Sorry for typo ~
☆☆☆☆☆
Changbin kini sudah berada di teras depan rumah keluarga Lee. Setelah berkaca sebentar di kamera depan ponselnya, dia lalu berjalan ke pintu utama rumah tersebut lalu menekan bel.
"Ngapain lu subuh-subuh kesini?" Minho yang baru bangun tidur yang kebetulan membukakan pintu untuknya.
"Mau jemput adek lo." Lalu dia mengikuti Minho memasuki rumah.
Dan berjalan ke meja makan lalu duduk disana. Sedangkan Minho kini sibuk menyiapkan sarapan untuk adiknya.
"Adek gue yang mana?" Tanya Minho disela kesibukannya yang tengah membuat roti panggang.
"Felix." Jawab Changbin.
"Lah bocahnya gak di rumah." Sahut si sulung Lee itu.
"Emang Felix kemana?" Changbin jadi sedikit murung karena niat pedekatenya tertunda.
"Katanya kemaren gak pulang dan nginep tempat temen."
Changbin mengangguk lalu meraih satu roti panggang yang sudah disiapkan Minho di atas meja.
"Btw, lo suka sama Felix?" Minho memulai sesi introgasinya.
"Iya. Kenapa? Gak lo bolehin?" Changbin nanya balik.
"Ya gak juga sh. Asal gak lo sakitin aja. Kalo lo sakitin, lo tau kan berurusan sama siapa?" Minho tersenyum miring.
"Ya gue serius. Kali ini gue mau perjuangin adek lo yg satu itu."
"Gue pegang omongan lo. Btw, lo tunggu gue. Mau siap-siap dulu. Gue berangkat nebeng lo, mumpung Felix gak ada." Lalu Minho berjalan ke lantai dua. Meninggalkan sohibnya sendiri di meja makan.
Sulung Lee itu berjalan ke arah kamar Felix, lalu membuka pintu kamar itu dan melihat adiknya yang masih duduk di kasur dengan muka bantal.
"Dia udah pergi, kak?" Tanyanya lalu menguap kecil.
Minho duduk di pinggir ranjang lalu merapikan poni adiknya yang berantakan.
"Belum. Dia masih sarapan dan nungguin kakak di meja makan."
"Kok gak disuruh pergi?" Keluh Felix.
"Jahat banget adek gue."
"Ya abisnya masih gak percaya sama temen kakak. Lagian dulu nolak aku. Sekarang sok bilang suka." Minho memeluk si bungsu itu lalu mengusap kepalanya pelan.
"Yaudah, siap-siap sana. Nanti kita liat dia serius apa gak suka sama kamu. Kalo kamu disakitin lagi, nanti lapor kakak."
"Beneran? Seungmin emang gimana? Kan kemaren kakak ribut sama dia?" Minho menyentil kecil kening si manis itu.
"Fokus ke masalah kamu dulu aja. Seungmin nanti biar kakak yang pusing sendiri. Kamu gak usah ikut pusing."
"Oke. Kakak cepat siap-siap dan berangkat. Biar aku gak telat nanti. Kalo masih ada kak Changbin, mana bisa aku turun."
"Iya. Ini mau siap-siap. Btw, kamu berangkat sama siapa? Jisung kan nanti dijemput Hyunjin."
"Sama temen. Dia udah otw kok." Minho mengangguk lalu keluar dari kamar adik bungsunya.
Tanpa tahu jika teman yang dimaksud Felix untuk menjemputnya adalah Jeongin.
☆☆☆
"Kak." Tidak ada jawaban.
"Kak, tunggu." Masih tidak ada jawaban dari yang dipanggil..
"Kak Minho!!!" Namun pemuda tampan itu masih mengabaikannya.
Pemuda manis itu berlari kecil untuk menyusul kekasihnya. Lalu meraih lengannya agar yang dipanggil tadi berhenti.
"Apalagi Kim Seungmin?" Nada dinginnya cukup membuat Seungmin sedih.
"Kak Minho kenapa gak jawab telfon aku? Pesan aku juga gak dibaca." Tanya pemuda manis itu yang tidak menemukan clue jika dia sudah melakukan kesalahan.
"Nanti ajaz ya. Gue ada kelas bentar lagi." Lalu dia menyentak tangan pemuda manis itu agar terlepas dari lengannya.
"Kalo aku ada salah bilang! Jangan diam dan lari. Kalo kakak diam, aku mana tau aku salah apa." Suara Seungmin cukup meninggi dan penuh kekesalan. Sudah cukup dia sabar karena dari kemaren dia didiamkan dan dihindari oleh kekasihnya itu.
Changbin dan Lucas yang daritadi berdiri tak jauh dari kedua pemuda itu ngeri sendiri melihat dua orang itu. Untung koridor fakultas pagi ini masih sepi. Jadi mereka tidak menjadi tontonan.
"Serem bener kalo uke udah ngamuk." Celetuk Lucas. Diangguki Changbin.
"Kita tinggal apa pantau? Takut terjadi baku hantam kalo ditinggal." Seru Changbin.
"Tungguin ajalah. Gue juga takut mereka baku hantam. Mana Seungmin anak Taekwondo. Terus 1 lagi anak karate. Gila aja kalo ditinggal." Balas Lucas.
"Lo gak salah apa-apa. Gue aja yang salah karena terlalu percaya sama lo." Lalu Minho kembali berjalan menuju gedung dimana kelasnya akan dilangsungkan.
Seungmin semakin tidak mengerti. Dia kembali berlari dan menghadang jalan Minho.
"Apa? Apa yang bikin kakak mikir kayak gitu? Emang aku ada bohongin kakak?" Tanyanya menahan rasa kesal.
"Gue udah bilang jauhin bocah tengil itu. Lo malah jalan sama dia. Lo inget gak sh kalo gue pernah bilang, gue gak suka milik gue dekat sama orang yg gak gue suka? Apalagi orang yg berusaha rebut lo dari gue. Inget gak?" Seungmin terdiam. Pegangan tangannya terlepas dari lengan Minho.
"Maaf. Aku udah bikin kakak kecewa dan gak nepatin janji." Lalu Minho berjalan melewati pemuda manis itu. Tanpa menoleh lagi.
Tinggallah Seungmin yang menangisi kesalahannya.
"Minho pasti masih butuh waktu. Tunggu aja. Nanti dia bakal baik lagi dan kalian bisa bicarain pake kepala dingin." Saran Changbin yang menepuk bahu sempit Seungmin pelan untuk menguatkan pemuda manis itu.
"Kita ke kelas dulu. Jangan sampe lo telat kelas." Timpal Lucas. Lalu keduanya pergi menyusul Minho.
☆☆☆☆
"Felix gak ada. Dia belom pulang." Jawab Jisung.
Tbc
Hai, maaf ya lama 😔🙏🏻
Semoga masih ada yg nungguin 🙈Stay healthy and sleeptight! ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Family and Their Weirdness! [COMPLETED]
DiversosKehidupan Lee Minho dengan kedua adik kembarnya, Lee Felix dan Lee Jisung beserta tiga Kucingnya yaitu Soonie, Doongie dan Dori. Juga termasuk kisah percintaan ketiga Lee. 😌 Mau tau cerita kehidupan mereka? Dibaca kuy! ♡♡♡ #17 in 2min #4 in 2min #3...