13

4.4K 318 18
                                    

(Author's POV)

Ketika (M/n) diam-diam keluar dan menuju tempat pertemuannya dengan si adik, ada dua sosok bayangan yang mengikuti tanpa ia sadari.

Sampai tempat tujuan, kedua sosok tersebut mulai berhati-hati agar tidak ketahuan. Karena indra penciuman Oni sangat tajam.

[(M/n) POV]

“Kau kenapa? Apa kau sedang sakit?” tanyaku khawatir sambil menyentuh dahinya, “Ah maaf aku lupa, aku sudah tidak bisa membandingkan suhu tubuh kita seperti dulu lagi.”

Entah kenapa rasanya tidak nyaman. Aku merasa diawasi, pertemuan kami terasa sangat berbeda dengan yang sebelumnya. Hawanya.. membuatku ingin segera membawa adik pergi dari sini.

“Dulu? Apa kau masih ingat momen kebersamaan kita dulu?”

Ia memegang tanganku dan meletakkannya di dadanya. Jantungnya.. sudah tidak berdetak. Dan tangannya terasa begitu dingin, tapi aku merasakan kehangatan di dalamnya.

Setelahnya dia memelukku dengan erat. Dan di momen itu juga kami berpisah–

***

“(M/n)-kun? Apa kau baik-baik saja?”
“Aku tidak terluka..”
“Syukurlah~!”

Tiba-tiba saja saat aku berlari Shinobu-san menangkapku untuk melindungiku dari Oni yang kini sedang melindungi.. adik? Aku benci iblis tapi mungkin aku harus berterimakasih padanya karena jika dia tidak bertindak maka nyawa adikku mungkin sudah pergi dari tubuhnya karena tebasan pedang Shinobu-san.

“Ara ara~ sepertinya kita memiliki rencana yang sama~”
“Kochou, kau urus iblis itu dan segera bawa (M/n) kembali.”
“Tanpa kau suruh pun aku akan melakukannya, Tomioka-san!”

Giyuu-san.. dia melindungiku dari belakang, dan kini sedang bertarung melawan iblis lainnya. Pertarungan berlangsung dengan sangat sengit. Tidak ada yang mau mengalah dan menyerah satu sama lain.

“Pernafasan air...”
“–(M/n)-kun! Cepat mundur!”
“Ba-baik!”

Ternyata Oni yang dilawan Shinobu-san mulai menyerang juga, kekuatannya bukan main. Aku berlari dan berdiri di dekat pohon bersama dengan salah satu bawahan Shinobu-san. Sesekali aku melirik ke arah Giyuu-san yang masih bertarung. Aku senang dia melindungiku tapi aku juga tidak ingin melihatnya terluka karena diriku.

Aku tak melihat sosok adikku, dimana dia? Aku sangat kesal karena tidak bisa melakukan apa-apa untuk adikku, Shinobu-san, bahkan Giyuu-san. Aku hanya menjadi beban, senjataku pun tak kubawa. Aku hanya bisa diam dan melihat.

“Tuhan.. tolong.. semoga mereka baik-baik saja.. aku tidak ingin mereka terluka karena diriku..!”

“Kakak!”

Aku mendengar panggilan adik saat sedang mengepalkan tanganku sambil menundukkan kepalaku untuk berdoa.

“Apa yang kau lakukan! Cepat lari–”

Giyuu-san langsung menuju kesini setelah adik mendekatiku, namun dibelakangnya ada iblis yang mengikutinya.

“Berhenti–!”

Aku melompat dan memeluk adikku sehingga kami terjatuh di tanah.

“Ukh!”

Rasa sakit tiba-tiba menyebar ke seluruh tubuhku. Ada sesuatu yang menusuk punggungku. Tapi bukan nichirin milik Giyuu-san namun senjata Oni yang dilawannya..

“Haa.. Syukurlah.. aku senang kau baik-baik saja.”

Adik segera meletakkan kepalaku di pangkuannya. Samar-samar aku bisa melihat Giyuu-san yang terdiam sambil memegang nichirinnya, menatapku dengan raut terkejut.

‘Giyuu-san.. sepertinya aku sudah tidak bisa bersamamu lebih lama lagi ya?’

“Kakak! Bukalah matamu! Bertahanlah!”

Suara adik.. dasar.. dia menangis lagi. Dasar cengeng. Aku tersenyum dan memegang pipinya. Dan kesadaranku pun hilang sepenuhnya, ingatan-ingatan yang kumiliki dapat kulihat. Begitu banyak yang sudah kulakukan sejak datang ke dunia ini. Setelah akhirnya menemukan orang yang kucintai, aku mati ya?

(Giyuu's POV)

“Tidak.. ini tidak mungkin...”

(M/n). (M/n). Kenapa kau hanya diam saja berbaring disitu? Kemarilah, berbicaralah padaku. Berceritalah lebih banyak tentang dirimu.. aku bahkan belum tau semua tentang dirimu, dan kau pergi begitu saja?

“Tomioka-san!”

Teriakan Kochou menyadarkanku. Dia datang lalu menusuk gadis Oni yang menangisi (M/n). Kenapa dia menangis? Padahal aku disini yang sangat merasa kehilangan orang yang kucintai. Setelah menemukannya kenapa dia harus pergi begitu cepat?

“(M/n)..”

***
[(M/n) POV]

Flashback

“(M/n)! Kemarilah!”
“Papa? Ada apa?”
“Ini untukmu!”
“Eh ini...”

Setelah merayakan ulang tahun kami yang ke-5 Papa memanggilku saat adik sedang berbelanja dengan Mama.

“Robot baru! Uwaaah terimakasih Papa!”
“Sama-sama!”
“Tapi kenapa? Kenapa Papa tau aku ingin ini?”
“Rahasia! Nanti kalau adik pulang mainlah bersamanya ya! Ini hadiah khusus dari Papa karena (M/n) sudah jadi anak baik, dan kakak yang baik! Haha.”
“(M/n) sayang Papa! Hehe.”

Papa.. Mama.. Adik...

Maafkan aku...

Flashback end

“Bangunlah! Kakak!!”
“Eh? Adik.. ini...”
“Kita kembali!”

Kami saling berpelukan, masih belum percaya dengan apa yang baru saja terjadi pada kita. Aku merasa bahuku mulai basah karena air mata adik. Aku hanya tersenyum haru.

Mimpi atau bukan, perasaan yang ada di hatiku ini terasa nyata. Giyuu-san, apa yang ia lakukan sekarang? Apa dia melupakanku? Atau dia bersedih karena kepergianku?

“Hiks.. Huee... Kakak..”

Aku melepaskan pelukanku dengan adik lalu berdiri dan menuju pintu.

“Siapa yang cepat dia yang dapat eskrim vanilla terakhir!”
“Kakak curang!”
“Ahahaha!”

Sudah lama sekali aku tak melakukan ini.. yah eskrimnya enak juga, dan seingatku juga tinggal satu jadi aku ingin memakannya sebelum dimakan adik haha.

Aku berlari duluan dengan cepat agar tak keduluan adik. Namun saat menuruni tangga aku berhenti. Melihat ke arah ruang tamu.

“Aduh, kenapa berhenti mendadak sih?” protes adik yang menabrakku, “Astaga!”

Yang kami lihat dengan kedua bola mata kami, membuat kami terdiam di tempat. Sungguh tidak bisa dipercaya–

___________________________________________

Mampus gantung, sengaja diriku bikin gitu. Karena aku sama author adeknya Auaoi_18 mau bikin buku keduanya, *prok prok prok.

Terimakasih buat dukungan para readers sekalian, tanpa kalian ga bisa buku ini sampai segini.

Akhirnya sudah 10k readers yang membaca buku ini juga, nanti aku bikin fanart. Dan kuupload di buku ini nanti kalau sudah selesai. Ditambah cerita special tambahan lagi.

Jangan lupa tinggalin vote dan komentar kalian, itu bikin author seneng soalnya. ᕦ(ò_óˇ)ᕤ

Tunggu kelanjutan buku keduanya dan terus dukung kami ya! ^^

Love you
Tertanda
Akito

©Kimetsu no Hikikomori Boys version
~Book 1~
2020

[END] Kimetsu no Hikikomori || Boy versionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang