11

4.7K 455 48
                                    

Hari ini akhirnya datang. Aku kini sedang duduk di lantai sambil menunduk. Mendengar ceramah dari sang pilar serangga, Shinobu Kocho. Juga sambil menunggu hukuman yang akan diberikannya..

“Um.. ano--”
“Diam!”
“Baik..”

Shinobu-san tidak kunjung memberitahuku apa hukumanku. Padahal kakiku sekarang sudah sampai kesemutan.

Dia terus jalan kesana kemari sambil tersenyum. Tak lupa dia juga memegang nichirinnya, yang membuatku takut apabila dia tiba-tiba menusukku dan memberi racun ke dalam tubuhku...

“Yosh! Sudah kutentukan!”

Shinobu-san berhenti di depanku dan menunduk sambil menatapku.

“Mulai hari ini kau tinggal dengan Tomioka-san!”
“E-eh tu--”
“Kau tidak bisa menolaknya~ hanya sehari saja! Jika kau bersikap baik maka aku akan membawamu kembali kesini.”

Satu hari... Bersama Giyuu-san?

“Baiklah...”
“Cepatlah berangkat, Tomioka-san sudah menunggumu~ Hati-hati~”
“Barang-barangku--”
“Tomioka-san sudah membawanya~”

Shinobu-san langsung mengusirku. Dan kini aku berada di dekat pintu gerbang kediaman Kocho. Disana ada pria tampan-- ehem, Giyuu-san yang sedang menungguku?

“Oh, kau sudah selesai berbicara dengan Kocho?”
“Iya..”
“Begitu ya, kalau begitu ayo.”
“Kemana?”
“Tempat Tinggalku.”

Aku hanya terus mengikutinya dari belakang sambil menyusuri hutan. Sesekali saat aku tertinggal dia mundur beberapa langkah. Rasanya memalukan, berjalan saja lambat...

“Apa kau kelelahan? Aku bisa membawamu sekarang juga jika kau kelelahan.”
“Tidak apa-apa kok. Aku tidak ingin merepotkanmu lebih dari ini.. uwaa--”
“Siapa bilang kau merepotkanku?”

Giyuu-san menggendongku ala bridal style. Membuat bagian bawah kimonoku terbuka sedikit dan menampakkan kulitku. Kulihat mata Giyuu-san menatap bagian kakiku yang terlihat.

“Tubuhmu indah jadi aku tidak ingin kau terluka saat berjalan di hutan.”
“..berisik.”
“Apa?”
“Bukan apa-apa..”

Aku memalingkan wajahku, uh, perasaan ini muncul lagi, aku rasanya mau mati karena malu. Aku perlahan memejamkan mataku.

______________

Beberapa saat kemudian, aku merasakan sesuatu yang empuk dan hangat.

“Hn..”

Saat kubuka mataku dapat kulihat sebuah ruangan asing yang belum pernah kulihat sebelumnya. Dan aku tidur di sebuah futon, tak lupa ada selimut yang membuatku merasa hangat.

“Ah, kau sudah bangun. Ini sudah siang apa kau mau makan siang dulu?”

Aku mengangguk sambil menggenggam selimut yang kupakai.

“Tunggu disini.”

Dia pergi.

Sambil menunggunya mungkin aku akan mencari sesuatu di kamar ini?

Aku berdiri dan merapikan futon yang kupakai beserta selimutnya. Kulipas sambil mencari sesuatu barangkali seorang Giyuu-san memiliki buku porno pfft.

Tapi hasilnya nihil, tak ada apapun di sekitar futon. Jadi aku mencari di tempat lainnya. Di dinding ada hiasan kaligrafi dan di atas meja ada bunga hiasan dan bonsai.

Dan akhirnya kutemukan sesuatu yang mencurigakan. Sebuah kotak berukuran sedang di pojok. Aku mengangkatnya dan mencoba menggoyangkannya untuk menebak isinya. Tidak bersuara, dan tidak terlalu berat. Sepertinya kotak ini kosong.

“Membosankan..”
“Apa yang membosankan?”

Aku terkejut saat medengar suaranya. Membuat kotak yang sedang kupegang terjatuh. Kotak yang jatuh itu terbuka dan ada banyak barang yang keluar dari kotak.

“Ah.”

Ketika aku hendak melihat apa benda yang jatuh tangan Giyuu-san memegang tanganku.

“Biarkan saja, kau makanlah.”
“Apa itu?”
“Barang penting.”
“Oh, baiklah..”

Aku pun menurutinya dan duduk dekat meja yang entah kapan sudah tertata rapi dengan bantalan duduk. Ada lilin aroma dan bunga sebagai hiasan juga.

Lah? Ini kapan dipasangnya? Untuk apa pula makan ditambah ini.... Memangnya bulan madu–

Chotto matte*. Shinobu-san menyuruhku ke rumah Giyuu-san. Dan disini pun aku berdua dengan Giyuu-san. Ini mah bukan hukuman tapi... Ehm. Tidak, tidak, aku tidak mengharapkan hal itu. Aku harus melupakannya.

Ittadakimasu*.

Aku mulai makan perlahan sambil melihat Giyuu-san. Ia membawa kotak hitam itu keluar dari ruangan ini. Ugh, aku penasaran dengan isinya.

Beberapa saat kemudian, Giyuu-san kembali sambil membawa teko kecil dan gelas. Ia duduk lalu menuangkan isi teko ke gelas. Teh hijau ya?

“Minumlah.”
“..terimakasih.”

Aku menerima gelas yang ia berikan. Aku meminum teh hijau ini pelan-pelan sambil melirik ke Giyuu-san.

“Apa kau ingin berlatih?”
“...Ya..”

Jawabku lirih sambil memutar gelas yang sudah kosong di tanganku.

“Ayo mulai.”
“Hm? Apa–”

Tiba-tiba tubuhku di dorong ke lantai. Gelas yang kupegang kini berada di tangan Giyuu-san yang berada di atasku sembari memegang erat kedua tanganku di atas kepalaku.

“Latihan pertahanan diri. Untuk berjaga-jaga. Apa yang akan kau lakukan jika musuh mencegat atau menangkapmu seperti ini? Apa langkah yang tepat? Bayangkan kau ada di keadaan hidup dan mati.”
“Ugh..!”

Aku berusaha sekuat tenaga namun masih belum bisa melepaskan diri darinya.

“Haa.. haah...”
“Kenapa?”
“Aku..”

Giyuu-san masih menungguku menyelesaikan kalimatku tanpa melemaskan pegangannya di tanganku. Mungkin aku harus mencoba saran Shinobu-san...

“Aku.. suka padamu.”

Seketika kurasakan tenaga tangannya yang menggenggam tanganku melemas langsung kudorong dia dan kini aku akan berada di atasnya.

Posisi ini kan–

“..apa benar?”
“Ha?”
“Yang kau katakan barusan.”
“Itu...”

Apa yang harus kujawab?

Tangannya perlahan menarik kepalaku untuk mendekati wajahnya. Dan kemudian kami berciuman. Ketika aku menarik napas dia memasukkan lidahnya, memperdalam ciuman kita. Beberapa saat kemudian kami pun menyudahinya.

“Sepertinya aku sudah tau jawabannya, hm.”
“Uh..”

Dia tersenyum.

“Aku akan menyiapkan makan malam.”

Aku berdiri dan mempersilakannya pergi.

Sudahlah, kujalani saja.

___________________________________________

*Chotto matte : tunggu dulu
*Ittadakimasu : selamat makan

Extra :

Giyuu di dapur sambil memasak.

‘Dia membuatku ingin menyerangnya malam ini.’

___________________________________________

Author's note : saya minta vote dan commentnya, follow sekalian skuy, mana suara kalian yang mau lemon? Or romance aja?

Punten, baru up lagi

[END] Kimetsu no Hikikomori || Boy versionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang