- SEPULUH -

171 33 0
                                    

Bu Lia, guru muda yang berkharismatik. Pembawaan yang santai, membuat Siswa dan Siswi sangat antusias mendengarnya mengajar.

Materi kali ini, Bu Lia yang merupakan guru mata pelajaran Biologi, memaparkan tentang sistem ekskresi pada manusia.

"Baiklah, setelah apa yang Ibu jelaskan, ada yang ingin ditanyakan?"

Seluruh siswa bergeming, tidak ada yang membalas pertanyaan Bu Lia sama sekali. Namun, sedetik kemudian, tangan seorang cowok terangkat ke udara. Wajahnya kebingungan sarat akan ketidak-tahuan.

"Bu, mengapa paru-paru dimasukkan ke dalam organ eksresi?" tanya seorang cowok yang bernama Bagus.

"Pertanyaan bagus, Bagus. Ada yang bisa jawab? Nanti Ibu berikan tambahan nilai!"

Serempak, tangan Aldo dan Zahra melayang di udara. Keduanya saling menoleh, memberikan tatapan tidak percaya satu sama lain.

"Cieeee!"

Zahra menunduk, saat mendengar sorakan riuh dari arah belakang.

"Lady's first." Aldo tersenyum lalu mempersilakan Zahra untuk menjawab pertanyaan Bagus.

"Makasih," ujar Zahra tanpa menatap ke arah Aldo.

Zahra mengangkat kepalanya lalu menatap lekat Bu Lia yang sudah menanti jawabannya.

"Baiklah, saya akan menjawab pertanyaan dari Bagus. Paru-paru termasuk ke dalam organ ekskresi, karena paru-paru juga membuang atau mengeksresikan sisa-sisa proses pembakaran zat-zat yang berupa CO2 dan H2O dalam bentuk uap air. Di dalam paru-paru, tepatnya di bagian alveolus, karbondioksida dan uap air tersebut akan berdifusi ke dalam alveolus untuk dikeluarkan ke udara luar."

Seluruh teman-teman Zahra memberikan tepukan tangan. Sedang Aldo tersenyum bangga.

"Bagus sekali. Jadi, semua sudah paham 'kan?"

"Jika sudah, ibu akan bagi kalian menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok berisi empat orang."

"Ibu akan urutkan dari absen paling atas dan bawah ... " Bu Lia mengambil buku Absen yang berada di atas meja, lalu membukanya perlahan. "Kelompok pertama. Aldo, Zahra, Annisa dan Via." Imbuhnya sambil menunjuk ke arah Aldo, Zahra, dan Via yang duduk berdekatan.

"Tunggu Bu! Wah, kelompoknya enak banget! Aku nggak terima dong, Bu!" Luna menggebrak meja kuat. Gadis yang duduk di samping Via itu nampak menghiraukan tatapan tajam Bu Lia yang mengarah kepadanya.

"Kenapa protes kamu Luna? Mau sekelompok dengan Aldo? Nama kamu 'kan ada di tengah. Kalo mau sekelompok dengan Aldo, nama kamu ganti dulu deh jadi Zaenab biar absen kamu paling bawah." Sungut Bu Lia. Wajah Luna tampak memerah menahan malu.

"HAHAHA."

"Sudah, sudah. Sekarang, catat anggota kelompok kalian, lalu pahami soal yang Ibu catat di papan tulis nanti."

"Baik, Bu."

🍁🍁🍁

Langit tampak menghitam. Sang surya terlihat malu-malu menampakkan sinarnya. Ia bersembunyi di balik awan nimbostratus yang menyelimuti keberadaannya.

Meski cuaca terlihat begitu murung, keadaan itu tidak menyurutkan semangat mereka. Aldo, Annisa, Via dan Zahra sepakat mengerjakan tugas yang diberikan Bu Lia. Mengingat waktu deadline tersisa 24 jam. Artinya, dalam tempo satu hari lagi, tugas itu harus segera dikumpulkan.

Sekat Sebelum Akad [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang