BAB 5
lara memandangi sapu tangan yang di depannya, dia tersenyum menyadari akan keramahan rafael pria yang diam diam mencuri perhatiannya. Rafael sangat perhatian beda jauh dengan dimas yang mudah marah. Ponsel lara berdering tertera nomor yang tidak dikenalnya. "halo..."sapa lara dengan seseorang disebrang telponnya. " lara apa kamu sibuk? Bisa temani aku sekedar minum kopi di cafe garden?
Ucap seseorang yang lara tahu itu rafael. "baiklah aku segera menemuimu.." dengan segera lara bersiap siap, kenapa baru saja rafael terlintas dipikirannya dan sekarang dia akan bertemu dengannnya. Rona wajah lara terlihat senang. Sepertinya dia jatuh cinta terhadap laki laki baik itu.
Lara sudah berdiri tepat di pintu cafe garden dia segera memasuki cafe tersebut dan mencari sosok rafael. Kemudian rafael melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum tipis.
"hai..raf...gimana kabarmu? Sapa lara basa basi agar tidak terkesan kaku.
"baik, sangat baik seperti yang kau lihat..." memang rafael terlihat baik dan juga tampan. Pikir lara.
Lara memilih duduk dihadapan rafael, dia memesan hot chocolate seperti biasa dia ke cafe ini.
"apa kau baik baik saja..!tanya nya dan lara menatap wajah rafael berusaha mencerna pertanyaannya.
Lara mengagguk pelan. Tatapan rafael datar. Dia ingin wanita didepannya jujur dengan apa yang dia rasakan, tetapi tetap saja wanita itu menutupinya dengan keras kepala.
"kurasa kau tidak yakin berkata seperti itu.."
"sedikit masalah terjadi akhir akhir ini, dan kupastikan semua bisa kuseleseikan.."
sahut lara berusaha yakin, entah kenapa kata kata itu keluar dari mulutnya.
"kamu tau aku merasa tidak ingin kamu tersakiti, meskipun dimas teman baikku.."
"dia baik terhadapku rafael..percayalah..? lara meyakinkan lagi.
"yahh ..mungkin dimas akan berubah pelan pelan..!
rafael menatap wajah lara masih dengan cemas, kenapa dia mulai mencemaskan lara, padahal dia baru mengenal wanita ini, apalagi lara calon istri dimas sahabatnya sendiri. Sejak kejadian di kantor 2 hari lalu dengan melihat wajah lara sembab dengan air mata yang mengalir membuat dia terus memikirkan keadaan lara.
Lara merasakan handphone bergetar, dia membuka pesan dengan tertera nama dimas.
Lara kamu dimana? Aku sudah didepan pintu flatmu..
lara terhenyak sambil menatap handphonenya kemudian rafael secara bergantian.rafael menyadari kebingungan lara.
"pesan dari dimas? Pasti dia sedang menunggumu?
Tanyanya yang langsung dijawab anggukan oleh lara. rafael tersenyum masih senyuman yang lembut dan tulus. " aku mengerti, pergillah temui dia.."suruh rafael segera.
"maaf" hanya kata itu yang bisa diucapkan lara pada rafael. Dan rafael terlihat santai tanpa bergeming. Lara segera pergi meninggalkan rafael.
"kita masih bisa bertemu nanti kan? Ucapan rafael menghentikan langkah lara sesaat.
"pasti..
"janji..?
"janji..
lara langsung menghilang dari kejauhan, dia bergegas menuju flatnya. Benar saja dimas sudah berdiri diambang pintu depan flatnya dengan kantong plastik yang berisi 2 buah sterofom.
"dari mana saja kamu tadi.."tanya dimas penuh selidik.
"mencari udara segar sebentar.."ucap lara kikuk.
"kamu tidak menemui pria lain kan selain aku? Mengapa terkaan dimas sangat membenarkan kejadian barusan. "maksudmu?
"yaa kalau aku tidak ada kamu jangan nakal .."sahut dimas sambil mencium puncak kepala lara.
"yaa mungkin beberapa cleaning service disini, mereka juga pria..!ucap lara asal bicara mengalihkan pembicaraanya. Dimas terkekeh geli.
****
sejak kehadiran dimas yang akhir akhir ini memasuki kehidupan lara, dia merasa hidupnya hampir kacau balau, apalagi tinggal hitungan jam dia akan menjadi istri seorang ceo di tempatnya dia bekerja sekarang. Entah dia harus merasa senang atau sedih yang jelas dia masih bingung tidak percaya, apalagi pria yang akan dinikahinya terang terangan bilang tidak mencintai dia. Pernikahan dengan kebohongan pikirnya suntuk. Sudah hampir seminggu dia mengambil cuti bekerja atau mungkin setelah nikah nanti dia tidak akan kembali bekerja. Lara mendengar berita kalau dimas sedang mencari sekertaris baru menggantikan dirinya.lara mendesah mungkin kali ini dia harus berhenti kerja dan fokus akan kuliahnya.
"tok.. tok.. ketukan pintu membuyarkan lamunan lara sesaat. Dia menemukan marsya didepan pintu flatnya. Wajah cantik gadis didepannnya terlihat bahagia. Rambutnya yang kecoklatan terurai indah di bahunya.
" kamu sudah siap kak..?tanya marsya dengan tersenyum dia melirik satu tas koper yang sudah siap untuk diangkut ke dalam bagasi mobil. Marsya datang untuk menjemput lara di flat, dia akan menginap langsung dirumah dimas malam ini dan untuk malam malam berikutnya. sebab Lara tidak mempunyai keluarga jadi untuk acara besok keluarga dimas yang menyiapkan semuanya.
Sedan hitam milik marsha melesat menuju kediaman keluarga dimas. Kemegahan rumah itu membuat lara menciut, dia meremas dressnya. Berpikir apa ini yang terbaik untuknya.
Kaira menyambut ramah dengan kedatangannya, lara dipeluknya dengan sayang. Wanita ini sungguh baik hati. lara tidak tega jika melukainya sewaktu waktu.
"selamat datang sayang.. gimana perasaanmu..?
"gugup..jawab lara seadanya. Kaira tersenyum lembut, senyumnya membuat lara sedikit lega. Dia merasa diterima dikeluarga barunya, itu yang terpenting. Namun sikap yang membingungkan dimas itu yang harus dia hadapi setiap hari. Lara medengus sambil terus berasumsi tentang keadaannya nanti.
"ini kamarmu sementara.. tapi besok kamarmu di sebalah sana.." ucap kaira sambil menunjuk sebuah pintu kamar yang paling sudut terlihat besar mungkin lebih besar dari tempat flatku. lara mengangguk mengiyakan. Kaira kemudian meninggalkan lara dikamar tamu. Desain kamar tamu nya sangat mewah..lara berdecak kagum. Apakah dia aka terus mersakan kesenangan ini terasa mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
marriage without love
रोमांसpernikahan yang di jalani lara tanpa saling mencintai..membuatnya tidak yakin. dimas yang arogan dan tampan atau rafael dengan hati bak malaikat