trust me

1.5K 33 3
                                    

Lara meratapi meja kerjanya dengan beberapa kertas yang tengah dia corat coret untuk desain baju butiknya. Sudah hampir sebulan dia menjalankan bisnis barunya yang membuat dia mempunyai kesibukan lagi.

"Trrttt...trrrttt..." ponsel milik lara bergetar, tertera nama marsya adik iparnya.

hai lara aku sudah sampai di london, sampaikan salamku buat kakak tersayangku dimas.. kuharap kamu bisa jaga dia dengan baik ...

Lara tersenyum melihat pesan whats up yang tertera di ponselnya. lusa kemarin marsya telah pergi ke london dan lara kini hanya tinggal berdua saja dirumah besar itu dengan dimas.

aku pasti akan jaga kakak tersayangmu dengan baik ... trust me and take care..

send.

Lara membalas pesan whats up marsya  dengan cepat. lalu dia raih  clutch kecilnya di atas meja, hari ini lara ada janji dengan dimas untuk makan siang bersama.

"elsa .. aku pergi keluar sebentar yaa nanti aku akan kembali lagi" ucap lara kepada asisten yang tengah menemaninya mengurus semua kebutuhan butiknya ini.

"tenang saja bersenang senanglah kamu dengan suamimu yang tampan itu? goda elsa sambil mengerlingkan matanya kepada lara. Lara pun tertawa melihat tingkahnya.

"kamu bisa saja, sudah aku jalan dulu "

Mobil sedan milik lara melesat ditengah keramaian kota. Lara berjanji untuk menemui dimas di sebuah cafe, semoga  ini awal baik untuk hubungannya dengan dimas setelah mereka sibuk kerja.

Lara menuju meja yang sudah direservasi oleh dimas sebelumnya. Seorang pelayan menyodorkan beberapa menu yang tertera di daftar. Kali ini lara hanya memesan juice strawberry kesukaannya.

" sudah lama menunggu lara? Maafkan aku tadi jalanan sedikit macet.." ucap seseorang yang tengah lara tunggu dimas.

" tidak masalah, aku baru saja tiba.." kata lara dengan santai.

Dimas memesan secangkir kopi hangat untukknya. Dia terdiam cukup lama sambil menatap lara.

"Well sepertinya ada yang ingin kamu bicarakan? Tanya lara akhirnya memecah keheningan diantara mereka berdua.

" yeah ada beberapa hal yang harus aku sampaikan, aku hanya bingung harus memulai dari mana?
Ucap dimas sambil mengelap mukanya dengan gusar.

" katakan saja dimas jika kamu memang ingin katakan, aku tidak apa apa"
Ucap lara berusaha menahan rasa penasarannya.

" baiklah kuharap semuanya bisa kita terima dengan baik, begini lara aku sudah mengurus surat perceraian kita dan aku ingin semuanya terseleseikan secepatnya.. dan tenang saja lara apa yang sudah menjadi milikmu tidak akan pernah aku ambil kembali, semuanya untukmu.."

ucapan dimas membuat lara menjatuhkan sendok yang tadi di genggamnya, perkataan dimas sama sekali perkataan yang tidak ingin di dengarnya. walaupun dimas memang terlalu kaku untuknya tapi tidak ada niatan lara untuk bercerai darinya. apalagi lara sudah berjanji dengan almarhum ibu dimas kalau mereka tidak akan melakukan perceraian.

" cerai dim? kenapa kamu menceraikanku dim? apa aku terlalu sibuk di butik atau ada hal lain apa ini mengenai rafael...? tanyaku akhirnya dengan parau, tidak terasa air mataku sudah jatuh dengan kasar.

" hei lara lihat aku, kamu tau kan cepat atau lambat semua ini pasti terjadi bukankah tidak ada bedanya..? ucap dimas sambil berusaha menenangkanku.

" tapi dim, tadinya aku kira kita bisa belajar saling menyukai, seperti katamu dulu" ucap lara sambil tertunduk. hatinya terasa menyakitkan dengan kebenaran yang ada.

marriage without loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang