Asap yang berasal dari rokok yang berada di tangannya menggelembung di udara, wanita dengan rambut kusut di tengah malam ini terlihat berantakan dengan wajah yang dipenuhi make up yang sudah tak cantik lagi. Dia berdiri di depan hotel berbintang, dan ini sudah menjadi kebiasaannya. Menunggu pelanggan baru. Namun jarang datang pelanggan jika sudah jam tiga pagi.
Dia sebenarnya sudah melayani satu pelanggan hari ini, namun satu pelanggan adalah yang paling sedikit dalam hidupnya. Harus lebih dari tiga, namun ini sudah pagi sekali dan hampir subuh dan dia masih belum menemukan satupun kaum Adam yang datang padanya dengan hasrat yang tak terbendung.
Bahkan rokok di tangannya sudahlah habis dan masih saja belum mendapatka satu manusia yang membutuhkan belaian seorang wanita. Maka saat ini wanita ini menyerah, dia menyerah saja dan dia berjalan masuk ke dalam hotel. Dia memiliki kamarnya sendiri, walau demikian, kamar itu hanyalah kamar milik pelanggan sebelumnya, tanggung jika harus ditinggalkan padahal kamar itu disewa untuk satu hari penuh.
Wanita ini berjalan masuk ke dalam lift, saat dia berada di dalam lift, dan pintu lift akan segera tertutup, kaki seorang pria dengan kacamata di kedua kelopak matanya menahan lift untuk tertutup. Pria dengan kulit putih pucat, tubuh agak jangkung, agak kurus juga, dan bola mata yang hitam serta rambut tebal yang jatuh. Dia masuk ke dalam lift itu dengan wajah yang sedikit cemas.
Ini adalah mangsa bagi wanita ini, namun si pria tak terlihat seperti korban.
"Kau sendiri saja, tampan?" Wanita ini membuka pembicaraan, tapi sama sekali tak dibalas oleh si pria. "Ah, aku bisa menemani kamu, tidak mahal untuk berada di ranjang pria tampan sepertimu."
Ucapan itu kemudian membuat pemuda ini menoleh menatap lekat-lekat si wanita penggoda, matanya tajam dan dia kembali menoleh ke sisi lain. Dia merasa risih berada di sisi wanita ini. Dan akhirnya lift terbuka, si pria keluar, dan si wanita ikut keluar, padahal dia belum sampai di lantai di mana kamarnya berada.
"Hei, kenapa buru-buru begitu? Hmm... Aku bisa membawamu berfantasi bersamaku." Dia berucap sambil menarik lengan si pria.
Dengan sigap si pria menarik lengannya sendiri dan menundukkan pandangannya dengan berkata, "Jauhi aku, tolong, jauhi aku!" Suara pria itu terdengar tegas, namun pandangannya tidak mengarah ke wanita ini.
"Hmm, baiklah, tapi aku akan di sini jika kau butuh seorang pendamping di ranjangmu, manis." Dengan senyum dia merayu, namun pria ini hanya pergi begitu saja. Pria ini berhenti di hadapan pintu kamar bewarna marun, lalu dia masuk ke dalamnya.
Si wanita malam ini melihat, dia menatap, matanya tiba-tiba membelalak besar saat si pria keluar dari sana dengan seorang gadis yang digendongnya. Gadis berpakaian kusut dan acak-acakan dia bawa keluar dari sana. Matanya membulat dan dia berkata, "Oh, ternyata dia punya jalangnya sendiri."
Wanita ini menelan salivanya dan si pria pergi begitu saja. Dia melewati wanita ini namun si wanita tak mau ketinggalan berita atau ingin tahu semuanya.
"Hei, apa dia jalang yang kau miliki, Tuan yang dingin?"
Tak dihiraukan, si pria hanya berjalan begitu saja. Dia menjauh. Namun si wanita yang nakal ini tetap saja berjalan di belakangnya.
"Ada banyak wanita seperti ku di sini, tapi dia terlalu muda untuk itu, dan kau juga sudah cukup tua untuknya, kan?"
Pria ini menghela nafas, dia masuk ke dalam lfit dan gadis yang berpakaian kusut itu juga masih dalam gendongannya.
"Tuan, kenapa kau membawanya pergi saat dia masih terlelep?" Wanita ini menghirup udara yang tak asing keluar dari bau gadis yang berada di pelukan si pria. Dia menghirupnya dan bau itu sama sekali tak asing baginya.
Matanya langsung membulat dan dia berkata, "Ha! Astaga, dia pemakai. Aku tahu betul bau ini." Matanya bulat saat dia menghirup bau yang tak asing itu, lalu kini dia menatap ke arah si pria, dan dia kembali berkata, "aku tahu betul bau apa ini, alkohol, dan obat yang membuat mu teler. Apa Anda juga memakainya, Tuan?"
Kesabaran si pria masih bisa dibendung, dia sama sekali tak mempedulikan wanita yang ada di sampingnya, dan dia hanya menggendong gadis yang berada di tangannya. Pria ini setidaknya berusia tiga puluh satu tahun, dan wanita yang berada di sampingnya juga tidak kurang dan tidak jauh dari angka tiga puluh tahun.
Sedangkan gadis yang digendongnya mungkin masih berusia sembilan belas tahun.
"Ha, sepertinya memang bukan kau pelangganku, kau lebih suka yang muda-muda rupanya," wanita itu mengeluh dan menghela nafas, hingga pintu lift terbuka dan dia kehilangan pria asing yang rupawan ini. Dia pergi begitu saja dengan gadis yang berada di dalam pelukan si pria.
Gadis muda dengan pakaian kusut dan rambut yang berantakan.
Wanita malam yang kurang beruntung malam ini, hanya ada satu pelanggan yang datang padanya, dan dia tidak bisa merayu pria tampan untuk membantunya menikmati malam dan uang kertasnya. Saat dia akan masuk ke dalam kamarnya, ponsel yang berada di antara saku baju seksinya itu berdering, sudahlah ketat bajunya, dipaksa juga masuk ponsel itu.
Dia melihat layar ponselnya dan menatap nama mamanya di sana. Mamanya yang memanggil namun dia tidak peduli, jadi dia matikan saja. Dia melihat pesan notifikasi dan itu dari mamanya yang berkata; "Kemana kau, jam delapan pagi ada acara lamaran adikmu, kalau kau tidak datang jam lima pagi, maka tak usah datang!"
Wanita ini tak membalas pesannya dan hanya masuk ke dalam kamarnya, dia masuk ke dalam sana dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dan terlelap.
Hingga paginya, mata itu terbuka, dia merasa lemas, dan kini meraih ponselnya, di ponselnya sudah jam setengah tujuh, dia mengabaikannya, dan ingin tidur kembali, namun pesan dari adiknya membuatnya tetap terbangun, begini pesannya; "Assalamualaikum Kak, tolong datang ya, hari ini, ini acara lamaran ku Kak, jadi tolong datang."
Wanita dengan rambut yang kusut ini terlihat memonyongkan bibirnya dan dia dengan berat hati berjalan ke kamar mandi dan mandi di sana. Setelah dia mandi, dia membuka tas ranselnya yang di dalamnya ada pakaian yang cukup longgar, dan sebuah kain hijab.
Dia mengambil kain hijab itu beserta rok panjang dan baju lengan panjangnya. Dia mengenakannya dan sekarang wajah dengan kulit kuning langsat yang bersih itu tampak lebih cerah. Setelah itu, dia masukkan pakaian seksinya ke dalam tas dan keluar dari kamar hotel, dia bagaikan memiliki dua kepribadian.
Dia memesan ojek online dan pergi dari sana menuju rumah, sudah hampir jam delapan pagi, oh iya sudah jam delapan pagi.
"Sial, sudah jam delapan! Pak cepetan Pak! Tolong lebih cepat!"
"Sabar Neng, sabar."
Lalu si tukang ojek itu pun mengencangkan laju motornya, sekencang yang ia bisa. Dan saat dia sampai di hadapan pagar rumahnya, dia sudah melihat banyaknya mobil pribadi hitam yang berjejer. Matanya membulat melihat itu. Dia langsung turun dari motor dan membayar tukang ojek dengan cepat.
Kemudian berjalan lincah masuk ke dalam pagar rumahnya, saat dia berjalan dengan lincah, dia bahkan tak bisa melihat ada orang di hadapannya dan dia tanpa sengaja menabrak orang itu.
"Astagfirullah."
Pria itu kemudian menoleh ke arahnya, dan si wanita berjilbab ini mendongak kepada si pria jangkung. Lalu kedua mata mereka, membulat begitu sempurna dan bibir yang saling menganga.
"Apa aku juga harus bilang, astaghfirullah?"
Mata mereka terlihat bulat saling memandang, dan pria ini, menganga tipis dengan mata yang hampir saja keluar, begitu juga dengan si wanita.
Mereka sebenarnya sudah bertemu pada jam tiga pagi sebelum acara lamarannya dimulai. Mereka saling bersitatap. Keduanya bagaikan memegang rahasia masing-masing.
"Astagfirullah, bagaimana bisa, semalam kau setenagh telanjang dan sekarang jadi masya Allah," ucap pria itu sambil menundukkan kepalanya.
"Jaga mulutmu, kau juga memiliki jalang muda semalam."
"Dia adikku, sekarang jaga mulutmu soal adikku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutemu Cinta Dalam Taatmu
Romance"Jika dia tidak mencintaiku sekarang, atau hari ini, maka dia akan mencintaiku besok, jika dia tidak mencintaiku besok maka dia akan mencintaiku, lusa. Atau setelah lusa." Gita Arfinjaya Umar Gita Arfinjaya Umar adalah anak sulung dari seorang dekan...