10. Bantuan

2.9K 401 40
                                    

Jisung menatap sengit pemuda tampan yang kini berdiri dengan tatapan meremehkan ke arahnya.

"Ck. Minggir lo." Decak pemuda manis itu.

Namun yang lebih tua masih tetap berdiri menghalangi jalan Jisung.

"Pelatih Kim minta tolong sama gue buat jadi temen latihan lo selama seminggu ini." Balas pemuda dengan bibir seksi tersebut.

Jisung membolakan matanya tidak percaya.

"Ogah!" Tolaknya dengan tatapan tak bersahabat sama sekali.

"Ck. Gue juga ogah bantuin lo. Tapi karena Pelatih yang minta makanya terpaksa mau." Balasnya dengan nada malas.

Jisung menatap Hyunjin tanpa minat. "Pokoknya gue gak mau latihan bareng lo!" Ucapnya.

"Ok. Kalo sampe tim sekolah gagal di lomba dance minggu depan karena lo gak hapal gerakan, siap-siap aja buat dihujat satu sekolahan. Bye." Lalu Hyunjin berbalik dan berjalan menjauh.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari beberapa menit lalu. Jisung yang akan berjalan ke gerbang sekolah malah dihadang pemuda yang tidak dia sukai.

Karena menurutnya Hyunjin itu sombong, bermuka dua dan tukang pamer.

**


Tap

Tap

Tap


Grep

Hyunjin merasakan kemejanya ada yang menarik dari belakang. Ia menoleh, dan kemudian tersenyum miring.

Masih diam, menunggu sang pelaku berbicara lebih dulu.

"Emang kak Q gak bisa nemenin gue latihan? Pelatih cuma minta lo doang? Apa gak bisa sama yang lain?" Tanya pemuda itu dengan wajah menunduk.

Hyunjin memutar bola mata malas.

"Emang lo se-spesial itu bisa milih-milih yang bisa bantuin lo? Sadar diri aja sih." Kalimat Hyunjin memang setajam itu.

Wajah Jisung merah padam, namun berusaha untuk tidak menyemburkan kalimat hujatan sekarang juga. Ia berusaha menetralkan raut wajahnya.

"Sabar..sabar..abis kompetisi, lo bebas nendang dia ke Laut China Selatan, Cung!" - batin Jisung, berusaha meredakan emosinya.

Dia berusaha agar tersenyum. Lalu mendongak untuk bersitatap dengan wajah Hyunjin yang masih menatapnya dengan raut meremehkan.

"Ok. Gue terima pesan Pelatih Kim. Kapan mulai latihannya?" Jisung memasang senyum tipis, sangat tipis.

Hyunjin tampak berpikir.

"Tapi gak gratis." Kembali melempar senyum miring.

Jisung sudah mengepalkan tangannya ingin menonjok wajah menyebalkan Hyunjin.

"Berapa bayaran lo?" Tanya Jisung akhirnya.

Hyunjin terkekeh. "Gak perlu pake duit. Lo bikinin gue bekal tiap hari." Dia melempar sebuah kedipan menyebalkan lalu masuk ke mobilnya.

Jisung masih blank.

Tok

Tok

Tok

Mengetuk kaca jendela mobil tersebut setelah sadar.

"Apalagi? Mau nebeng?" Tanya Hyunjin ketika kaca mobilnya diturunkan.

"Gue gak setuju sama lo tentang bekal." Balas Jisung.

"Yaudah, sana latihan sendiri." Hyunjin menstarter mobilnya.

Jisung menahan tangan Hyunjin dari jendela yang masih belum tertutup.

Menghela nafas kasar lalu mengangguk. "Ok. Seminggu doang kan?"

Hyunjin tersenyum tampan. "Kalo mau selamanya juga gapapa." Godanya.

"Ogah!" Jisung memasang wajah kesal. Pipinya mengembung dengan bibir mencebik. Lucu.

Jisung mundur ketika Hyunjin kembali membuka pintu mobilnya dan keluar.

Pemuda jangkung itu lalu menarik lengan Jisung untuk berjalan memutar ke arah pintu penumpang.

Jisung tidak paham maksud musuhnya itu. Dia masih berpikir apa gerangan yang akan dilakukan pemuda Hwang itu padanya.

Hyunjin membukakan pintu lalu mendorong tubuh yang lebih kecil untuk masuk.

Memasangkan seatbelt lalu kembali menutup pintu tersebut.

Hyunjin kemudian duduk di kursi kemudi dan melajukan mobilnya keluar dari area sekolah.

Hyunjin terkekeh melihat Jisung yang masih diam dan tampak blank.

"Gue anter. Tapi lo nemenin gue makan dulu di luar." Ucap Hyunjin.

"Gak ada penolakan." Lanjutnya ketika melihat Jisung akan kembali mendebat kalimatnya.

Pemuda tupai itu hanya mendengus dan melempar pandangan ke jalanan.

**

"Wah! Tumben mereka akur." Heboh Felix ketika melihat Jisung masuk ke dalam mobil Hyunjin, sahabatnya.

Minho yang masih duduk diam di jok kemudi menoleh ke arah adik bungsunya.

"Siapa yang akur dek?" Tanyanya penasaran.

Felix menunjuk mobil Hyunjin yang sudah melaju meninggalkan sekolah.

"Jisung pulang sama Hyunjin." Minho mengangguk paham mendengar kalimat Felix.

5 detik berlalu....

"Hah? Jisung pulang sama siapa?" Minho baru sadar setelah beberapa detik.

Saat ini dia dan Felix duduk di mobil yang terparkir di depan sekolah, menunggu Jisung keluar.

"Sama Hyunjin, teman adek." Balas si bungsu.

"Kok dia gak bilang, sih? Kita udah nunggu disini 10 menit." Kesal Minho.

"Mungkin Jisung lupa. Ayo kita pulang, kak."

Kemudian Minho melajukan mobilnya menuju kediaman mereka.

**

F

elix berlari kecil ke arah Jisung yang baru masuk rumah.

Ia membenamkan tubuh mungilnya ke dalam pelukan saudara kembarnya tersebut..

Si bungsu menduselkan hidungnya di bahu Jisung.

Yang lebih tua beberapa menit terkekeh lalu mengusak surai pink yang lebih muda.

"Jisung, kok gak ajak Piliks kalo jalan-jalan sama Hyunjin?" Felix menatap mata Jisung dengan berkaca-kaca.

Sedih karena tidak diajak main oleh Jisung.

Jisung blank.

"Jalan-jalan?"








Tbc

Lee Family and Their Weirdness! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang