H 2

1.4K 191 46
                                    

Sepasang sepatu converse tengah membelah sepinya lorong di sebuah gedung fakultas fashion desaign. Rambutnya nampak tergerai indah dengan sebuah pita yang menghiasinya.

Gadis itu mendapat banyak tatapan mata memuja dari lawan jenisnya, banyak yang terpikat melihat kecantikan parasnya. Jiyeon berjalan dengan anggunnya, sesekali tersenyum ke arah mereka. Setelah sampai di kelasnya , ia pun menghembuskan nafasnya.

"Sampai kapan kau terus menutup hatimu seperti ini?" Jiyeon tersentak mendengar ucapan gadis berkucir kuda di sampingnya.

"Sampai aku benar-benar menemukan pangeran kuda putihku."

Gadis berkucir kuda itu mendengus kesal. Ia melirik Jiyeon yang sibuk memainkan ponsel pintarnya.

"Dan pada saat itu usia mu tak lagi muda." Katanya diiringi decakan kesal Jiyeon.

"Terserah kau saja."

"Yakk... Park Jiyeon, asal kau tahu. Kau harus memanfaatkan paras cantikmu itu untuk menemukan pria tampan dan kaya raya."

Jiyeon memutar bola matanya malas, "Kenapa tidak kau saja."

"Yaak kau ini, jika saja kau mendengarkan perkataan ku. Aku jamin, sekarang kau sudah bersanding dengan salah satu CEO muda dan kaya di kota ini." Cerocosnya.

"Terserah kau saja."

🌼🌼🌼🌼🌼


"Kau tidak pergi ke kuliah Taehyung ?" Tanya Myung Ho ketika ia melihat Taehyung tengah bermalas-malasan di ruang tamu dengan televisi yang menyala.

"Tidak... Kuliah hanya akan membuang waktu." Jawabnya yang di hadiahi tatapan tajam Myung Ho. Dengan cepat, Myung Ho melepas sandalnya dan mendaratkannya di bokong Taehyung.

"Katakan sekali lagi bocah nakal." Katanya dengan memukul pantat Taehyung berkali-kali.

"Arrrggghh... Sakit kek... Kakek hentikan."

"Ayo coba katakan sekali lagi."

"Pukul terus saja pantatnya. Dia memang suka bermalas-malasan jika tidak ada kakek." Suara baritone itu menghentikan aksi Myung Ho.

"Yyakk... Kulkas berjalan, kenapa kau gemar sekali berbicara sesuatu yang tidak benar." Gerutu Taehyung kesal.

"Aku berbicara kebenaran kek. Dia sering sekali membolos kuliah." Ucap Sehun tak mau kalah.

Myung Ho menatap Taehyung sengit dan hanya dihadiahi senyuman kotak ala Taehyung.

"Aku bisa jelaskan kek."

"Ku beri waktu kau tiga puluh detik untuk menjelaskannya." Kata Myung Ho sengit.

"Yyakk kakek, beri aku waktu berbicara lebih banyak."

"Tersisa dua puluh lima detik lagi, gunakan kesempatanmu dengan baik anak muda."

Taehyung mendengus kesal, ia melirik sepupunya yang nampak menahan tawa.

"Kuliah bisnis hanya membuang waktu kakek, aku tidak mau bekerja dengan menjalankan bisnis darimu. Serahkan saja semua warisanmu ke Kulkas berjalan itu. Lagi pula, aku akan menjadi penyanyi bersama Jungkook."

Myung Ho menatap Taehyung semakin tajam. Ia mengeratkan genggamannya pada sandal yang siap mendarat di bokong Taehyung.

"Nyawanya sedang tidak penuh kek, jadi dia sedang berimajinasi menjadi seorang penyanyi."

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang