[18] Gift

2.6K 229 9
                                    

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.Anehnya,Sehun tidak merasa mengantuk sama sekali.

Dia memutuskan pergi ke kamar Hana untuk memastikan keadaan wanita itu.Sesampainya di sana,Sehun tidak menemukan siapapun.

Tentu saja dia panik dan khawatir musuh-musuhnya sudah melakukan pergerakan dan melakukan hal sesuatu yang berbahaya pada Hana.

"Perketat keamanan.Tutup semua akses keluar.Jaga setiap sudut mansion.Cek kamera pengawas"perintah Sehun pada semua pengawal melalui earpiece yang di pakainya.

"Segera seret padaku bila menemukan orang asing berkeliaran.Temukan keberadaan Hana.Cepat!"

Sirine emergency tanda bahaya mulai terdengar.

"Sialan!"desis Sehun.

Ketika semua orang sibuk bergegas kesana kemari,tiba-tiba di kejutkan dengan sebuah nada piano yang di mainkan dengan begitu lembut.

Sontak mereka semua segera menuju ke arah suara itu.Dengan tidak sabaran,Sehun membuka kenop pintu dan masuk ke sebuah ruangan.

Para pengawal menghela nafas lega dan segera membubarkan diri.Sedangkan Sehun masih di buat terpaku oleh pemandangan di depannya.

Hana sedang duduk membelakanginya dan memainkan tuts piano dengan begitu lembut.

Alunan melodi indah yang di mainkan Hana membuat Sehun tak berpaling barang sedikitpun.

"Happy birthday Hana...Happy birthday Hana...Happy birthday...Happy birthday..."

Entah kenapa nyanyian dan nada-nada yang dimainkan Hana terdengar begitu pilu.

"Happy birthday Hana..."Sehun melanjutkan.

Sontak Hana segera membalikkan badannya dan mendapati Sehun yang sedang berjalan mendekat ke arahnya.

Benar.Tepat hari ini adalah ulang tahun wanita itu.Biasanya dia hanya akan menyendiri dan tidak boleh ada yang merayakan seperti memberi ucapan selamat ataupun kado padanya.Hana sangat tidak menyukainya.

Tapi entah kenapa pada ulang tahunnya kali ini,dia justru ingin sekali memainkan piano sembari menyanyikan lagu untuk dirinya sendiri.

Mungkin karena Hana merasa ini adalah ulang tahun terakhirnya.

"Musikmu sangat indah dan mempesona"

Sungguh.Sehun tidak berbohong.Dia memang sering melihat pertunjukkan piano dari musisi berbakat,tetapi mendengar alunan melodi yang di mainkan Hana lebih membuatnya terpesona.

Hana tersenyum tipis mendengar pujian Sehun yang di lontarkan untuknya itu.

Tangan Hana kembali terulur menekan tuts piano.Jari-jarinya yang begitu lincah sehingga menghasilkan alunan musik yang begitu lembut seiring dengan suara Sehun yang mengiringi merdu.

Lelaki itu bernyanyi sembari memeluknya dari belakang.

Baby I'm falling deeper in love

Everything that you are is

All I'm dreaming of

And if I can break enough

To show you that I need us

I'd give up everything

I have girl just for you

Tryna hold back

You oughta know that

You're the one that's on my mind

I'm falling too fast deeply in love

Girl all I need to breathe is you

Hana tidak bisa menahan pelupuk di air matanya.Tapi,dia tetap terus memainkan piano dengan lihai.Sehun meneruskan nyanyiannya sembari mengeratkan dekapannya pada tubuh Hana.

Cause you're the right time

At the right moment

You're the sunlight

Keeps my heart going

Know when I'm with you

Can't keep myself from falling

Right time at the right moment

It's you

You it's you

You it's you

You it's you

You

You it's you

Tepat saat Hana menghentikan jarinya pada tuts piano,Sehun mengulurkan tangan kearahnya.

Layaknya pangeran yang mengajak seorang putri berdansa.

"Aku tidak bisa melakukannya"ucap Hana pelan.

Sehun justru menuntun kedua tangannya agar berdiri.Jantungnya berdegup lebih kencang saat Sehun menarik pinggangnya agar lebih mendekat.Pada akhirnya kedua tangannya terulur bertumpu pada bahu Sehun.

Keduanya perlahan mulai bergerak.Ke kanan dan ke kiri walaupun tanpa alunan musik.Terkadang Hana menginjak kaki Sehun,namun mereka hanya menganggapinya dengan tertawa kecil.

Sehun menundukkan kepalanya dan mendaratkan bibirnya pada bibir Hana.

Insting Hana memberikan perintah untuk membalas Sehun.Dengan lembut dia berusaha mengimbangi ciuman itu.Cukup lama hingga akhirnya terlepas.

"Aku mempunyai sebuah hadiah untukmu"ucap Sehun sembari mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

Sebuah kalung hati dengan simbol bunga kecil di tengahnya.

Tangan Sehun terulur memasangkan benda itu di leher Hana.

"Cantik sekali"ucap Hana dengan mata berbinar senang.

"Benda ini sebelumnya pernah dipakai seseorang.Sederhana dan juga tak mahal. Tapi,bagiku sangat berharga.Bahkan terlampau jauh lebih berharga dari nyawaku sendiri"

"Biar aku tebak.Apa kalung ini milik wanita spesial di hidupmu?"

Sehun mengangguk.Tepat sekali.

"Ibumu?"Tanya Hana yang di respon Sehun dengan sebuah gelengan.

Tidak.Seumur hidupnya,Sehun tak pernah tahu apa itu seorang Ibu.

"Mendiang calon istrimu?"

Lagi.Sehun menggeleng.

Tentu saja tidak.Hubungan mereka dulu di dasari dengan sebuah paksaan.Sehun sangat membenci wanita licik itu--Alana Wu.

Hana menghela nafasnya panjang."Baiklah,tak apa jika kau tidak ingin memberi tahunya padaku.Terima kasih telah memberikan kalung ini.Aku akan menjaganya untukmu,Sehun"

Lalu bibir mereka kembali menyatu dalam ciuman hangat.

"Itu milikmu,Park Hana.Cinta pertamaku"batin Sehun.

Dalam pergumulan itu,Sehun hanya berharap momen ini akan berlangsung selamanya.

Berada dalam sisi Hana terasa begitu tepat,seakan ini memang tempat seharusnya dia berada.

Ciuman mereka semakin dalam.Seolah melupakan suatu hubungan masa lalu kelam yang pernah terjadi di antara mereka.

TO BE CONTINUED

TARGETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang