Keesokan harinya Lara memenjamkan matanya sambil sedikit mencubit punggung lengannya sendiri. Hampir saja dia menjerit kesakitan, ternyata ini memang kenyataan lara. Dalam hitungan jam saja semua akan terjadi.
lara membuka kran air hangat di bak mandi, dia ingin merendam diri di dalam air hangat itu menenangkan pikirannya, mencari sebuah keyakinan dan jawaban akan keraguannya. Lara berdecak betapa tenangnya duduk diam didalam air dengan mata terpejam.
“nona lara..” sahut seaorang dari luar kamar mandi. Dengan segera dia mengambil handuk untuk menyeleseikan ritual mandinya.
“iya..” lara menongolkan kepalanya dari balik pintu.
“nanti nona pakai baju ini yaa...? ucap salah satu pelayan dengan sopan.
“baik terima kasih..”
baru saja lara mengenakan baju gaun satin putih panjang dengan payet didaerah sekitar dada hingga pinggul dan potongan dada yang sedikit rendah serta tali tipis yang mengatung di leher jenjangnya. Kemudian para penata rias tiba tiba datang ke kamarnya tanpa permisi dahulu. Membangunkan tubuh lara yang masih terduduk di atas kasur.
“kalian mau apa..” cegah lara dengan cepat. Tapi ucapan lara tidak dipedulikan oleh 4 orang penata rias yang dengan cekatan mulai merias satu persatu wajah lara serta mesanggul rambut lara dengan kesan natural.
Selang beberapa jam saja penata rias itu sudah menyulap lara menjadi orang lain.
Lara melihat dirinya ke cermin dengan wajah terkejut.
“gimana cantik kan..? akhirnya salah satu penata rias itu bersuara juga memuji hasil yang dia buat kepada lara.
“ini aku..” sahut lara sambil berputar sedikit sambil melihat cermin di depannya. Penata rias yang dihadirkan memang profesional. Wajah lara di hias dan ditata dengan sangat cantik dan elegan.
“satu lagi...sentuhan terakhir..” perias itu mengambilkan high heels berwarna silver dengan batu permata menghiasi tali ikatannya.
“kau tau sepatu yang bagus akan membawamu melangkah ketempat yang bagus pula..” sahut penata riasnya lagi sambil mengedipkan matanya kepada lara.
Lara tersenyum mendengar penuturan jack salah satu asisten penata rias itu.
“laraa.. kamu cantik sekali...” sahut seseorang yaitu kaira sambil memasuki kamar lara yang sudah berantakan. Kemudian kaira memeluk lara.
“madam kaira kumohon jangan peluk nona lara dulu...” sahut jack mencegah kaira yang ingin memeluk lara.
“this is my masterpiece..” ungkap jack lagi dengan bangga menunjukkan karyanya kepada kaira.
“hahaha..aku mengerti jack..”
kaira mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru dari dalam sakunya.
“ini untukmu lara..” kaira membuka kotak kecil itu yang berisi sebuah kalung cantik bertahtakan berlian.
“indah sekali tante...”
kaira memberikannya kepada jack untuk dipakaikan ke leher lara.
“kalung ini peninggalan oma dimas dan sudah turun temurun..”
ucapan kaira membuat lara tercekat. Dia harus menjaga kalung ini baik baik nantinya.
“lara kamu sudah ditunggu dibawah..” panggil marsya yang muncul tiba tiba.
Marsya tampak cantik dengan gaun putih selutut ala pengiring pengantin.
Lara menelan ludah kuat kuat. Dari semalam dia juga belum bertemu dimas sampai hari ini tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
marriage without love
Romansapernikahan yang di jalani lara tanpa saling mencintai..membuatnya tidak yakin. dimas yang arogan dan tampan atau rafael dengan hati bak malaikat