Pesan Yang Menyasar

1K 186 1K
                                    


Flashback.....
Beberapa hari yang lalu, atau pekan yang lalu, saat Beyazid terlelap di atas sajadahnya, dia tanpa sengaja mengirimkan pesan tentang kerinduan dirinya bukan pada gadis yang dia inginkan, melainkan pada sosok yang lain.
Tanpa Beyazid sadari bahwa dia tidak mengirimkan pesan itu pada Lisa, dia mengirimkan pada sosok yang lainnya. Gadis ini, dia akan terlelap namun notifikasi di ponselnya muncul, sebuah pesan yang berasal dari nomor yang dia tak pernah sangka akan mengiriminya pesan.
Bibirnya menganga tipis saat membaca pesan itu.
"Apa ini?"
Gita bertanya sendiri, dia bertanya-tanya, kenapa pesan itu muncul padanya. Sekali lagi dia mengecek nomor siapa yang dia kirimi, dan ya dia mengatahui bahwa nomor itu adalah milik calon adik iparnya.
"Astaga, apa dia sebodoh ini! Kenapa dia mengirimkan hal bodoh ini padaku!? Yang benar saja!"
Gita langsung berdiri dan menyalakan lampu di kamarnya, lampu yang tadinya redup kini menyala kembali, dia nyalakan dan berpikir kenapa manusia yang satu ini tiba-tiba saja mengirimkan hal aneh padanya.
Terbersit di kepalanya tentang tawaran dari Zigit, dan memang benar bahwa dia merasakan getaran dan degupan hati yang kencang jika mendengar nama Beyazid apalagi saat dia mendapatkan pesan dari pemuda ini.
Dengan hati yang merasa ragu namun dia mantapkan untuk memutuskan bahwa dia akan menghubungi Zigit malam ini juga. Dia mondar mandir, dan menunggu Zigit untuk membalas pesannya, dan mengangkat panggilannya. Zigit yang sedang menunaikan shalat malam cukup tertanggu dengan deringan ponsel yang tiada hentinya berdering.
Saat Zigit bersujud, saat Zigit rukuk, bahkan saat dia duduk diantara dua sujud, melaksanak salam dan yang lainnya, ponsel miliknya tak hentinya berdering. Dia bahkan tak fokus dalam berdoa.

"Astagfirullah, ya Allah. Siapa yang menghubungiku semalam ini," monolognya. Dia menghela nafas berat dan berdiri dari duduknya, dia melipat sajadahnya dan saat dia mengangkat ponselnya, panggilan itu tiba-tiba berhenti.
Dia melihat ada sepuluh panggilan dari Gita. Matanya membulat sempurna saat Gita mengirimkan pesan padanya.
Zigit membalas pesannya; "Kenapa dia mengirimkan pesan aneh padaku?"
Gita pun membalas pesan Zigit; "Ini memang aneh, tapi Beya yang mengirimkan ini. Entah apa yang dia pikirkan, angkat ponselmu dan kita bicara!"
Gita kembali menghubungi Zigit, dan mereka pun berbicara panjang lebar, mereka menceritakan tentang rencana, dan bagaimana dia akan membatalkan rencana pernikahan Beyazid dan juga Lisa. Bahkan saat ini, Zigit mengatakan semuanya pada Gita, tentang apa yang terjadi malam ini, bahwa Beyazid, dan Zigit tertangkap basah, bahkan ayahnya tahu tentang Alya. Mendengar apa yang dikatakan Zigit itu membuat Gita langsung mendapatkan ide baru, tanpa harus memberitahu Zigit apa idenya.
"Nah, katakan padaku, apa balasan kamu, aku menawarkan kebebasanku agar kau menikahi adikku, dan kau? Kau akan membalasku dengan apa?" tanya Gita, dia berbicara dengan pelan agar tak ada yang mendengar, pelan namun tegas.
Begitu juga dengan Zigit, dia berbicara pelan, jangan sampai ada yang mendengar apa yang dia katakan tentunya, akan ada masalah jika ada yang mendengarnya mengatakan hal demikian di dalam kamarnya.
"Pertama-tama, aku ingin tanya, kenapa kau menerima tawaran ini?" tanya Zigit.
"Oh iya, aku terima tawaran ini, karena aku mau masuk ke rumahmu, dan merebut ayahmu dari ibumu, dan aku ingin mendapatkan semua harta warisannya! Menjadi istri kedua itu mungkin menyenangkan dan mendapatkan banyak uang kan? Lagi pula, ayahmu jauh lebih kaya dari ayahku!" Gita, dia terlihat menyeringai di tempatnya berdiri, dia terbahak mengatakan itu, dan telinga Zigit yang mendengar apa yang dikatakan Gita di dalam ponsel membuatnya ingin saja mengnancurkan ponselnya segera.
"Kenapa tidak kau nikahi saja ayahku! Tidak usah banyak drama! Jangan bicara sembarangan, katakan apa yang kau inginkan!" Zigit dengat tegas.
"Berapa harta kamu?" tanya Gita.
"Oh, jadi kau mau uang?"
"Aku sangat mencintai uang! Sekarang katakan, berapa hartamu?"
"Katakan saja, berapa yang kau inginkan?"
Sebenarnya, Gita memang hanya ingin Beyazid, dia hanya ingin Beyazid, namun uang adalah salah satu alasan dia melakukan hal kotor, jadi tentu saja, dia akan meminta uang agar orang tak berpikir bahwa semata-mata Gita melakukan ini karena dia ingin Beyazid, tapi karena dia digiurkan dengan uang yang ditawarkan Zigit.
"Tawarkan aku."
"Seratus juta?"
"Terlalu sedikit."
"Seratus lima puluh juta? Aku bayar setelah aku menikah dengan Lisah?"
"Tiga ratus juta, aku butuh uang yang banyak jika, Beyazid menceraikan aku."
"Aku akan lunasi seratus lima puluhnya saat kakakku menceraikan kamu."
"Baiklah, setuju."
Gita mematikan ponselnya, dia kemudian naik ke atas ranjangnya dan berpikir sejenak, dia memikirkan akan keputusannya. Dan bagaimana dia akan melakukan rencananya. Sekarang dia akan melakukan langkah kedua. Dia akan menargetkan Tuan Besar Yavus.
Dia tidak akan tidur sampai putri kecil Yavus berkata setuju.
Ponsel milik gadis ini berdering, dia tertidur pulas dengan tenangnya. Dan saat ponselnya berdering mata yang tertutup miliknya kian terbuka dengan perlahan, dia mengucek mata miliknya. Dia melihat layar ponselnya, dari nomor yang tak terduga.
"Iya, siapa?" Suara Alya terdengar lemah.
"Aku Gita, kau ingat?" tanyanya.
Mata Alya langsung terbuka lebar.
"Kak Gita?"
"Iya. Kita bertemu di hotel saat Nigel membawa kamu, dan aku juga bertemu dengan kakakmu di malam itu. Aku kakaknya Lisa."
"Iya, iya, aku ingat. Kenapa?"
"Dengarkan baik-baik apa yang aku katakan. Ayah kamu, tahu semuanya."
Tangan yang menggenggam ponsel itu, langsung saja gemetar, dia merasa gemetar akan apa yang didengarnya, dia terkejut, dan merasa takut.
"Apa?"
"Tenang, Alya tenang. Jika ayah kamu bertanya, atau ingin kau menyebut nama, maka sebut nama Nigel Arksan dan namaku, katakan bahwa kau terlibat dengan Nigel Arksan dan aku tahu siapa Nigel Arksan itu. Kau paham?"
Alya terdiam, dia mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan Gita, namun pertanyaannya, bagaimana Gita tahu semua ini?
"Kenapa kau memberi tahu aku?"
"Kau bantu, aku bantu kamu. Tidak usah bertanya banyak. Tapi yakinlah ini. Aku akan menolong kamu."
Panggilan dimatikan, dan Gita cukup menunggu, kapan dia akan dihubungi oleh Tuan Besar Yavus. Dia memang sedikit gila. Penuh adrenalin dan memang cukup handal dalam memanipulasi banyak hal. Gita adalah wanita yang sudah melewati banyak hal, banyak permainan, dan dia tahu cara memainkan perannya ini.
Dia bisa melakukan banyak hal hanya karena dia adalah seorang gadis malam yang sudah hancur. Sekarang dirinya, dengan rencananya, meminta hak untuk mendapatkan kehormatan yang sejatinya. Dia menginginkan Beyazid untuk membawanya ke surga. Menuntunnya untuk menjadi wanita yang terhormat.
Dia baringkan tubuhnya di atas ranjang, dia menarik selemutnya dan tersenyum.
"Tunggu aku suamiku."

Kutemu Cinta Dalam TaatmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang