Sorry for typo ~
☆☆☆☆
Jisung tidak ingat awal mula dia dan Hyunjin bisa menjadi seperti musuh sampai sekarang.
Yang dia ingat, Hyunjin itu menyebalkan dan kata-katanya tidak pernah tidak bikin sakit hati.
Tapi, berkat bantuan yang diberikan Hyunjin, tim dance sekolah mereka berhasil juara. Untungnya Jisung tidak membuat kesalahan saat tampil.
Mau berterima kasih kepada Hyunjin, tapi Jisung gengsi.
Malu harus berterima kasih kepada musuh sendiri.
"Icuung..." teriakan berat sang adik menggema di koridor kelasnya.
Jisung memicingkan mata sejenak, menghilangkan hasrat ingin membunuh adik sendiri.
Kemudian ia berbalik untuk bertemu tatap dengan yang lebih muda beberapa menit.
"Kenapa?" Tanya Jisung.
"Traktir dong. Katanya juara dance kan?" Pinta Felix.
"Ayo." Jisung merangkul bahu saudara kembarnya tersebut lalu berjalan menuju kantin sekolah.
Tiba-tiba Hyunjin datang mengikuti mereka dan berjalan di sebelah Felix.
"Eh, Hyunjin juga menang. Berarti aku ditraktir dua orang. Heheh." Hyunjin terkekeh mendengar penuturan sang sahabat.
"Anything for you." Balas Hyunjin, lalu mengusak surai madu Felix.
Jisung mendecih mendengar kalimat yang terdengar murahan di telinganya.
Kantin cukup ramai, namun mereka tetap bisa mendapat tempat duduk. Karena meja dan kursi tersedia cukup banyak. Ketiganya duduk di salah satu meja kosong lalu memesan menu.
"Jangan makan ini. Nanti sakit perut lagi." Peringat Jisung ketika Felix akan memesan nasi goreng dan satu ayam goreng super pedas.
Yang lebih muda menghela nafas, lalu memesan menu lain.
"Nanti pulang sekolah jadi kan, Fel?" Tanya Hyunjin setelah mereka memesan menu.
Jisung pura-pura tidak tertarik dengan percakapan kedua orang di depannya. Ia memainkan ponselnya, namun telinganya tetap fokus mendengarkan.
"Iya, jadi dong. Udah lama kan kita gak jalan berdua?" Balas Felix.
Hyunjin mengangguk..
"Gapapa nanti Icung pulang sendiri?" Tanya Felix kepada saudara kembarnya yang daritadi sibuk dengan ponsel.
"Eh, gapapa. Pergi aja gapapa." Jawabnya. Tapi Felix masih menatapnya dengan sendu.
"Minta kak Changbin aja yang jemput Icung?" Entah darimana Felix mendapat ide ini.
"Hah? Kak Changbin? Gak usah. Nanti ngerepotin." Tolak Jisung.
Felix menatap Hyunjin meminta pertolongan.
"Yaudah, nanti gue antar lo balik dulu baru kita berdua jalan. Iya kan Fel?"
Felix mengangguk antusias.
Jisung hanya pasrah, dan mengiyakan.
●●
Jisung memasuki kamarnya di lantai dua. Ia berjalan ke balkon lalu memperhatikan mobil Hyunjin yang keluar dari pekarangan rumahnya.
Tadi setelah pulang sekolah, Jisung diantar oleh Hyunjin terlebih dahulu pulang dan kemudian baru pergi jalan berdua dengan Felix sesuai rencana mereka.
"Maksud dia apa sih sebenernya? Kadang baik kadang nyebelin." Rutuk Jisung.
Pemuda tupai itu mengacak surai dark brownya dengan kesal.
"Si bangsat!" Umpatnya lalu kembali masuk ke kamar dan membenamkan dirinya di ranjang bersama selimut.
Ada yang aneh. Tapi Jisung tidak mengerti.
Dia kesal setiap kali Hyunjin mengganggu dan menghinanya.
Tapi ada yang hilang ketika Hyunjin tidak ada di sekitarnya atau pun ada yang mengganjal ketika Hyunjin lebih perhatian terhadap Felix, adik kembarnya.
●●
Setelah selesai menonton, Hyunjin dan Felix berkeliling mall untuk sekedar melihat-lihat dan menghilangkan jenuh.
Felix berhenti di depan stand bubble tea, lalu memesan rasa Taro untuk dirinya dan Cokelat untuk Hyunjin.
Kemudian mengambil duduk di bangku yang tersedia disana.
"Kenapa murung?" Tanya Hyunjin. Karena Felix sedikit pendiam beberapa hari ini.
Pemuda manis itu menggeleng pelan. "Gapapa. Hyunjin sama Jisung masih belum baikan?" Felix berusaha mengalihkan topik.
"Kembaran kamu galak." Balas Hyunjin.
"Dia gak gitu kok. Coba Hyunjin ngomongnya baik-baik. Pasti Jisung gak galak." Hyunjin terkekeh melihat cara Felix melindungi saudaranya.
Ia mengusap krim yang menempel di sudut bibir Felix dengan jemarinya.
Membuat yang lebih muda terdiam seketika.
"Kalo kita lagi berdua, bisa gak, gak usah bahas yang lain?" Tanya Hyunjin dengan suara deepnya.
Felix auto blank. Kedip-kedip. Membuat Hyunjin gemas. Tapi ini masih di keramaian..
Setelah beberapa saat. "Hah? Aku gak paham." Sahutnya.
Hyunjin menyentil dahi si manis itu pelan. "Abisin bubble teanya, abis itu biar aku antar pulang."
"Ih, cepat banget. Aku mau curhat dulu." Protes Felix.
"Iya-iya, ayo cerita." Hyunjin kembali menyeruput bubble tea cokelatnya.
"Aku kayaknya suka sama seseorang."
Uhuk
Hyunjin tersedak bubble tea. Membuat Felix auto kaget dan menepuk pelan tengkuknya lalu memberikan segelas air putih yang baru saja dia minta ke penjual bubble tea.
"Udah baikan?" Tanya Felix khawatir. Hyunjin memgangguk.
"Udah gapapa kok. Ayo lanjut ceritanya."
"Aku kayaknya suka seseorang, tapi orang itu suka sama orang lain." Lanjut Felix, lalu menunduk sendu.
"Hei..emang tau darimana dia suka sama orang lain? Selama masih belum ada bukti, jangan nyerah." Tanya Hyunjin berusaha menghibur.
"Dari cara dia ngomong dan semuanya. Dia sering memperlakukan aku sama seseorang itu beda." Balas Felix. Masih dengan raut sendu.
"Yaudah, emang kamu suka sama siapa?"
"Kak Changbin." Sahutnya pendek.
Jantung Hyunjin rasanya seakan ingin berhenti berdetak. Sesak.
Tbc
Hai...ada yg nungguin gak?
Kalo gak, y gpp 🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Family and Their Weirdness! [COMPLETED]
DiversosKehidupan Lee Minho dengan kedua adik kembarnya, Lee Felix dan Lee Jisung beserta tiga Kucingnya yaitu Soonie, Doongie dan Dori. Juga termasuk kisah percintaan ketiga Lee. 😌 Mau tau cerita kehidupan mereka? Dibaca kuy! ♡♡♡ #17 in 2min #4 in 2min #3...