nightmare lara

3.8K 47 0
                                    

BAB 1

Suasana hening yang berada di lobby apartemen membulatkan tekad lara untuk menemui aldo tunangannya, dia ingin memberikan kejutan kepada aldo bahwa dia sudah tiba dari luar kota. setelah sekian lama dia berpisah dengan aldo untuk study nya disana. Lara menyusuri lorong apartement yang terkesan mewah, dia juga tidak memberitahu kedatangannya. terakhir aldo masih berada dikantornya untuk meeting jadi aldo tidak sedang di apartemennya. Untungnya lara mempunyai kunci cadangan yang dulunya di berikan aldo. Sebuah cake dengan hiasan sederhana di taruhnya di atas meja. Lara terduduk dengan santai di sofa. Dengan tidak sabar dia menunggu aldo.

beberapa saat terdengar suara diluar sana. “aldo pasti dia sudah pulang...! seru lara tanpa bergeming dari duduknya. Aldo berjalan memasuki ruang apartemen miliknya namun dia tidak sendiri aldo bersama seseorang wanita. Wanita itu bergelut manja di sisi aldo dengan penampilan yang hampir tidak setengah sadar. Lara tertegun menatap kejadian itu dia terdiam cukup lama sampai ketika melihat aldo berciuman dengan wanita itu. Lara tergerak dan lampu menyala secara tiba tiba sehingga menghentikan aldo yang saat itu sedang asik. Aldo terlonjak melihat lara yang hanya terus terdiam.

“lara.. sayang kapan kau datang...!suara aldo terdengar parau dan bingung.

Lara beranjak dari duduknya sambil melepaskan cincin yang berada di jarinya. Lara memberikanya langsung kepada aldo.” jangan pernah mencariku aldo..semuanya sudah berakhir..!ucap lara dengan menahan air matanya untuk tidak jatuh. “ lara aku bisa jelaskan..” sanggah aldo sambil berusaha menahan kepergian tunangannya. tapi sekuat tenaga lara menepisnya, dia berjalan keluar dari apartement aldo menuju mobilnya. Tangis lara pun pecah sesaat ketika dia berada didalam mobil, kekecewaan terhadap aldo semakin menjadi jadi rasa nyeri mengingat kejadian yang tepat di depan matanya melukai semua cintanya.

****

dua bulan setelah kejadian di apartemen itu membuat lara terus melupakan aldo, dia lebih memilih menetap di kota lain, lara sangat ingin mengubur semuanya, tidak ingin terus mengingat laki laki itu. Lara masih meneruskan study nya sambil bekerja di sebuah perusahaan besar di pinggir kota. Lara menjabat sebagai sekretaris direksi. Dia berusaha bekerja sebaik mungkin dan dia menyibukkan dirinya dengan berbagai hal.

Lara menghela napasnya ketika dia tiba di flat kecil dekat kantornya, flatnya sungguh sederhana dengan 1 kamar tidur dan ruang tamu kecil serta dapur. Baginya flat itu sudah lebih dari cukup. Dia berusaha menghemat biayanya, sebab beasiswa yang dia dapat selama ini sudah tidak dia terima lagi karena prestasi lara yang belakangan ini menurun, jadi mau tidak mau dia harus membiayai kuliahnya dengan sambil bekerja.

Deringan ponsel milik lara terdengar berbunyi. Lara meliriknya dia melihat dimas yang tertera di ponselnya. “ lara kenapa kau pulang tidak pamit dengan ku..kau tau aku masih ada urusan dengan klien ku” seru seseorang dengan tiba tiba sebelum lara berucap apapun.

“tp mr. dimas ini sudah melewati jam kerja ku..”

“jangan membantah cepatlah turun aku sudah di bawah tempat flatmu..”lalu telpon terputus dengan cepat. Lara beringsut kesal. Menggerutu sedikit.”dia memang bos tapi seenaknya..”dengan cepat lara mengambil tasnya dan berkas yang dia bawa tadi. Benar saja mobil sedan hitam milik dimas sudah berada di lobby depan. Dengan segera lara memasuki mobil itu dan dimas sudah berada di mobilnya sambil tersenyum simpul kepada lara dan wajahnya kembali serius. Lara hanya terdiam membisu dia tidak berani menanyakan apa saja kepada dimas. Lelaki itu juga tak berkata sepatah kata pun kepadanya.

marriage without loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang