Voteuu!!
Sehun menepis dengan kasar tangan Irene yang mencoba untuk memasukkan sebuah pil ke dalam mulutnya. Dengan gemetar, Irene membalikkan badannya dan betapa terkejutnya ia saat melihat raut sang kekasih memerah padam.
"Apa kau gila, kenapa kau mengonsumsi pil sialan itu Irene!"
Mata mengembun dengan bibir gemetar, isak tangis pecah mendominasi ruangan bercat cream tersebut.
"Sehun-ah, aku bisa jelaskan ini semua."
Oh Sehun mengusap wajahnya kasar, mencoba menekan kembali emosinya yang membuncah.
"Jangan buat aku merasa kecewa padamu untuk yang kesekian kalinya, Irene-ah. Kau tidak perlu obat penenang itu, kau memiliki aku. Lalu apa yang kau takutkan hm?"
Sehun menangkup pipi tirus sang pujaan hati, menempelkan kening satu sama lain dan saling menatap dalam kebisuan.
"Teror itu selalu menghantuiku Sehun-ah, ia bahkan mengancam ku. Aku sangat tertekan Sehun-ah."
Tak kuat lagi menatap obsidian tajam milik Sehun, Irene lebih memilih untuk menundukkan kepalanya sembari mencengkeram erat kemeja yang Sehun kenakan."Aku berjanji akan selalu melindungi mu, Irene-ah."
Kecupan di kening Irene menandakan jika Sehun bersungguh-sungguh dengan apa yang ia katakan, lantas bisakah ia mempercayai Sehun dan akan selalu bergantung padanya?"Sehun, kau adalah satu-satunya rumah yang aku miliki sekarang. Jadi bisakah aku selalu mempercayai mu?"
Sehun kembali mengecup kening Irene tanpa ada sepatah kata yang terucap.
🌼🌼🌼🌼🌼
Jiyeon tengah asik bercanda tawa dengan Jieun, namun seketika langkahnya terhenti saat Jiyeon mengenali sosok lelaki yang tengah memunggunginya dengan memasukkan kedua tangan di dalam celana.
"Taehyung."
Taehyung memutar badannya, tersenyum lembut saat Jiyeon menatapnya dengan raut heran.
"Jiyeon aku pulang dulu." Pamit Jieun yang di balas anggukan Jiyeon.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Helaan nafas kecil keluar dari bibir Taehyung sembari menatap intens Jiyeon.
"Bisakah kau memberitahu ku letak makam kakek? Kau tahu kan, aku bahkan masih belum mengunjunginya sama sekali."
Jiyeon menanggapinya dengan senyuman lembut, mengelus pelan lengan Taehyung.
"Ayo."
...
Taehyung bersimpuh di samping makam kakeknya, air matanya merembes keluar tanpa seijinnya.
"Kakek." Suaranya bergetar menahan akan Isak tangisnya.
Jiyeon merasa sedih manakala dirinya melihat Taehyung selemah ini. Taehyung benar-benar merasa terpukul akan kepergian kakeknya.
Jiyeon merendahkan tubuhnya, ikut berjongkok di samping makam kakek seraya menaruh buket bunga di atas batu nisan sang kakek.
Kepalanya memutar, menatap Taehyung yang kini menangis tanpa suara.
"Tak apa menangis lah sepuasmu Taehyung-ah."
Gadis bermarga Park itu kini mengelus pundak Taehyung seakan memberi kekuatan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
FantasyLangsung baca. Aku yakin kalian langsung suka :v Highest rank : 01 - Jiyeon 20 Desember 2019