H 4

980 173 39
                                    

"Duduklah Nona Park."

Jiyeon berdehem sejenak, menghilangkan rasa gugup yang melandanya.

"Langsung saja pada intinya."
Jiyeon masih terdiam membisu, menunggu penjelasan pria berbibir tipis itu sembari memainkan jarinya gugup.

"Kau sudah menyelamatkan Irene kemarin, jadi katakan apa yang kau minta."

Jiyeon mengedipkan matanya berulang kali, otaknya dengan lamban mencerna perkataan pria berkulit pucat di depannya, Oh Sehun.

"Begini, manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan untuk saling membantu sesama, jadi-"

"Jadi apa yang kau inginkan? Perhiasan? Uang? Atau liburan ke luar negeri. Kau hanya perlu menyebutkan sesuatu yang kau sukai." Jelasnya dengan entengnya.

Jiyeon meremas rok nya kuat, menyalurkan perasaan kesal yang terpendam di ulu hatinya.

"Tidak bisakah kau mengucapkan terima kasih Tuan?"

Sejemang, suasana mendadak menjadi dingin. Sehun berdehem sejenak sembari melonggarkan dasi yang terasa begitu mencekik lehernya.

"Kenapa, tidak bisa?"

Tantang Jiyeon dengan beraninya, rahang Sehun mengeras. Tangannya mengepal kuat hingga kuku jarinya memutih, gadis di depannya ini nampak begitu berani, ditambah lagi tatapan tajam gadis itu yang menghunus tepat di netranya. Apa gadis ini tidak sadar tengah berhadapan dengan siapa saat ini?

"Kau hanya perlu belajar untuk mengatakan terima kasih kepada orang yang telah menolongmu. Kata maaf untuk orang yang kau sakiti, dan kata tolong jika kau membutuhkan bantuan. Uang mu tidak ada harganya jika dibandingkan dengan ketiga kata itu."

Sehun merasa tertohok mendengar penuturan dari gadis bermarga Park di depannya.

Jiyeon sontak langsung berdiri dan meninggalkan restoran itu tanpa pamit. Sehun hanya terdiam, meredam emosinya.

"Ikuti gadis yang bernama Park Jiyeon, Berikan semua apa yang gadis itu inginkan. Younghoon akan mengirimi mu biodatanya."

Sehun mengakhiri panggilan itu, jarinya mengepal kuat hingga kuku-kukunya memutih, "Sial."

.

Jiyeon berjalan dengan wajah datarnya, sesekali makian keluar dari bibir cherry nya.

"Apa semua orang kaya seperti itu? Tidak bisa mengucapkan terima kasih."

"Tidak semua orang kaya seperti itu." Ucap seseorang di belakangnya.

Jiyeon lantas mengehentikan langkahnya, menoleh ke arah samping.

"Kau lagi." Desis Jiyeon

Pria itu tersenyum dengan lebarnya, "Kim Taehyung, itu namaku Nona."

Jiyeon memutar bola matanya, "Terserah kau."

Dengan lancangnya, Taehyung menautkan jarinya dengan jemari Jiyeon kemudian membawanya paksa tanpa ijin dari sang gadis.
Jiyeon tentu saja menolak, tapi kekuatannya tidak sebesar kekuatan pria itu.

"Satu ice cream banana." Ucap Taehyung kepada penjual ice cream.

"1500 won."

"Bisakah aku meminta satu balon paman? Kekasihku sedang merajuk saat ini."

Jiyeon melotot dan segera menyubit perut Taehyung, pria aneh ini benar-benar menyebalkan, pikirnya.

"Terima kasih." Ucapnya tatkala paman itu memberinya balon secara cuma-cuma.

Taehyung kembali menyeret Jiyeon ke bangku taman yang nampak kosong.

"Cepat habiskan ice creammu." Perintahnya.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang