16 • silent

724 46 10
                                    

Suasana sejuk taman hadir diantara kedua remaja ini. Suasana sore yang indah membuat kedua remaja ini merasa tak canggung, apalagi setelah tidak bertemu cukup lama, pasti ada rindu yang terselip disana. Suasana taman kali ini tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang yang berkunjung hanya untuk sekedar berfoto dan bermain.

Tadi Zahra memutuskan untuk menyuruh Fateh berhenti ditaman ini. Taman ini, mempunyai cerita tersendiri bagi mereka berdua. Semua memori indah tiba-tiba terekam dikepala mereka. Dulu, Zahra dan Fateh sering mengunjungi taman ini hanya untuk sekedar melepas peluh selepas sekolah, tapi semenjak Zahra pindah, Fateh sudah jarang mengunjungi tempat ini.

"Suasana tamannya masih sejuk ya." Ucap Zahra sambil menatap hijaunya pohon cemara. Suasananya masih sama dengan ketika terakhir kali Zahra mengunjungi tempat ini, masih sejuk dan asri.

Taman ini memang terletak ditengah kota, tapi tak membuatnya hilang dari sejuk dan asri. Banyak warga sekitar yang memang tulus untuk menjaga taman ini. Banyak juga tukang jualan yang bertengger didekat taman, tapi mereka tahu aturan untuk tidak membuang sampah sembarangan.

"Iya."

"Meta suka sama kamu ya Teh?" Tanya Zahra tiba-tiba yang membuat Fateh terkejut. Tahu darimana ia? Tidak mungkin jika Meta memberi tahunya langsung, atau ia mengetahui dari teman dekat Meta.

"Hah?"

"Ara ngerasa ada yang beda waktu Meta natap kamu. Sendu. Terakhir kali Ara liat Meta menatap orang seperti itu buat mantannya, tatapan itu special. Tatapan special untuk orang yang special kan? Fateh, Ara minta jangan sakiti Meta ya, Ara gak mau liat Meta sakit untuk kedua kalinya. Kalau kamu gak suka, jangan ngehindar, bersikap biasa aja, karena menghindar tanpa sebab itu sakit loh." Ujar Zahra sambil menatap Fateh, Fateh menunduk, tak tahu harus bagaimana.

Hatinya sudah menjadi milik yang lain. Gadis keras kepala yang dulu menjadi partnernya. Fateh tak bisa melupakan dia begitu saja dan membuka hati untuk Meta. "Gimana ya Ra." Masi menunduk, Fateh sedang berfikir. Ia tak mau membuat Zahra kecewa, tapi ia juga tak mau membohongi hatinya.

"Ara gak maksa kamu buat suka dia. Tapi hargain ya, perjuangan tanpa dihargai itu sakit loh. Kalau kamu gak suka gak apa-apa, tapi tolong sedikit hargai perjuangan Meta, Teh." Pinta Zahra, Fateh hanya mengangguk pelan. Suasana menjadi canggung, Fateh bingung harus bagaimana.

🥀

Tutorial mencari doi

Fatim tertawa terbahak-bahak ketika memergoki Dhea mencari tulisan itu di Google. Emangnya Mbah Google ajang cari jodoh kali ya? Dhea langsung menatap Fatim kaget, ia buru-buru mematikan ponselnya dan tersenyum malu. Ia juga tak menyadari ia baru saja melakukan hal bodoh seperti itu.

"Semiris inikah hidup lo Dhe? Sampai cari doi aja pakai liat tutorial di Google." Ledek Fatim masih dalam keadaan tertawa, tapi kali ini tertawanya lebih tenang.

"Sehabis patah hati, gue lupa lagi cara cari doi. Kosong banget hati gue setelah gue putus sama Ka Mike. Pengen balikan, masih sayang!" Rengek Dhea, yang membuat Fatim terkekeh kecil, lalu mengelus bahu Dhea simpatik.

"Mending lo tanya Naya sana yang lagi kasmaran sama Rizki didepan kelas." Usul Fatim. Tiba-tiba terlintas ide jail Dhea, daripada bertanya mending ia menganggu adegan langka Naya dan Rizki.

"Gue isengin aja, lo bantuin gue. Karena ini adegan langka antara Naya dan Rizki gue gangguin, kita ajak Naya kekamar mandi. Pasti pas balik Rizki udah gaada dikelas." Usul Dhea memutarkan ide jailnya.

Fatim menoyor kepala Dhea pelan, "jahat banget lo. Jangan gitu sama temen, biarin aja mereka lagi kasmaran, mending lo temenin gue jajan dikantin. Kali aja ketemu Kak Mike." Fatim langsung menarik Dhea dan mengajaknya keluar kelas.

Dhea berusaha melepaskan genggaman tangan Fatim. "Apaansi anjir tarik-tarik, sakit tau tangan gue!" Protes Dhea, Fatim hanya terkekeh kecil, lalu keduanya melanjutkan perjalanan ke kantin.

🥀

Suasana kantin hari ini ramai, ya wajar si karena memang jam istirahat. Banyak anak laki-laki yang yang duduk dipinggiran kantin sambil memegang gitar dan bernyanyi bersama. Ada yang cuma numpang duduk dikantin tanpa memesan apa-apa, paling cuma gibah.

Sialnya, tempat duduk kantin yang kosong harus melewati kerumunan laki-laki itu. Sebenarnya gapapa sih, cuma kadang mereka suka menjahili para siswi yang lewat. Playboy cap Internasional lah mereka sering disebut, habis gonta-ganti pacar melulu.

"Males sumpah gue lewat situ." Keluh Fatim yang berhenti memandang tempat duduk terakhir.

"Gue juga, tapi gue pengen bakso sumpah Tim. Gapapa bentar aja ya." Jawab Dhea. Ia sebenarnya juga enggan lewat sana, apalagi disana ada mantan tukang comblang dulu dia dengan Mike.

"Gue juga pengen bakso. Yaudah lah ya, sebentar ini. Yauda kita pesan bakso dulu aja." Balas Fatim, berharap setelah memesan bakso ada tempat duduk kosong lainnya dikantin. Keduanya pun menghampiri warung Mang Ujang yang cukup ramai pembeli.

Beberapa siswa berdesak-desakan untuk mengantri diwarung bakso ini. Padahal ada tulisan 'diharapkan mengantri' tapi tetap saja para siswa tidak menaati tulisan itu. Dhea yang nyolot untuk menggeser murid-murid lain agar ia dapat memesan terlebih dahulu. Sementara Fatim menunggu Dhea sambil melihat sekeliling.

"Fatim."

Fatim menoleh, dilihatnya sosok Fateh yang sedang berjalan menghampirinya. Detak jantung Fatim berdetak kencang, seolah bukan hanya dirinya, tapi jantungnya pun tak siap untuk bertemu Fateh. Dan Fatim mencoba untuk bersikap seperti biasa.

"Kenapa?"

"Boleh ngomong sebentar gak?"

"Yah gue mau makan dulu, gak bisa kayaknya deh hehe."

"Oh yaudah, kabarin aja kalau bisa."

Lalu Fateh berlalu meninggalkan Fatim yang mati gaya. Ada apa Fateh ingin mengajaknya bicara? Pasti ada yang penting. Batinnya. Ia langsung menghampiri Dhea yang kebetulan sudah membawa dua bakso untuk dia dan Dhea, keduanya pun memandang ke sekeliling kantin, dan tidak ada meja kosong yang tersisa, terpaksa ia harus kembali ke kelas.

"Dhe, tadi Fateh mau ngomong sama gua, trus gue tolak."

🥀

gimana part nya? suka gak?
yaudahlah.

oiya aku bakal sering update nii, jadi baca trus yaw.

oiya kemungkinan nanti ada sequel SILENT, udah aku pikirin sih nanti sequelnya bakal kayak gimana, yaudah baca truss.

jangan lupa tinggalin vote+comment, thankyuu:)

-nai

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang