Sorry for typo ~~
☆☆☆☆
Disinilah Felix sekarang, di kedai bubble tea favoritnya. Sendirian. Eh bukan, ditemani satu gelas besar bubble tea rasa taro.
Duduk di meja pojok dekat jendela dan memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di luar sana.
Ia tersenyum miris mengingat kisahnya yang begitu menyedihkan.
Harusnya, ia bisa membuat Hyunjin menetap tapi dia lupa jika pemuda tampan itu juga bisa lelah.
Hyunjin sudah menyukainya dari lama. Tapi Felix tidak mempermasalahkan hal itu, karena Hyunjin juga tidak pernah memaksanya menerima dirinya.
Jadilah Hyunjin sebagai bucin dan juga sahabatnya pemuda manis itu.
"Sekarang gue bener-bener sendirian. Gak ada lagi yang bisa gue curhatin." Gumamnya.
"Masa gue curhat ke Hyunjin, kalo gue sedih karena dia. Gak lucu." Pemuda manis itu mengaduk2 bubble yang ada di gelasnya.
"Felix? Sendirian aja?" Sebuah suara familiar menghentikan acara Felix yang tengah sibuk dengan mengomeli dirinya sendiri.
Ia berusaha mengatur raut wajahnya menjadi biasa saja lalu menoleh ke sumber suara.
"Ya." Balasnya singkat. Lalu kembali memperhatikan jalanan di luar sana yang cukup ramai.
"Bole gue duduk disini gak?" Pemuda yang baru saja menghampiri Felix itu meminta ijin.
Pemuda manis dengan surai blonde itu hanya mengangguk pelan.
"Ngapain kakak kesini?" Tanya Felix ketika mereka telah menghabiskan waktu berdiam selama lebih dari 5 menit.
Yang lebih tua menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tadi gak sengaja liat lo dari luar, jadi gue samperin." Sahutnya.
"Oh." Lalu Felix kembali meminum taronya.
"Sorry ya kalo gue bikin lo gak nyaman." Ucap pemuda tampan yang ada di depan Felix.
"Ok. Kalo kakak gak ada urusan disini lagi, gue mau lanjutin acara me time gue tadi." Pemuda manis itu mengusir secara halus.
"Kak Changbin bole pergi aja gak?" Tanya Felix ketika ia melihat sahabat dari kakaknya itu tak kunjung pergi dari sana. Iya, Changbin yang datang membuyarkan acara menyendirinya.
"Felix..gue mau ngomong." Changbin akhirnya buka suara lagi.
Pemuda manis itu kembali menoleh ke wajah Changbin. "Apa?" Tanyanya.
"Gue mau minta maaf tentang yang waktu itu. Gue udah bikin hati lo sakit." Ujar Changbin dengan tulus dan penuh rasa bersalah.
"Oh. Udah lewat juga. Gue maafin. Lagian gue udah lupa." Kalimat Felix yang sebenarnya biasa saja namun bisa membuat hati Changbin sedikit nyeri. Dia kira Felix masih menyukainya.
"Gue mau cerita." Gumam Changbin.
"Beberapa minggu lalu gue nembak Jisung. Tapi ditolak. Terus gue keinget lo, jadi gitu ya rasanya ditolak orang yang kita suka." Felix hanya mendengarkan.
Awalnya dia kaget, tapi ya sudahlah. Toh, Jisung sukanya sama Hyunjin. Jadi wajar Changbin ditolak.
"So? Tujuannya cerita ginian ke gue apa?" Felix menatap lurus ke manik kelam milik Changbin. Masih dengan meminum bubble teanya.
"Gue pengen cerita aja. Karena gue gak tau harus cerita ke siapa. Dan juga, gue kangen sama lo." Felix tersedak bubblenya karena kalimat terakhir Changbin..
Pemuda tampan itu dengan cepat berpindah duduk ke samping Felix dan mengangsurkan segelas air putih kepada si manis.
1-1 kan? Waktu itu Changbin yang tersedak bubble karena Felix.
"Lo udah gapapa?" Tanya Changbin khawatir.
Felix mengangguk pelan. Changbin menyeka mulutnya dengan tisu lalu menatapnya khawatir.
"Gue udah gak apa-apa kak. Bisa lepasin tangan gue gak?" Pinta Felix ketika Changbin masih memegang erat lengannya.
Otomatis pemuda tampan itu melepas genggamannya.
"Bisa balik lagi ke kursi lo gak, kak? Gue gak nyaman dekat-dekat lo gini. Kan lo gak suka sama gue. Kalo gue jatuh lagi, lo cuma bikin gue makin sakit hati ntar." Felix menambahkan.
Changbin menghela nafas panjang. Dia kembali meraih telapak tangan mungil Felix lalu dia genggam dengan ragu-ragu.
"Felix, bole gak gue belajar suka sama lo dan deketin lo?" Felix membolakan matanya kaget.
"Ternyata gue kehilangan pas berminggu-minggu gak ketemu lo. Dan rasanya, gue pengen ketemu lo tiap hari tapi gak bisa. Karena gue yang bikin lo ngejauh. Sekarang, lo diem aja, dan gue yang ngejar lo bole gak?" Felix semakin diam. Dia tidak menyangka akan hal ini.
Changbin menatap kedua manik pemuda manis itu dengan penuh harap dan menunggu jawaban.
"Kakak pas jalan kesini kesambet dimana?" Tanya Felix lalu mencoba menarik tangannya namun Changbin tetap menggenggamnya dengan erat.
"Gue serius. Gak lagi becanda."
"Gue waktu itu juga serius. Tapi dianggap becanda." Balas Felix. Akhirnya genggaman Changbin terlepas begitu saja.
"Maaf. Gue minta maaf. Tapi kali ini gue mau berusaha. Bole gak?"
"Kakak gini karena ditolak Jisung, kan?"
"Bukan. Gue gini karena ngerasa kehilangan lo. Ternyata kalo gak ada lo, bikin hari gue hampa."
"Hahah..lucu. Gue gak mau jadi pelarian. Gue udah pernah ngalamin dan endingnya gak baik."
Felix mengingat kembali wajah Hyunjin yang beberapa waktu lalu masih bersamanya.
"Coba lo liat, emang ada niat gue jadiin lo pelarian? Gue mau sama lo, Felix. Udah cukup gue nahan diri gak ngehampirin lo walaupun gue sering liat lo dari jauh."
"Ck. Stalker vibes banget." Sahut Felix lagi dan kembali meminum taronya.
"Please..gue pastiin lo bukan pelarian buat gue. Gue bakal berusaha dapetin lo."
Felix berpikir sebentar.
"Yaudah. Bole." Changbin tersenyum kemenangan dan refleks memeluk badan mungil Felix.
"Makasih." Gumam Changbin beberapa kali dan mengecupi surai blonde pemuda manis itu.
Felix yang awalnya kaget, kini menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Changbin, dan membalas pelukan itu. Ia tersenyum bahagia.
"Please..kali ini ijinin gue bahagia, Tuhan." Batin Felix.
Tbc
Karena Changlix jarang ada, noh aku kasih Changlix 1 part full 🙂🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Family and Their Weirdness! [COMPLETED]
RandomKehidupan Lee Minho dengan kedua adik kembarnya, Lee Felix dan Lee Jisung beserta tiga Kucingnya yaitu Soonie, Doongie dan Dori. Juga termasuk kisah percintaan ketiga Lee. 😌 Mau tau cerita kehidupan mereka? Dibaca kuy! ♡♡♡ #17 in 2min #4 in 2min #3...