19.

2.1K 292 48
                                    

Sorry for typo and late update ~ 🙏🏻

☆☆☆☆

Felix kini duduk di sebelah Jisung. Ia daritadi hanya diam dan menunduk. Malu karena tadi Jisung mendengar kalimatnya tentang ciuman dengan Hyunjin.

Yang lebih tua beberapa menit juga diam. Ia berusaha menormalkan kembali degup jantungnya yang tadi tiba-tiba meningkat karena mendengar Felix.

"Jisung..jangan kasih tau kak Minho, ya?" Pinta Felix akhirnya memecah keheningan antara mereka sambil memegang kecil ujung baju kembarannya dan menatap Jisung dengan wajah sendu serta puppy eyes-nya.

Jisung menghela nafas pelan lalu menarik sang kembaran ke dalam pelukannya. Menciumi surai blonde sang adik beberapa kali.

Dada kirinya masih sesak. Mengetahui jika kini Felix dan Hyunjin menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

"Kok kak Minho gak bole tau kamu pacaran sama Hyunjin?" Tanya Jisung yang masih memeluk Felix.

"Bukan gak bole tau aku pacaran, maksudnya jangan kasih tau kalo aku ciuman sama Hyunjin. Nanti aku diomelin." Ucap si bungsu di dada Jisung.

"Owh oke. Btw, kapan jadiannya?" Yang lebih tua melepaskan pelukannya lalu menatap kedua manik Felix.

"Baru dua hari yang lalu. Waktu itu aku yang ngajak Hyunjin pacaran. Soalnya aku gak mau sakit hati terus ngarepin kak Changbin. Eh?" Felix keceplosan pada akhirnya tentang ia yang suka Changbin.

Jisung menelisik wajah sang adik yang kini gugup.

"Kamu gak serius sama Hyunjin? Gak bole gitu dek. Nanti Hyunjin yang sakit hati."

"Serius kok. Aku bakal usaha biar bisa suka sama Hyunjin. Jisung jangan khawatir lagi ya?" Felix menangkup kedua pipi kakak kembarnya itu di telapak tangan, berusaha meyakinkan Jisung.

Yang lebih tua hanya mengangguk lalu tersenyum.

"Udah makan lagi belom?" Jisung bertanya pelan. Si bungsu hanya menggeleng menandakan ia belum makan lagi setelah pulang sekolah.

"Tadi kata kakak dia udah masak sup. Aku panasin ya, tapi mau ganti baju dulu? Kita makan bareng." Felix mengangguk semangat. Jisung berdiri lalu berjalan ke kamarnya diikuti Felix yang tidak lupa membawa Dori bersamanya.

Si bungsu duduk di pinggir ranjang sang kakak dengan Dori di pangkuannya.

Setelah Jisung berganti pakaian, keduanya berjalan ke dapur.

Felix berdiri di samping Jisung yang kini sedang memanaskan sup yang tadi Minho masak sebelum berangkat ke kampus.

"Jisung, makasih ya. Huhuh aku sayang banget sama Jisung." Felix tiba-tiba memeluk lengan sang kembaran. Menduselkan kepalanya di bahu kiri Jisung.

Jisung hanya terkekeh melihat tingkah adiknya itu ketika sedang soft. Ia menepuk-nepuk pelan kepala Felix sayang.

"Tada..udah anget. Ayo kita duduk." Ajak Jisung lalu meletakkan wadah sup di atas lapisan anti panas yang ada di atas meja.

Ia menyendokkan sup ke mangkuk untuknya dan juga sang adik. Lalu mengambil nasi juga.

"Selamat makan." Keduanya serempak.

Akhirnya mereka makan dengan tenang.







》》☆《《





"Apalagi?" Minho menatap dingin pemuda manis yang kini berdiri di samping mejanya.

Sebuah kotak bekal berwarna baby blue diletakkan di atas meja Minho.

"Buat kakak. Ayo buka kak." Ucap pemuda manis itu yang merupakan Seungmin.

Ia duduk di kursi yang ada di depan Minho lalu tersenyum.

Minho menyilangkan tangan di dada dan menatap Seungmin dengan tatapan risih.

