mungkin ibu dan ayahmu tak harmonis itu kan hanya kau yang tau."

Dari duduknya di gubuk ia berdiri dan berjalan menuju luar gubuk, aku mengikutinya, dia membelakangiku.

"Setelah ini kita akan menyebar luaskan kekuatan mistis ini, kekuatan sesajen.
Tuan kita akan merasa puas kita pun akan senang jika keinginan kita terwujud, kita akan menambah anggota sesajen kita yaitu manusia-manusia yang ingin semua keinginan nya terpenuhi yang haus kekuasaan, tahta, buta karena cinta dan yang lainnya yang tak pernah puas akan hidup mereka yang selalu serakah lagi tamak mereka itulah yang akan bergabung bersama kita berdua."

"Mengapa tidak dihentikan?" tanyaku padanya.

"Jangan coba-coba! Sekarang kau harus melanjutkannya kalau tidak teman dan pacar mu yang menanggungnya, jika ingin mereka sembuh dan bahagia maka lakukanlah bersamaku.
Tuan kita juga memberi kita penjaga yang rupa dan bentuknya berbeda tapi warnanya tetap berwarna hitam, penjaga itu adalah roh penasaran yang telah meninggal penjaga itu yang akan kita sembah, bisa dibilang kita menyembah tuan melalui dia nanti dia yang akan bertemu tuan secara langsung."

Hatiku tentu berkata ini tak benar sama sekali, mengapa ibu melibatkan aku dalam ini? Kenapa Bu, andai ibuku masih hidup ... andai kemarin aku ikut liburan bersama keluargaku ... andai dan andai hidupku berantakan hanya penuh pengandaian.

"Mulai besok kau akan melakukan penyembahan sesajen itu bersama ku, tiap seminggu sekali kita melakukannya dan aku akan pindah ke rumah lama lagi,oh iya satu lagi kau jangan lupa kalau kita hanya boleh menyembah dan mengabdi pada tuan tak boleh pacar hihi."

Aku lalu keluar dari hutan diantar ibu itu dan sampai di rumah aku tak tenang dan seperti di awasi.
Keesokan harinya Rey menjemput ku ke kampus.

"Rey udah sembuh?"
"Iya udah baikan Zil, katanya Dini udah sembuh dan hari ini masuk sekolah," jawab Rey girang.
"Baguslah kalau gitu."
"Benar kata mu Zil, kalau semua bakalan baik-baik aja."
"Iya Rey."
Kata-kata iya yang keluar dari mulutku bukanlah baik-baik saja seperti yang kutampakan.

Sesampainya di kampus Dini sudah sembuh dan terlihat ceria.
Semua kembali normal apakah aku memang harus melakukan hal mistis yang mereka perintahkan? Menyembah dan memberi sesajen?

Mistis(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang