“apakah kamu mencintaiku dim..?
kata kata itu terlontar sesaat dari bibir lara. Lara terduduk di depan meja rias masih mengenakan gaun pengantinnya. Dimas mendengus bingung dia mengacak rambutnya sambil duduk di sofa putih didalam kamarnya. Dia mengendurkan dasi yang tadi melekat sempurna lehernya.
“untuk saat ini belum, maafkan aku lara..”
ada sedikit kekecewaan dari jawaban dimas, lara hanya terdiam terpaku sambil menatap dirinya ke cermin.
Dimas beranjak dari tempatnya medekati lara mengecup bahu lara.
“kamu anugrah buatku lara..”
“mungkin itu alasan yang cukup untuk kita dapat menjalani semuanya..” ucapan lara membuat dimas tersenyum. Lara hanya berusaha menyenangkan hatinya. Dia tidak menginginkan pernikahan yang seperti ini. Dimas memang memperlakukan lara dengan baik dan tidak menyakitinya tapi secara batin dimas seakan menyiksanya.
Setelah percakapan tadi dimas tidak kembali ke kamarnya sampai larut malam. Lara berusaha menahan kantuknya menunggu dimas tetapi tetap saja dimas tidak juga masuk ke dalam kamarnya, entah dimana dia sekarang berada.
Pintu kamar berderit jam menunjukkan pukul 04.00 dini hari, dimas akhirnya kembali kekamarnya, namun lara sudah tertidur pulas diatas kasur. Wajahnya tampak tenang. Istrinya itu mengenakan piyama satin berwarna hitam. Dimas tercekat ketika melihat kemolekan tubuh lara tanpa selimut yang menutupinya. Dia menahan hasrat kelaki lakiannya untuk segera menyerang tubuh lara saat ini.
Dimas mengambil selimut yang tergulung dibawah kaki lara kemudian menutupinya sampai leher.
dimas merebahkan tubuhnya di kasur membelakangi lara sambil berusaha memejamkan matanya untuk segera terlelap.
Cahaya pagi memasuki ruangan kamar, membuat lara terbangun menggeliat lemah di atas kasur, matanya menerawang dan mendapati dimas yang tengah tertidur disebelahnya dengan posisi tengkurep.
Wajahnya terlihat damai ketika tidur. Kemana saja dia tadi malam pikir lara ada sedikit kekecewaan di sudut mata lara.
Lara beranjak dari tempatnya untuk segera membersihkan dirinya. Dan menyiapkan kebutuhan dimas sebelum dia bngun. Biar bagaimana pun dia adalah istri dimas sekarang.
Lara membasahi tubuhnya dengan shower membiarkan air terus mengalir.
"Brakk.." tiba tiba pintu terbuka oleh seseorang. Lara melihat dimas masuk ke dalam kamar mandinya.wajah lara mematung sama halnya dimas yang datang tanpa permisi.
" di...Maaass .." teriak lara setengah memekik yang menyadari keberadaan dimas berdiri menatap tubuhnya yang tanpa sehelai benang.
" maaf...." teriak dimas sambil menutup pintu kamar mandi.
Dimas melihat jelas tubuh lara, tubuhnya amat menggoda terlebih lagi dibawah pancuran air tadi terlihat basah membuatnya susah menahan hasratnya. Kenapa dia tidak mengunci pintu kamar mandinya. Keluh dimas kesal sambil mengacak rambutnya.
Lima menit kemudian lara keluar sudah mengenakan kaos santai warna putih transparan dan celana pendek hanya menutupi pangkal pahanya saja, rambut panjangnya terlihat basah mengesankan kesan seksi di mata dimas. Apa dia sengaja memakai pakaian seperti ini, oh lara jangan memancingku. Dimas masih terdiam melihat lara. Lara sendiri merasa risih dilihat seperti itu.
" kenapa liat aku seperti itu?
Tanya lara sedikit malu akan kejadian tadi.
" lain kali kamu bisa mengunci pintu kan?
Sahut dimas dengan wajah yang tidak peduli. Dia kembali memasuki kamar mandi yang telah kosong. Membiarkan lara yang masih terdiam dengan kata kata dimas baru saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
marriage without love
Romancepernikahan yang di jalani lara tanpa saling mencintai..membuatnya tidak yakin. dimas yang arogan dan tampan atau rafael dengan hati bak malaikat