"Yang gue bilang kemaren lo gak denger?" Tanya Minho tajam. Kebetulan kelas itu hanya ada mereka berdua karena jam kuliah sudah selesai.

Senyum di wajah Seungmin luntur berubah raut sendu. Ia merasa bersalah.

"Maafin aku kak. Tapi aku gak bisa buat gak nemuin kakak lagi." Sahutnya pelan.

Minho menghela nafas kasar. Mengambil tasnya lalu berdiri.

"Terserah lo! Gue gak mau liat wajah lo lagi. Gue muak." Lalu Minho meninggalkan pemuda manis itu di kelasnya.

"Aku harus apa biar kakak bisa kayak dulu?" Teriak Seungmin ketika Minho akan mencapai pintu kelas tersebut. Namun tidak menanggapi pertanyaan Seungmin.

"Aku suka sama kakak. Aku nyesel udah malu-maluin kakak di depan semua orang. Hiks. Aku gak bisa jauhin kakak. Hiks. Please jangan pergi." Pintanya saat Minho masih melanjutkan langkah kakinya keluar kelas.

Seungmin kemudian berjongkok dan menenggelamkan wajahnya di lutut. Ia menangisi semua kesalahan dan penyesalannya. Ia gagal lagi memperjuangkan Minho.

Ia menyesal baru mengakui perasaannya sekarang, saat Minho sudah membencinya.

Ia yakin pemuda tampan itu tidak akan berbalik dan memberinya kesempatan.

"A-aku salah. Aku minta maaf. Hiks." Ucapnya terbata-bata. Ia terisak seorang diri di kelas kosong tersebut.

Setelah beberapa menit terisak, ia merasakan dua lengan yang memegang bahunya kemudian menariknya agar berdiri.


"Bodoh." Ucap Minho, lalu ia membawa Seungmin ke dalam pelukannya.

"Gak usah nangis kayak gitu. Jelek." Omelnya. Seungmin semakin terisak di dada Minho. Ia memeluk erat pemuda tampan itu seakan tidak ingin Minho pergi.

"Hiks. Kakak jangan pergi." Pinta Seungmin lagi.

"Iya, gak bakal pergi. Udah, jangan nangis. Muka kamu jelek kalo lagi nangis." Ledek Minho.

"Aku gak jelek. Hiks." Protes yang lebih muda.

Minho terbahak melihat wajah Seungmin yang menangis dan merengut dalam satu waktu.

Ia menyeka air mata yang mengalir di pipi pemuda manis itu lalu mengecup kening Seungmin.

Minho kembali membawa pemuda manis itu ke dalam pelukannya.

"Kak, maafin aku ya?" Gumam Seungmin di ceruk leher Minho.

"Ada syaratnya." Sahut yang lebih tua.

Seungmin mendongak agar bertemu tatap dengan Minho. "Apa syaratnya?"

"Gak bole deket-deket sama bocah tengil itu lagi."

Raut wajah Seungmin jadi sendu lagi.

"Aku sama dia cuma temenan. Soalnya cuma Jeongin temen aku, kak." Minho menghela nafas mendengar jawaban dari adik tingkatnya itu.

"Yaudah, tapi jangan sering-sering main sama dia. Jangan pake skinship juga. Baru aku maafin." Seungmin mengangguk lalu tersenyum meskipun matanya sembab sehabis menangis tadi.

Mereka bertahan berpelukan seperti itu. Seungmin yang menghirup aroma mint dan vanilla yang menguar dari tubuh Minho, dan Minho yang menciumi pucuk kepala Seungmin beberapa kali.

"Ekhem. Gue kirain bakal baku hantam." Suara Lucas menggema di ruangan itu membuat pelukan Minho dan Seungmin terlepas.

"Tau nih. Padahal gue nungguin." Timpal Changbin.

Seungmin tersenyum kikuk, lalu bersembunyi di belakang tubuh Minho. Sedangkan Minho menatap kedus sahabatnya itu nyalang.

"Ganggu aja lo berdua."














Tbc

Lee Family and Their Weirdness! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang