7

6.7K 581 14
                                    

“Huee!! Pantatku sakit!!”

Suara ini.. perempuan?

“Hei, menyingkirlah.”

Karena dia berat jadi aku segera menyuruhnya menyingkir. Ah, dari hidungku keluar darah.

Begitu aku berdiri dia diam dan menatapku lalu kemudian dia menyerangku.

“Ukh! Sakit..”

Dia mencekik leherku. Kukunya tiba-tiba menajam, dan giginya bertaring. Dia oni? Tunggu.. wajah ini aku mengenalnya.

“A..dik..ngh... Hentikan..!”

Cengkramannya malah semakin kuat, dan air liurnya mulai menetes di wajahku.

“Aku kakakmu.. sadarlah!”

Dia masih belum sadar.

“..sadar... Kumohon sadarlah dek, tidak seharusnya kau menjadi oni.. maafkan aku.. maafkan aku yang telah gagal menjadi kakak yang baik untukmu..”

Tanpa kusadari air mata mengalir di pipiku. Dia akhirnya berhenti, dan berdiri. Namun aku langsung menghentikannya saat dia akan berjalan.

“Tunggu..”

Dia menoleh saat aku menarik kimononya.

“..Kenapa kamu bisa berubah menjadi Oni?”
“Kamu siapa?”

Ia langsung menatap sinis kepadaku.

“Ini kakakmu.”
“Hah? Maaf aja nih ya aku gapunya kakak banci kaya kamu.”

Huh? Banci? Kulihat dia melihat kepalaku. Aku coba memegang kepalaku. Oh iya.. Shinobu-san memaksaku memakainya tadi sebelum berangkat... Katanya si supaya aku tidak tersesat tapi aku tidak tahu bahwa jepitan ini membuatku terlihat seperti cewek...

Aku langsung melepas jepitannya dan menyimpannya di sakuku. Ah, malunya.

“I-ini hia... AKU DISURUH UNTUK MEMAKAINYA TAHU!”

Kulihat adik terkekeh melihatku. Ugh.

________

Kucoba untuk terus meyakinkannya bahwa kita adalah saudara, tapi dia tetap tidak percaya.

Ah, mungkin dengan cara itu adik akan percaya. Aku pun berdiri sambil membersihkan sedikit debu yang ada di kimono yang kupakai, yah walau masih ada beberapa noda yang tak bisa hilang. Menarik napas dalam, lalu menatap adikku.

“Awas saja nanti, kalau kita berhasil kembali ke dunia kita, JANGAN HARAP kamu bisa memakan eskrim vanilla kesayanganmu itu.”

Kulihat ia terdiam dengan wajah terkejut. Dan ia kemudian langsung memeluk pinggangku dengan erat.

“Kakak, adek mohon jangan makan eskrim  vanila adek lagi donk.. nanti adek bilangin mama nih... Hueee”

Tuh kan, dia langsung percaya. Menangisi sesuatu yang tak ada di dunia kny ini.. siapa lagi kalau bukan adikku?

Saat dia masih terus menangis, aku terpikir sesuatu.

“Hei ayo kita ke tempat oyakata-sama.”

Mendengar ucapanku, adik melepas pelukannya dan menjauh.

“Kau.. tinggal bersama mereka?”
“Iya, kau tahu? Mereka baik loh. Aku yakin mereka dapat menerimamu seperti mereka menerima Nezuko.”

Walau adikku masuk ke pihak oni, aku tidak akan membiarkannya menjadi jahat seperti oni yang lain. Apapun taruhannya, aku akan mencari cara agar adikku dapat hidup dengan aman, dan menjauh dari oni.

“Ayo ikut aku!”

Saat aku hendak menarik tangannya ia langsung menepisnya begitu saja.

“Aku tidak bisa, aku sudah memakan manusia, bahkan kau hampir menjadi santapanku tadi. Aku tidak ingin menyakitimu tapi aku ingin terus bersamamu. Aku rindu kebersamaan kita dulu waktu masih kecil, sampai sekarang aku bingung kenapa kita menjauh seakan ada dinding yang membatasi kita. Aku.. seorang hikikomori.”

Dia meneteskan air mata di depanku. Langsung kupeluk dirinya dengan erat. Aku pun.. tak ingin berpisah lagi dengannya. Aku tak ingin melepaskan adikku, aku tak ingin dia kembali ke tempat para oni.

Tiba-tiba ia mengeratkan pelukannya dan berbisik padaku,

“Besok temui aku di bukit.”

Ia langsung membuat awan lalu pergi dengan sangat cepat serta ada pedang yang jatuh tiba-tiba di depanku.

Untung saja aku tidak terkena pedang itu. Kurasa jantungku akan berhenti tadi.

“Are~? Tidak kena ya~?”
“Shinobu-san..”
“(M/n)-kun! Apa kau baik-baik saja?”

Shinobu-san langsung mendekat dan mengecek seluruh bagian tubuhku.

“Aku akan mengejar oninya dulu, kau tunggu disini ya~!”
“Tidak usah! La-lagipula dia sudah jauh. Nanti akan bahaya jika dia memanggil temannya yang lain.. ukh...”

Kurasakan sakit di bagian tubuhku.

“(M/n)-kun! Lehermu keluar darah! Oni tadi pasti mencekikmu ya? Berbaringlah biar kuberi pertolongan pertama dulu.”

Aku berbaring sesuai perintah Shinobu-san. Kulihat dia menyuntikkan cairan kepadaku. Aku langsung merasa baikan. Shinobu-san memang dokter terbaik.

Dia lalu memasangkan perban di leherku dan di luka-lukaku yang lainnya.

“Yosh! Sudah selesai~ mari kita kembali, apa kau bisa berjalan?”
“Ya, aku bisa.”
“Kalau begitu ayo?”

Shinobu-san mengulurkan tangannya lalu aku pun menggapainya.

“(M/n)-kun ternyata cukup ringan ya, hehe~”
“Uh..”

Saat aku mulai berjalan Shinobu-san menghentikanku.

“Tunggu (M/n)-kun.”
“I-iya?”

Dia menatapku dengan wajah sinis.

“Kemana jepit yang kuberikan untukmu~?”

Kukira ada apa, ternyata dia hanya menanyakan jepitan kupu-kupu itu.

“Ada di saku--”

Shinobu-san langsung merogoh sakuku dan memasang kembali kedua jepit kupu-kupu itu.

“Yosh! Hehe~”
“Shinobu-san.. kau tau aku ini laki-laki.. bukan perempuan kan?
“Tentu saja~”
“Kalau kau tau kenapa kau memakainya jepit ini padaku?”
“Tentu saja karena kau terlihat imut memakainya!”
“...”

Sudahlah, aku akan menurut padanya.

Kami pun pulang, sesampainya di kediaman Shinobu-san aku disuruh membersihkan diri dan beristirahat.

________________________

[END] Kimetsu no Hikikomori || Boy versionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang