amazing men

1.1K 15 0
                                    

BAB 4

hari minggu harusnya hari yang menyenangkan melepas lelah dari segenap pekerjaan, tetapi tidak demikian dengan lara, hari ini dia ada janji dengan dimas untung fitting gaun pernikahannya. Sekitar pukul sembilan pagi dia akan dijemput oleh dimas.

Lara sudah mngeringkan rambutnya dia mengikatnya dan membiarkan helaian lain terurai di kepalanya. dia membubuhkan riasan tipis di wajahnya. Kali ini dia memilih gaun berwarna merah muda selutut dengan hiasan sederhana di dadanya.

“Tok... tok …! suara ketukan pintu terdengar olehnya. Dia tahu pasti dimas yang menjemputnya. Lara membuka pintunya namun bukan dimas yang dilihat tetapi rafael yang bersama marsha adiknya dimas.

“hai lara...pasti kau mencari dimas? Sayangnya dia tidak ikut...! seru rafael segera.

“benar lara, rafael pagi pagi sekali harus terbang ke jepang karena ada proyek penting katanya...”

ucap marsha membenarkan. Kalau begitu untuk apa fitting gaun pernikahan, pikir lara kesal. Dimas selalu seenaknya. Tidak memberi kabar.

“lalu kita akan kemana? Tanya lara bingung.

“tetap fitting baju pernikahan lara tapi tanpa dimas tidak apa apa kan...?”

“iyah lagi pula tubuh kak rafael dan kak dimas sama persis, kak dimas menyuruh kak rafael yang mencobanya..? ucap marsha sekenanya.

Kenapa rafael yang mencobanya, dimas memang aneh bagaimana kalau nantinya rafael yang menikah dengannya.

“lara... kenapa kau diam...” sahut rafael membuat lara mngerjap, lara berpikiran macam- macam dan tidak mungkin rafael menyukainya walaupun semalam rafael bilang begitu, tetapi lara tahu hanya sebatas teman.

“iya... kalo begitu kita pergi...” mereka meninggalkan flat lara melesat kesebuah bridal ternama di pinggiran kota. Bridal itu cukup modern dengan ornamen klasik disetiap sudutnya.

“selamat datang... nona marsha...” sambut seseorang dengan gaya perempuan yang khas. Dia memeluk marsha dengan lembut. Marsha tersenyum simpul kepada matthew sang pemilik bridal tersebut.

“matthew kenalkan ini rafael, dan ini lara calon kakak iparku..” seru lara memperkenalkan mereka kepada matthew. Wajah matthew berubah centil ketika melihat rafael dia memasang senyum nakalnya dengan menggoda.

“lara... kau kekasihnya tuan dimas? Tanya matthew menyeringai seolah tidak percaya dan membuat lara menjadi malu dibuatnya. Lara hanya mengangguk pelan.

“maaf lara, selama ini tuan dimas tidak pernah memeperkenalkan satu orang wanita kepada publik..!

ucap matthew lagi menyadari perkataannya yang menyinggung lara.

“tidak apa apa matthew..! jawab lara lembut.

“mungkin kakakku sangat mencintainya..” sambung marsha sambil mengedipkan matanya kepada lara dan mereka tertawa berbarengan. Ucapan lara membuat lara termenung mana mungkin dimas mencintainya. Pikirnya setengah kecewa.

“kupikir kau akan menikah dengan lelaki tampan ini..” ucap matthew dengan logat nakalnya kembali. Rafael hanya tersenyum sambil memandangi lara.

Sesaat kami menunggu matthew yang sedang mempersiapkan sebuah gaun untuk lara, dan matthew keluar dengan beberapa asistennya sambil membawa sebuah gaun berwarna putih yang luar biasa indah, yang terbuat dari satin yang dilapisi sutra mahal, dengan potongan bahu terbuka yang dihiasi payet payet dan butiran permata memenuhi gaunnya. Lara menatap kagum terpesona akan keindahan gaun pengantinnya itu.

“ini gaun pengantin pesananmu sayang...” ucap matthew sambil menyambut tangan lara untuk segera mencobanya. Mata lara berbinar binar dia memang tidak sabar untuk segera mencobanya.

marriage without loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang