Hadiah untuk Alice

40 11 25
                                    

"korban kecelakaan, mobilnya terbakar. Korban sempat melarikan diri. Tapi Allah berkendak lain, korban ditabrak mobil dengan kecepatan tinggi. Hingga tubuhnya terpental jauh dari lokasi kejadian. Ini menurut pendapat para saksi." Kata Polisi

"Dan saya menemukan ini (memberikan sebuah amplop) dibaju korban, sepertinya amplop ini ditujukan kepada Alice Mustika, karena disitu ada tulisannya. Lalu kami mencari alamat dari nona Alice Mustika." Jelas Polisi.

"huaa, Marfel huaaa." Tangis mami Marfel pecah seketika, lalu Riska datang menenangkan maminya yang sudah sangat hancur, hancur sekali. Bahkan Riska mati-matian menahan emosi dan tangisan demi tidak memperkeruh suasana.

"kalau begitu kami permisi." Kata Pak polisi kemudian beranjak pergi.

"terimakasih pak polisi." Ucap papa Alice, lalu merangkul tubuh papi Marfel memberikan ketenangan dan semangat untuknya. Mama Alice juga membantu menenangkan maminya Marfel, karena putrinya sudah ditemeni sama sahabat-sahabatnya.

"Kita harus melakukan pemakaman Marfel." Ucap papi Marfel "Wahyu siapkan semuanya, maaf pak. Kami akan membawa jenazah putra kami pulang. Mohon maaf atas semuanya." Tambahnya

"iya, anda yang sabar. Kami akan segera menyusul ke sana." Ucap papa Alice sambil menepuk bahu papi Marfel.

Keluarga Marfel pulang ke rumah dengan membawa jenazah Marfel. Putra satu-satunya mami dan papi Marfel. Mereka sangat terpukul dengan takdir yang Allah berikan kepada keluarganya. Tapi mereka orang yang paham agama, mereka tidak menyalahkan takdir Allah, mereka sangat yakin pasti ada hikmah dibalik peristiwa ini.

Sebelum mereka pergi dari rumah keluarga Alice, mereka menyerahkan amplop yang memang itu ditujukan untuk Alice. Mereka sangat bangga dengan putranya, karena putranya mampu membuat gadis seperti Alice sangat jatuh cinta kepadanya. Hingga kematiannya Alice terus menangis dengan keadaan yang sangat kacau sekali.

Mereka berharap Alice bahagia, walaupun tanpa kehadiran Marfel disampingnya. Karena perempuan seperti Alice harus mendapat laki-laki yang tulus mencintainya.

Alice membuka mata menyesuaikan cahaya yang ada disekitarnya.

"Tha, astagfirullah. Apa kamu tau gua tadi mimpi yang sangat mengerikan. Masak Marfel menginggal, kan nggak mungkin, kita kan baru aja tunangan." Kata Alice sambil mengusap dadanya, menetralakan detak jantungnya.

"elu nggak mimpi Al, Marfel memang sudah meninggal. Dia sudah dimakamkan." Kata Agatha yang terus menangis melihat keadaan sahabatnya saat ini, sangat hancur.

"apaan sih Tha, nggak lucu. Nis elu yang nggak pernah bohong sama gua, tadi Agatha bercanda kan?" tanya Alice, dengan wajah yang tidak mencoba mempercayainya.

"Marfel sudah meninggal Al, elu harus menerimanya." Kata Annisa memegang bahu Alice, ia sangat menyayangi sahabatnya ini. Annisa sangat tidak tega melihat sahabatnya yang seperti ini.

"enggak, enggak mungkin, Ra, Fin, Mer mereka bohong kan? Marfel masih hidup kan?" tanya Alice kepada mereka. Mereka hanya menggelengkan kepala menandakan kalau Annisa tidak bohong.

Tangis Alice kembali pecah di pelukan Agatha "huuaa, Marfel kenapa elu tinggalin gua. Gua cinta sama elu Fel, gua cinta." Kata Alice penuh dengan isakan.

"Al, jangan begini Al. Please tenangkan dirimu, birkan Marfel tenang disana Al." Kata Finda memeluk tubuh sahabatnya itu.

"Gua pingin sendiri, tinggalin gua." Lirih Alice, tapi mereka tidak ada yang bergerak.

"TINGGALIN GUA!!" teriak Alice, lalu Annisa memerintahkan mereka untuk keluar dari kamar Alice, sepertinya Alice lagi pingin waktu buat sendiri. Tapi sebelum pergi Annisa memberikan amplop dari Marfel kepada Alice.

Saat mereka sudah keluar Alice membuka amplop pemberian dari Marfel ternyata isinya tiket ke Korea dan pekerjaan di Perusahaan terbesal di Seoul, Korea Seatan.

Ternyata Marfel selama ini mendaftarkan Alice secara diam-diam di perusahaan Korea Selatan dan rencananya Marfel akan membelikan tiket untuk Alice berangkat ke Korea Selatan. Sungguh mulia hati Marfel. Lalu Alice menemukan surat di dalam amplop itu.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

To : My Love, Alice Mustika Quinza

Halo sayang, maaf ya aku nggak bilang-bilang sama kamu saat mau mendaftarkan kamu di perusahaan Korea Selatan. Aku hanya ingin membantu mewujudkan mimpimu untuk pergi di negara K-POP itu. Aku pernah mendaftarkanmu di entertaiment gitu, tapi ditolak. Karena aku sempat emosi disana, maaf ya sayang ^_^

Lalu aku mencoba mendaftarkanmu di perusahaan karena aku tau kamu itu pintar dalam bidang bisnis. Aku yakin kamu diterima, dan sekarang kamu diterima kan? hehe

Alice aku bahagia jika kamu bahagia, walaupun bahagianya bukan sama aku.

Alice saat kamu ada di Korea jangan genit-genit sama siapa tu,,, haluan kamu lah pokoknya yang ada cadel sama ceye itu. Pokonya jaga mata ya, nggak boleh genit-genit aku nggak suka. Janji lo ya, kalau kamu nglanggar janjimu aku akan mencium mu loh. Haha nggak lah bercanda.

Alice, maafkan aku jika suatu hari nanti aku tidak bisa mendampingimu. Tapi ingat kata ini, bahawa Marfel Dion Prasetya akan terus mencintai Alice Mustika Quinza sampai ajal menjemputku.

Tetap bahagia Alice, jangan pernah melupakan kenangan kita ya. Aku sangat mencintaimu

From : your love, Marfel Dion Prasetya

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Tangis Alice pecah saat membaca pesan itu, lalu mama Alice masuk kekamar Alice, ia sempat membaca sekilas isi dari pesan itu lalu memberikan ketenangan untuk putrinya itu.

Sudah satu minggu semenjak kepergian Marfel. Alice menjadi manusia yang tidak bernyawa, dia hidup tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan, sangat menyedihkan. Alice terus duduk menatap kearah depan dengan pandangan kosong. Sampai keluarga Alice menyerah menyadarkan jiwa Alice yang telah hilang. Sudah beberapa kali Ardian, Danish, mama, papa, Chika, bahkan teman-teman Alice yang datang menghibur Alice. Tapi gadis itu tidak berubah sama sekali.

"Marfel kau kah itu."

"iya sayang ini aku, kamu kenapa?"

"aku sedih karena kamu ninggalin aku. Aku ingin pergi bersamamu saja. Disini tidak ada yang mencintaiku lagi. Duniaku hancur Fel."

"sstt kamu nggak boleh berkata seperti itu, kamu harus bersyukur masih diberi kehidupan sama Allah. Dan aku minta kamu berjanji!"

"berjanji apa?"

"berjanji kamu akan terus bahagia, dan melanjutkan kehidupanmu. Jangan lupa dengan tiket dan nama perusahaan di Korea Selatan. Aku sudah susah payah mendapatkannya untuk kamu, kamu harus berjanji datang ke Korea untuk mewujudkan mimpimu."

"tapi aku nggak mau mimpiku harus membuat kamu pergi dari aku. Lebih baik aku hilangkan mimpiku dari pada aku kehilangan kamu."

"ini yang namanya takdir sayang. Kamu harus mewujudkan mimpimu menjadi nyata. Kamu sudah berjanji"

Alice mimpi ketemu sama Marfel. Ia menangis lalu mengusap air matanya, Alice sudah berjanji kepada Marfel agar tetap bahagia. Ke esokan harinya Alice menjadi lebih ceria seperti dulu, ia juga mulai bercanda dengan Ardian. Keluarga Alice sangat bersyukur karena putrinya sudah kembali ceria tapi mereka juga bersedih karena Alice akan pergi ke Korea Selatan untuk mewujudkan mimpinya dan menepati janjinya ke Marfel.

_______B_E_R_S_A_M_B_U_N_G_______

Marfel sangat baik hatinya.
Beberapa part lagi akan tamat nih, terus dukung ceritaku ya semua.

📝📝📝

Author : Viki Mustika

Hari : Kamis

Klaten, 9 Januari 2020

My Dream Come True || ALICE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang