10

5.5K 454 27
                                    

“(M/n).”
“Ngh.. aku masih ngantuk..”
“Setidaknya minumlah dulu obatmu.”
“Aku tidak sakit.. ugh..!”

Ketika aku mencoba duduk aku merasakan sakit di seluruh tubuhku. Alhasil aku kembali berbaring di tempat tidurku.

“Maaf.”

Aku menoleh ke sumber suara. Giyu-san menatapku dengan raut wajah menyesal. Dia mengelus kepalaku perlahan.

“Minum obatmu lalu beristirahatlah kembali ya?”
“Um, tapi aku tak bisa duduk..”
“Aku akan membantumu.”

Dia mengambil obat di meja beserta air putih. Dia memasukkan obat ke mulutku,
kemudian ia meminum air putih dan meminumkan air tersebut ke mulutku.

“Mmn..”

Aku langsung menelan air yang diberikan Giyu-san.

“Apa kau masih ingin minum?”
“Hm.. tidak.”

Aku kemudian berbalik arah dan memejamkan mataku untuk beristirahat lagi. Aku belum ingin berbicara kepadanya.

___________

Begitu aku membuka mataku, aku merasakan ada tangan yang memegang erat tanganku. Dia tertidur. Yah, aku tidak heran karena hari sudah gelap. Dan sepertinya ia terus berjaga sejak aku pingsan?

“Giyu-san.”
“Hn..”

Aku menepuk pelan kepalanya namun dia masih belum terbangun. Seandainya aku memegang smartphone ku saat ini pasti aku sudah mengambil foto tidurnya saat ini. Dia ternyata menjadi imut saat tidur.

Aku tetap tiduran di tempat tidur, karena aku masih belum bisa bangun. Jadi aku hanya mengelus kepala Giyu-san untuk menghabiskan waktu. Aku mengelus kepalanya bukan karena ingin merasakan kelembutan rambutnya, tapi hanya karena aku bosan.

Saat aku mengangkat sedikit rambutnya, dapat kulihat wajah tenangnya yang tampan. Tapi setelah diamati baik-baik ternyata ada bekas tangan di pipinya.

“Pfft–”

Apa seseorang menamparnya? Aku tak bisa membayangkannya, itu terlalu lucu.

Saat mulai mengantuk lagi, aku pun tidur kembali.

_____________________

“...dengar! Jangan berani kau melakukan sesuatu pada (M/n)-kun lagi! Atau aku akan melaporkannya pada Oyakata-sama! Yah, mungkin saja beliau sudah tahu... tapi anggota pilar yang lain sepertinya belum.”
“Ya– Baik.”
“Ara~ (M/n)-kun~! Bagaimana kondisimu sekarang? Apa sudah baikan?”

Aku mencoba untuk duduk, dan aku bisa melakukannya tanpa merasakan sakit.

“Ya, aku sudah tidak merasa sakit lagi. Terimakasih Shinobu-san.”
“Ya, ya~ senang melihatmu sehat kembali~ maaf ya~ saat aku tidak ada dia berbuat sesuatu padamu ya?”
“Tidak.. aku yang salah..”
“Tidak! Tomioka-san lah yang bersalah! (M/n)-kun tidak salah apa-apa.”

Tapi itu karena aku diam-diam pergi ke bukit malam itu..

“Iya, itu salahku. Maaf.”
“Ti-tidak apa-apa..”
“Tapi (M/n)-kun~ aku akan tetap memberimu hukuman lagi karena kali ini kau pergi diam-diam saat malam.. ke bukit ya? Tapi hal itu akan kulakukan besok, hari ini kau istirahat saja oke?”
“Baik Shinobu-san..”

Shinobu-san kemudian pergi dari ruangan, meninggalkanku dengan Giyu-san.

“Tenang saja aku tidak akan melakukan apapun padamu.”
“...”

Kurasa dia pernah mengatakan itu padaku di restoran.. tapi dia tetap melakukan hal ecchi di sana denganku. Yah aku juga salah karena tidak menolaknya. Bagaimana aku bisa menolak jika sudah merasakan nikmat?!

“Giyu-san aku haus.”
“Ini.”
“Terimakasih.”

Aku kemudian minum dan menyerahkan gelas kosong kepada Giyu-san.

“Aku lapar.”
“Tunggu sebentar.”
“Ya.”

Oh, dia ternyata melakukan apa yang kuminta..

Lucu juga melihatnya terburu-buru haha.

“(M/n), ini.”

Dia duduk kemudian mengambil sendok dan,

“Aaa..”
“Aahm..”

Tak kusangka dia menyuapiku juga. Dia terlihat seperti pelayan pribadiku. Aku pun terus menerima suapannya sampai makanan yang dibawakannya habis. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.

Pilar yang menjadi pelayan, ahaha mungkin akan menjadi cerita yang lucu.

“Terimakasih, makanannya enak.”
“Ya, ini minum dulu.”

Setelah aku minum Giyu-san memberi obat kepadaku dan ia pergi sambil membawa mangkok kotor.

Tak lama kemudian ia kembali dan duduk kembali. Apa dia tidak pegal duduk di situ seharian..

“Omong-omong, Giyu-san apa kau tidak pergi bekerja..?”
“Sekarang aku sedang bekerja.”
“Tapi yang kulihat kau hanya duduk diam, dan merawatku.. seperti pelayan pribadiku...”
“Itu pekerjaanku, untuk menjaga, merawat, dan melindungimu.”

Wajahku pun memerah saat ia berkata seperti itu. Aku pun langsung memalingkan wajahku darinya.

“Bu-bukankah pekerjaanmu membasmi iblis? Yang kau lakukan disini hanya menghabiskan waktumu.”
“Aku sedang cuti. Lagipula waktu bersamamu itu tidak sia-sia, tapi berharga.”
“Aah, sudahlah..”

Aku tidak tahan dengan Giyu-san yang sedang mode seperti ini.

Bagaimana bisa dia mengucapkan kalimat manis dengan wajah datarnya itu?

________________________

“Ini sudah sore, bukankah kau harus segera kembali Giyu-san?”
“Tidak, aku akan kembali saat kau sudah sembuh total.”
“Tapi kau masih jatuh saat mencoba berjalan tadi.”

Yang dikatakannya memang benar. Tubuhku sudah tidak sakit, tapi kakiku rasanya mati rasa jadi sulit untuk berjalan. Alhasil aku berbaring kembali di tempat tidur ini. Aku sudah bisa duduk, tapi mungkin baru bisa berjalan besok.

[END] Kimetsu no Hikikomori || Boy versionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang