H 19

578 83 43
                                    

*Dua tahun berlalu*

Angin berhembus kencang, menerbangkan anak rambut seorang pria yang kini terlihat semakin matang dengan proporsi tubuhnya. Kedua mata elangnya tak lagi memancarkan sorot tajam, yang ada hanyalah tatapan kosong akan kehilangan seseorang yang teramat berharga.

Tepat dua tahun semenjak Jiyeon menghilang, pria bernama Oh Sehun hidup dalam balutan kesedihan. Hilangnya gadis itu membawa dampak besar dalam kehidupannya, kenapa Oh Sehun terlambat sekali menyadari perasaannya? Apakah ini karma yang Tuhan berikan padanya karena tak memperlakukan gadis itu dengan baik.

Pasal pernikahan yang diwasiatkan oleh sang kakek hanyalah angan semata. Andai saja Jiyeon masih berada di sampingnya saat ini, mungkin dirinya dan Jiyeon telah menjadi sepasang suami istri. Lebih beruntungnya lagi, mungkin Jiyeon tengah mengandung buah cinta mereka.

"Masih memikirkannya?"

Park Chanyeol, sahabat karibnya datang dengan dua gelas americano di kedua genggamnya.

"Jelas saja Chanyeol-ah. Sehun tengah menyesali perasaannya." Canda Seokjin tanpa pikir panjang.

Pria bermata bulat itu berjalan mendekati meja Sehun sembari menyodorkan satu gelas lain yang ia bawa.

"Kau tidak pernah sekacau ini sebelumnya."

Sedikit tercekat, Sehun mengadahkan kepalanya hanya demi menatap Chanyeol dengan tatapan tanpa minat.

"Kalian akan merasakannya jika kalian berada diposisi ku." Jawab Sehun singkat.

Chanyeol dan Seokjin hanya bertukar pandang, merasa sedikit geli karena baru kali ini mereka melihat sosok lain dari seorang Oh Sehun.

"Ucapanmu tidak berlaku untuk ku, aku tidak sejahat dirimu yang terlambat menyadari perasaan seseorang." Ungkap Seokjin blak-blakan membuat Chanyeol hampir saja meledakkan tawanya.

"Kau tidak bisa mencampurkan lelucon disaat suasana sedang serius seperti ini. Lihatlah, Sehun siap menerkam mu saat ini juga."

Kim Seokjin menyatukan kedua telapak tangannya, memohon ampun ke arah Sehun yang kini tengah menatapnya tajam.

🌼🌼🌼🌼🌼

Ruang latihan menari terasa sunyi, dentuman musik menggema memenuhi ruangan dengan kapasitas sedang tersebut.

Hanya ada seorang pemuda di sana, menggerakkan badannya dengan lihai mengikuti irama musik.

Musik terhenti di menit ke empat, menandakan jika lagu telah usai.

"Dari hari pertama debut hingga sekarang, bisa dibilang kau berkembang paling pesat diantara kami Taehyung-ah." Ucap seorang pemuda dengan mata sipitnya yang baru saja datang dengan menenteng kantong kresek di tangannya.

Kim Taehyung, lelaki itu mengelap keringatnya seraya menetralkan deru nafasnya yang memburu.

"Semenjak kepergiannya, diriku hanya bisa berlatih dan terus berlatih sepanjang hari. Berharap ia dapat melihatku dan menemui ku."

Jimin duduk disebelah Taehyung dengan menyelonjorkan kaki mungilnya.

"Cinta pertama mu ya? Taehyung-ah, hampir tidak ada manusia yang berakhir bahagia dengan cinta pertamanya."

Taehyung mengedikkan bahunya apatis, "Aku akan mematahkan stigma itu, dan membuat cinta pertamaku berhasil."

🌼🌼🌼🌼🌼

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang