H 7

850 155 35
                                    

Hari ini awan amat mengerti suasana hati Jiyeon yang tak sebagus biasanya. Kejadian semalam benar-benar menguras emosinya, ia tidak peduli jika ucapannya kemarin menyakiti Sehun, Jiyeon sudah berada di titik puncak kesabaran.

"Semoga saja aku tidak bertemu lagi dengannya." Jiyeon mengadahkan kepalanya, menatap langit yang mulai menghitam, sepertinya hujan akan turun deras.

"Jangan hujan. Jangan hujan. Jangan hujan." Jiyeon terus merapalkan dua kata itu, berharap roh kata mendengar dan mengabulkan doanya.

Jiyeon menaiki bus yang telah tiba beberapa saat yang lalu, ia pun memilih kursi kosong sebelah jendela. Memasang earphone dan memutar lagu bergenre melow,

Seseorang duduk di sampingnya dan mencabut sebelah earphone Jiyeon, kemudian memakainya.

Jiyeon menolehkan kepalanya ke samping, menatap heran Taehyung yang tiba-tiba sudah duduk di sebelahnya dengan senyuman kotak dan wajah bodohnya. Hubungan mereka bisa dibilang lebih dekat dari sebelumnya. Jiyeon sudah mulai terbiasa dengan Taehyung, ia pun tidak lagi menunjukkan sisi dinginnya pada Taehyung.

"Tumben kau menaiki bus? Dimana motormu?." Tanya Jiyeon.

"Tadi saat di dekat sini aku melihatmu naik bus. Langsung saja aku meninggalkan motorku dan mengikutimu."

Jiyeon terperangah mendengar Taehyung yang berbicara tanpa beban. Woah, makhluk di sampingnya ini benar-benar bebas melakukan apapun yang ia inginkan.

"Dasar penguntit."

"Aku hanya memastikan kau sampai di tempat tujuan dengan selamat."

Jiyeon memutar bola matanya jengah, "Aku bukan anak kecil."

Taehyung menyandarkan kepalanya di kursi, memejamkan matanya.

"Aku tidak bilang begitu."

.

Taehyung melambaikan tangannya ke arah Jiyeon yang berjalan menjauh memasuki area kampusnya.

Memasukan sebelah tangannya ke saku celana masih dengan senyuman manisnya menatap punggung Jiyeon, berjalan mundur tanpa melihat keadaan sekitarnya.

TINN... TINN

BUGH

Tubuh Taehyung terpental jatuh, benturan di kepalanya mengakibatkan darah mengalir dengan derasnya. Taehyung tak bisa menggerakkan tubuhnya karena ia merasa sarafnya telah mati, ia hanya bisa mendengar teriakan Jiyeon yang memanggilnya berulang kali sebelum matanya tertutup rapat.

"TAEHYUNG!!"

🌼🌼🌼🌼🌼


"Kau harus mengganti bajumu, biar aku yang menjaganya di sini." Ucap Jaehyun.

Jiyeon hanya termenung, menatap kedua tangannya yang penuh dengan darah, bau anyir pun ia abaikan. Karena ia masih terngiang-ngiang kejadian tadi yang begitu membuat dirinya sedikit terguncang.

Jaehyun menghela nafasnya, ia pun beranjak dari kursi yang disediakan rumah sakit. Berjalan meninggalkan Jiyeon yang masih sibuk dengan lamunannya.

.

Jaehyun berada di kantin rumah sakit sesekali meniup cup kopinya yang masih mengepul karena panas.

"Tidak bisa dibayangkan, aku menolong rivalku sendiri." Jaehyun mengacak rambutnya gusar.

"JAEHYUN!" Seseorang meneriakinya dengan suara bass nya.

Jaehyun mengernyitkan keningnya, tangan kanan Jaemin terbalut perban.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang