Sepulang sekolah, sesuai janjiku, aku segera berganti pakaian kemudian pergi ke rumah Kira. Kebetulan hari ini tidak ada jadwal kursus bahasa Inggris. Jadi sebenarnya, aku bebas pergi kemana pun hari ini. Tetapi, aku hanya memilih untuk pergi ke sana. Selain karena ada yang ingin aku katakan, kesempatan ini sangat jarang mengingat kesibukan gadis itu sebagai wakil ketua tim karate sekolah.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya to the point. Aku yang baru saja menghempaskan tubuhku di atas sofa langsung menoleh.
"Yang mana?" aku balik bertanya.
"Tadi bukannya kamu sendiri yang bilang gitu? Kamu ternyata masih muda udah pikun ya?" Kira ringan menimpukku dengan bantal sofa. Aku tidak menghindar. Lagipula, sama sekali tidak sakit.
"Whoa, kamu jangan marah dong. Aku kan cuma nggak inget tadi di sekolah mau bilang apa aja," aku membela diri, balas melempar bantal sofa pada Kira. "Aku cuma mau nanya, sepupu kamu itu nggak pernah nelpon ya?'
"Sepupuku banyak tau," ujarnya dengan nada yang tidak bisa kusebut bersahabat. Aku tahu itu. "Maksud kamu yang mana?" Kira mengernyitkan dahi. Ah, itu benar juga. Kenapa aku ini payah sekali bertanya seperti itu?
"Maksudku yang itu, yang pernah dateng waktu kita lagi selidiki kasus. Cowok yang bantuin kamu ngelawan Galang sama anak buahnya pas lagi terdesak. Aduh ... gimana jelasinnya ya? Itu, yang beda umurnya sama kamu cuma sepuluh jam," jelasku. Kira yang tadinya terlihat malas membicarakan ini langsung terlihat antusias.
"Oh, jadi maksud kamu Kaitou?" tanyanya memastikan dangan mata yang sedikit berbinar. Dia bahkan langsung memegangi bahuku hingga hampir terjatuh. Aku hanya bisa geleng-geleng melihat sikapnya yang seperti anak kecil. "Tapi, kenapa kamu nanyain dia?"
"Ergh ... bukan apa-apa sih. Aku cuma mau nanya apa dia pernah ngasi pertujuk yang keliatan seolah nggak berguna kayak dulu?" tanyaku. Aku tidak berbohong. Memang itulah alasan aku mengorbankan hari bebasku untuk datang kemari.
"Yah, dia agak jarang nelpon sih akhir-akhir ini. Katanya, dia lagi fokus belajar supaya bisa masuk University of Tokyo," jelas Kira. Aku menghela napas panjang, habis sudah harapanku.
"Seharusnya, kita juga mulai fokus belajar saperti dia. Bukannya terlibat dalam kasus seperti ini," komentarku dengan sedikit kekecewaan tergantung di kalimat terakhir.
"Kau benar. Tapi yah, beginilah kita sekarang," balas Kira. Sesaat kemudian wajah yang semula terlihat ceria itu mendadak berubah menjadi lesu. Aku memiringkan kepala, sebenarnya ada apa?
"Ah, tidak apa-apa. Bukan hal penting kok," jawabnya cepat sambil tersenyum. Sangat jelas jika itu adalah senyum yang ia paksakan. Mendadak, akulah yang berubah lesu jika mengingat satu hal.
"Kira, apa menurutmu .... Apa Steve mungkin menjadi orang di balik semua ini?" tanyaku. Seperseribu detik kemudian aku sangat menyesal menanyakan hal semacam itu jika sebenarnya sangat takut mendengar jawaban bernada negatif.
"Everything is possible, Mia. Semua orang juga punya kemungkinan menjadi pelaku kriminal. Meskipun terkadang peluangnya hanya satu banding seribu." Aku tidak tahu apa harus merasa lega atau cemas. Pasalnya, itu sama sekali bukan jawaban positif — untuk tidak bilang jawaban negatif.
"Kau mengatakan itu bukan karena kau benci padanya kan?" tanyaku hati-hati. Dalam hati berharap semoga Kira bersedia mengonfirmasi jawabannya. Lebih berharap lagi jika dia memilih untuk percaya pada laki-laki itu.
"Oh, Mia. Apa yang kau pikirkan? Tentu saja aku tidak pernah membencinya. Dia adalah salah satu alasan bagiku untuk tetap aktif latihan karate meskipun beberapa bulan lagi ujian kelulusan," paparnya. Aku menghela napas lega. "Aku hanya ingin mengatakan jika tidak ada yang tidak mungkin," lanjutnya. Semua kelegaan itu menguap, cepat sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] High School of Mystery: Crimson Case
Tajemnica / Thriller[High School of Mystery 2] "Kebenaran harus ditegakkan apa pun resikonya." Kehidupan Kevin dan teman-temannya kembali terusik dengan kehadiran kasus pembunuhan di sekolah mereka. Dimulai dari mayat seorang siswi yang ditemukan tewas kehabisan darah...