Jiyeon tersenyum dengan indahnya, ia tidak bisa menyembunyikan senyuman manis itu, karena biola barunya.
Ia mendaratkan bokongnya di samping Jieun yang menatapnya heran. "Bahagia sekali, habis menang lotre?"
Jiyeon menggelengkan kepalanya, Jieun begitu penasaran pasalnya jarang sekali Jiyeon pergi ke kampus dengan suasana hati yang cerah, biasanya ia datang dengan wajah datarnya. "Lalu?""Aku mendapat kiriman biola baru semalam."
"Biola impianku." Tambahnya dengan riang.
Jieun menganga tak percaya, "Enak sekali, kau merayu pria ber istri ya!."
Jiyeon menjitak kepala Jieun kesal, "Fitnah."
"Lalu kau mendapatkannya darimana?" Rengek Jieun.
"Entah, mungkin saja aku tidak sengaja menemukan sebuah teko, dan teko itu mengabulkan permintaanku." Jawab Jiyeon acuh.
Bibir Jieun mencebik, "Yang benar saja, di jaman seperti ini kau mempercayai hal itu?"
Jiyeon mengendikkan bahunya, membuat Jieun mengubur rasa penasaran yang melandanya.
.
"Jam sebelas siang Anda mempunyai janji makan siang dengan Kim Jongin, CEO Green Light di salah satu restoran Itali."
Sehun mendengus, "Tidak bisakah kau saja yang menghadirinya?"
Wooyoung terlihat berpikir sejenak, "Apa Sajangnim sakit?"
"Ini adalah pertemuan yang kesekian kali dengannya, Tidak ada sesuatu penting yang dibahas, Kim Jongin benar-benar membuang waktu."
"Tuan Kim sendiri yang mengatakan jika pertemuan ini tidak bisa diwakilkan, jadi Anda harus datang Sajangnim."
Sehun mengurut pangkal hidungnya, helaan nafas keluar dari bibir tipisnya.
"Saya permisi Sajangnim." Wooyoung membungkuk hormat dan segera pergi meninggalkan Sehun yang kembali sibuk dengan berkasnya.
.
.
.
Jiyeon menghirup udara sedalam-dalamnya, senyuman simpul terpatri di bibirnya.
"Cuaca hari ini indah sekali, ice cream tiramisu sepertinya tidak buruk." Jiyeon mengayunkan tungkainya memasuki sebuah caffe yang menjual berbagai jenis ice cream.
Mata Jiyeon berbinar-binar melihat aneka ice cream yang begitu menarik di matanya."Satu tiramisu."
"Cone atau cup?"
"Cone."
"2000 won."
.
Jiyeon menjilat ice creamnya dengan antusias, ice cream ini benar-benar bisa membuat moodnya naik seketika. Jiyeon berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya.
Brukk
Jiyeon melotot kan matanya, ice creamnya mengenai jas seorang pria yang kini nampak menahan amarahnya. Jiyeon dengan ragu mengangkat wajahnya, menatap pria yang ia tabrak.
"Maaf." Cicitnya
Pria di depannya masih enggan berbicara padanya, tatapan pria itu menggelap.
"Apa kau tidak punya mata Nona." Sinis seorang pria berkulit tan yang sedari tadi hanya melongo di belakang pria berkulit putih pucat, Sehun.
Sehun memainkan lidahnya di dinding dalam pipinya. Mengembuskan nafasnya pelan.
"Lepaskan jas mu, aku akan mencucinya." Gumam Jiyeon pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
FantasyLangsung baca. Aku yakin kalian langsung suka :v Highest rank : 01 - Jiyeon 20 Desember 2019