H 14

889 152 52
                                    

VOTE!!! VOTE!!! VOTE!!!

"Bagaimana apa kau sudah memastikan jika paket itu diterima Irene?" Seorang pria dengan jaket hitam berdiri di sebuah rooftop salah satu gedung pencakar langit miliknya dengan senyuman miring yang mengembangkan.

"Saya bisa memastikan itu Tuan."

"Bagus, teror terus perempuan itu. Dan satu lagi, buat ayahnya tertekan karena tidak bisa melunasi hutang-hutangnya."

"Baik Tuan."

Senyuman iblis tercetak membingkai di bibirnya, tatapan setajam pedang yang siap menghunus siapa saja yang melihatnya. Genggamannya menguat pada ponsel tak bersalah yang menjadi korbannya saat ini.

"Kau sudah melangkah terlalu jauh Irene, bersiaplah aku akan membunuhmu perlahan karena kau sudah berani mengambil sesuatu yang berharga dariku."

.

.

.

Jiyeon terlihat begitu sabar menyuapi Taehyung yang kini sudah terlihat membaik. Taehyung menelisik wajah ayu milik Jiyeon yang terlihat sempurna di matanya. Kedua mata itu nampak sexy ditambah lagi bibir cherry berwarna pink alami itu nampak menggoda, sangat menggoda iman Taehyung.

"Ayo buka mulut mu, apa yang kau lihat?"

Taehyung gelagapan, ia kembali membuka mulutnya lebar-lebar.

"Jiyeon."

Jiyeon mendongak, menatap Taehyung dengan raut keheranan.

"Kenapa ? Apa ada yang sakit?"

Taehyung menggelengkan kepalanya keras.

"Apa yang kau lakukan pada bibir mu?"

Jiyeon segera menaruh mangkok yang berisikan bubur buatannya pada lemari kecil di sebelah ranjang Taehyung. Menggosok kasar bibir dengan punggung tangannya, Taehyung segera menghentikan aksi Jiyeon dan melihat bibir Jiyeon yang memerah karena gosokan yang terlalu kasar.

"Kenapa kau menggosoknya seperti itu?" Tanya Taehyung khawatir saat melihat bibir Jiyeon memerah.

"Jelek ya?" Tanya Jiyeon dengan ragu, Taehyung lantas menggeleng tidak setuju.

"Aku menggunakan lip balm hari ini karena bibirku terasa kering." Sambungnya dengan mencebikkan bibirnya lucu.

Taehyung tersenyum lebar mendengar ucapan Jiyeon yang menurutnya begitu polos.

"Tidak bibirmu cantik, aku suka melihatnya."

Blushh

Pipi Jiyeon merona karena menahan malu. Apa-apaan Taehyung ini, bisa-bisanya dia merayu seorang gadis disaat kondisinya seperti ini.

"Sudahlah, makan saja buburmu sendiri."

Taehyung kembali terhibur melihat Jiyeon yang kini berjalan menjauh dari ranjangnya, nampaknya Jiyeon teramat malu sekarang. Lihat saja, ia bahkan menutupi kedua pipinya yang memerah.

"Kau tega sekali Jiyeon." Kekeh Taehyung sembari kembali membaringkan dirinya di ranjang rumah sakit.

Cklek

Sehun mengernyitkan dahinya heran, kenapa Jiyeon dan Taehyung sama-sama terdiam? Apalagi melihat Jiyeon yang terduduk di sofa dengan kakunya. Sebenarnya apa yang telah terjadi diantara mereka?

"Jiyeon kau sudah makan?" Tanya Sehun sembari berjalan ke arah sofa, tempat Jiyeon mendudukkan dirinya.

Sejemang Jiyeon menoleh ke arah Sehun yang entah sejak kapan berada di dalam ruangan.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang