- TUJUH -

173 38 5
                                    

Zahra dan Via mengambil tempat dibagian paling depan barisan saf khusus akhwat. Area masjid yang cukup luas itu, dapat menampung hingga ratusan jamaah. Di antara saf ikhwan dan akhwat, dibatasi oleh hijab lebar berwarna putih.

Acara kajian telah dimulai beberapa menit yang lalu, suasana tampak hening, semua jamaah mendengarkan dengan hikmat apa yang disampaikan oleh ustaz muda berkarismatik itu.

"Mengimani surga dan neraka berarti membenarkan dengan pasti akan keberadaan keduanya, dan meyakini bahwa keduanya merupakan makhluk yang dikekalkan oleh Allah, tidak akan punah dan tidak akan binasa, dimasukkan ke dalam surga segala bentuk kenikmatan dan ke dalam neraka segala bentuk siksa. Juga mengimani bahwa surga dan neraka telah tercipta dan keduanya saat ini telah disiapkan oleh Allah ta'ala." Ujar sang Ustadz dengan suara yang begitu lembut.

Ustaz itu mengambil napas sejenak, lalu melanjutkan. "Secara istilah, surga ialah nama yang umum mencakup suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi mereka yang menaati-Nya), di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan pandangan mata." Imbuhnya.

"Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya surga terdiri atas seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara langit dan bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya."

"Tingkatan surga yang paling tinggi ialah Firdaus. Nabi memerintahkan ummatnya untuk berdoa memohon Firdaus melalui sabdanya, "Jika kalian meminta pada Allah mintalah kepadaNya Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling utama, dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga, di atasnya terdapat 'Arsy Ar Rahman dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga."

...."

Kajian berlangsung cukup lama, sang ustaz muda itu, menjelaskan dengan begitu detail tentang penamaan surga, pintu-pintu surga, tingkatan surga, bangunan dalam surga, dan makanan serta minuman penghuni surga.

"Alhamdulillahi rabbil 'alamīn. Syukron jazīlaan Ustaz atas ilmu yang sudah disampaikan pada pagi hari ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin. Barakallah fii kum." Atensi para jamaah beralih pada seorang moderator yang memimpin berjalannya kajian hari itu.

"Selanjutnya, kami persilakan kepada para jamaah untuk bertanya tentang materi kajian pada hari ini." Dipandu oleh moderator, saat ini sesi tanya jawab-pun dibuka.

Segera Zahra melayangkan tangannya di udara, dan beberapa detik kemudian, sang moderator mempersilakan Zahra untuk bertanya.

"Assalamu'alaikum, Ustaz. Maaf, ana Zahra ingin bertanya, apakah para penghafal Al-Quran tetap akan dibersihkan dahulu di neraka atau langsung dimasukkan ke syurga-Nya tanpa hisab, Ustadz? Jazakallah khayr," tanya Zahra dengan begitu pelan, sang Ustadz yang mendengarnya tersenyum singkat.

"Wah bagus sekali pertanyaannya ukhty Zahra, monggo ustadz dijawab."

Ustadz muda itu mengangguk, lalu mengambil microphone yang tersedia. "Wa'alaikumussalaam warrahmatullah, Neraka Adalah tempat orang kafir dan ada pun orang islam yang hanya sebatas status, dosa-dosanya akan dibalas atau dibersihkan dahulu di Neraka, dan perlu kita ketahui bahwa 1000 tahun di dunia sama dengan 1 hari di Akhirat.

"...Insya Allah, setiap mukmin akan masuk surga, meskipun ia harus dibersihkan dulu dengan hisab atas dosa-dosanya. Namun bagi hafidz Alquran, ia memiliki keutamaan masuk surga sejak pertama kali. Bahkan, seorang hafidz Alquran dapat memberi syafaat kepada sepuluh orang yang fasik dan banyak dosa besar, tetapi orang kafir tidak akan memperoleh syafaat itu."

"...Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membaca Alquran dan menghafalnya, dan menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan menjaminnya untuk memberi syafaat bagi sepuluh orang keluarganya yang wajib masuk neraka." (HR. Ahmad dan Tirmidzi) Wallahua'lam bish shawab."

Sekat Sebelum Akad [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang