14. Nyerah (?)

2.7K 353 33
                                    

Sorry for typo ~~~

☆☆☆☆

Jisung menatap datar pemandangan di pekarangan rumahnya pagi ini. Mendecak kesal lalu masuk ke mobil milik sang kakak.

"Hati-hati ya kak, Icung. Adek berangkat bareng Hyunjin. Nanti pulang juga bareng Hyunjin. Ok?" Ucap si bungsu ke arah Minho dan Jisung yang sudah berada di dalam mobil.

"Iya. Kamu hati-hati juga, ya." Pesan si sulung. Sedangkan Jisung hanya tersenyum tipis yang dipaksakan.

Felix mengangguk dan tersenyum cerah lalu naik ke jok motor sport milik pemuda Hwang.

"Btw, jangan ngebut lo. Adek gue jangan sampe lecet." Peringat Minho kepada Hyunjin.

Meskipun Minho bukan tipe kakak yang memperlihatkan kepedulian dan perhatiannya, tapi dia tetap harus memperingatkan laki-laki yang merupakan teman adiknya itu untuk kali ini.

Karena biasanya Felix & Jisung selalu diantar olehnya, atau Changbin atau duo kembar itu naik bus.

"Siap bos. Aman." Jawab Hyunjin dengan pose hormat. Lalu melajukan motornya.

"Pasang sabuk pengamannya." Minho mengingatkan sang adik yang masih melamun dan belum memasang seat belt-nya.

Dengan segera pemuda seperti tupai itu memasang sabuk pengamannya dan Minho melajukan mobil ke arah sekolah Jisung.

Yang lebih muda hanya diam dan memperhatikan pemandangan di luar jendela.

"Ada masalah?" Tanya Minho yang merasa adiknya tidak baik-baik saja.

Jisung menggeleng pelan lalu kembali melihat keluar jendela mobil.

Minho menahan diri untuk mengintrogasi. Mungkin saja adiknya memang sedang ingin diam.

Setelah lima belas menit, mereka sampai di gerbang sekolah Jisung. Pemuda tupai itu kemudian pamit kepada kakaknya dan berjalan ke dalam area sekolah menuju kelas.

Jisung melihat si bungsu menunggunya di koridor sekolah yang teduh.

"Kok lesu banget? Icung sakit?" Tanya sang adik kembar khawatir. Jisung baru sadar, Hyunjin masih bersama Felix.

Yang lebih tua berusaha tersenyum lalu menggeleng. "Aku gapapa kok. Kenapa gak langsung ke kelas?" Jisung berjalan dengan Felix menggandeng lengan kirinya.

"Nungguin kakak. Biar aku antar ke kelas heheh." Jisung biasanya senang jika dia dipanggil kakak, namun karena ada Hyunjin yang selalu mengekori sang adik, ia tetap kesal. Entah karena apa..padahal Hyunjin tidak melakukan apapun.


"Ngapa lo natap gue gitu banget? Suka?" Cerocos Hyunjin ketika mereka sudah sampai di kelas Jisung yang memang berada di lantai 1. Sedangkan kelas Felix dan Hyunjin berada di lantai 2.

"Pede banget lo. Jauh-jauh sana." Usir Jisung lalu menarik lengan Felix ke arahnya. Ia berusaha menyembunyikan rona merah tipis yang muncul di pipi gembulnya.

Untung gak ada yang sadar. 😌

"Kenapa sih kalian ribut mulu kalo ketemu? Kapan akurnya? Kayaknya aku bikin GA aja kalo ntar kalian damai." Ucap Felix random.

Hyunjin dan Jisung tidak ada yang berkomentar dan hanya saling melempar tatap kemusuhan.

"Ini, tadi adek beli di kantin pas kakak belom datang. Daahh..aku mau ke kelas. Semangat Icung!"

Cup ~~

Felix mengecup pipi kiri Jisung sekilas setelah meletakkan satu botol susu rasa vanilla di telapak tangan yang lebih tua.

Lalu Felix menarik tangan Hyunjin untuk pergi dari sana.

"Mereka makin deket. Gue gak mungkin bisa akur sama dia. Hufft." Jisung menatap rangkulan sang adik di lengan Hyunjin, keduanya tampak serasi. Lalu Jisung berjalan ke mejanya.




》》》♧《《《



Seungmin menatap bingung sebuket bunga mawar merah di mejanya. Lalu mendongak, bertemu tatap dengan manik cokelat milik sang kakak tingkat.

"Buat kamu." Ucap pemuda tampan itu.

"Dalam rangka apa?" Seungmin membolak balik buket mawar tersebut.

"Lagi pengen aja. Kamu suka?" Minho duduk di kursi kosong sebelah Seungmin.

"Jujur, aku gak suka bunga. Tapi makasih udah ngasih kak." Sahut si manis. Raut wajah Minho sudah tidak terbaca lagi.

"Hm. Oke. Kalo gitu kamu suka apa?" Seungmin meletakkan bunganya di meja. Lalu menoleh kepada Minho.

"Kakak kok aneh akhir-akhir ini? Tiba-tiba banget." Si manis menatap serius manik kembar Minho.

"Gapapa. Pengen aja. Biar bisa lebih kenal kamu." Sahut pemuda tampan itu kalem.

"Kan kita udah kenal lama kak."

"Mau kenal lebih dari sekedar teman."

Seungmin menjatuhkan kepalanya di atas meja.

Ia diam sebentar. Masih memikirkan cara menjawab penuturan Minho.

"Kak.." Jeongin datang tiba-tiba masuk ke kelas Seungmin. Pemuda SMA itu sudah berganti pakaian dari seragam sekolahnya.

Seungmin mendongak lalu menatap Jeongin dengan raut bertanya.

Minho mendecak kesal. Kenapa sih selalu aja ada yang gangguin acara pedekatenya dengan Seungmin. Dan selalu bocah ingusan itu.

Yang sok kegantengan.

"Kenapa datang ke kampus?" Tanya Seungmin.

Jeongin tersenyum tampan lalu duduk di meja Seungmin. Gak sopan emang.

"Tadi udah aku chat, tapi kakak gak read. Makanya langsung kesini abis pulang sekolah. Kakak masih ada kelas gak?"

Seungmin lupa memeriksa ponselnya yang tadi bergetar karena Minho tiba-tiba datang menghampirinya.

"Gak ada. Emang mau ngapain?" Tanya Seungmin.

"Mau ajak jalan. Mau gak?" Tanya Jeongin tanpa basa basi. Minho rasanya ingin menonjok wajah Jeongin saat itu juga.

Kenapa sih laki-laki bau ingus itu ngegas banget.

"Seungmin mau jalan sama gue. Lo pulang sana. Cuci tangan sama kaki trus tidur." Geram Minho kemudian.

Seungmin menatap heran. Seingatnya tadi Minho tidak mengajaknya jalan.

"Yhaa..padahal mau ajak kakak ke toko buku. Ada novel baru soalnya." Jeongin menghela nafas kecewa.

"Beneran? Novel baru? Ok. Aku ikut. Dah kak Minho." Karena Seungmin anaknya pecinta novel, tentu saja tidak menolak.

Ia berdiri lalu langsung pamit kepada Minho dan berjalan keluar kelas dengan Jeongin.

Tinggallah Minho dengan sebuket mawar merahnya..Seungmin tidak membawa pemberiannya itu.

"Oke. Gue kalah sama bocah." Minho mengambil buket bunga yang tadi ia beli untuk Seungmin. Lalu berjalan ke luar kelas adik tingkatnya itu.


"Liat aja lo Kim Seungmin. Gue gak bakal biarin lo sama bocah ingusan itu." Ia kemudian melempar buket bunga di tangannya ke tong sampah.















Tbc

Thank you for vomen 😘😘♥️♥️🍓

Lee Family and Their Weirdness! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang