Dua Puluh Dua

2.5K 367 96
                                    

Seperti Sehun di rumahnya, Jongin memutuskan untuk ikut membuat pengakuan pada orang tuanya setelah pulang sekolah. Ia berfikir untuk setidaknya meringankan beban Sehun dengan dia yang mengaku terlebih dulu. Sehun pasti sudah stress dan Jongin tidak mau kekasihnya itu lebih down jika menghadapi orang tua Jongin seorang diri.

Dan disinilah Jongin berada. Persis sama seperti Sehun dengan orang tuanya. Jongin berdiri di ruang tengah di depan Siwon dan Yuri, ditambah Namjoon yang tampak tak percaya dengan pengakuannya barusan.

Jongin melihat ekspresi masing-masing dari tiga orang di depannya. Namjoon yang menganga seperti orang bodoh, Siwon yang menatapnya tajam dengan nafas memburunya, serta Ibunya yang bergerak mundur nyaris pingsan.

"Dek.." Namjoon mengangkat kedua tangannya meminta penjelasan.

"Maaf." Lirih Jongin. "Maafin Jongin."

Seperti sebelum-sebelumnya, Jongin mendadak tremor saat panik dan takut berlebihan. Bahkan wajahnya telah memerah dan basah dengan air mata. Ia tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi ia berharap tidak mendapat kekerasan.

"Kamu..." Yuri menunjuk Jongin dengan raut tak percayanya.

"Ma.."

"Tetep disitu!" Ucap Yuri tegas saat Jongin berusaha mendekat.

"Maafin Jongin Mah, Pah." Jongin menunduk dalam sambil sesenggukan, Oh Tuhan rasanya sesak sekali.

"Jongin." Siwon bersuara dengan nada dinginnya, ia tak tau harus mengatakan apa pada putra bungsunya ini.

"Jongin gak sengaja. Jongin gak tau kalau jadinya kayak gini. Maafin Jongin Pah."

Siwon menghela nafas berat; mendadak pening dengan pikirannya yang penuh. Ia melihat Jongin dan menggelengkan kepalanya dengan pandangan kecewanya. Lalu beranjak dari sana untuk melangkah menjauh menuju belakang rumah. Ia perlu mendinginkan kepala dan hatinya. Ia tak mau jika nanti akan meledak disana atau bahkan menyakiti putra bungsunya. Lebih baik ia akan marah saat pikirannya terkendali, agar tidak ada keputusan gegabah yang diambilnya.

Dan di ruang tengah sana tersisa Yuri dan Namjoon yang masih menatap Jongin dengan pandangan berbeda. Bibir Yuri bergetar dengan perasaan sesak yang teramat sangat. Ia merasa dibohongi, hatinya terasa seolah ditikam berkali-kali dengan belati tajam. Benar-benar menyakitkan.

Tanpa sepatah katapun, Yuri melangkah lebar menjauhi ruang tengah menuju lantai dua. Hingga tak lama kemudian, wanita paruh baya itu kembali turun dengan tangannya yang penuh pakaian Jongin.

Jongin menggeleng cepat menatap Ibunya, mencoba menolak. "Mama.."

Yuri melempar tumpukan pakaian ditangannya dengan kasar, bahkan ia memukul bahu dan punggung Jongin dengan frustasi. "Anak kurang ajar kamu!"

"Ma Ma udah Ma!" Namjoon terkejut dan segera menengahi, ia menempatkan tubuh tingginya di depan adiknya untuk mencegah Yuri yang semakin brutal.

"Kamu gak tau gimana sayangnya Mama ke kamu?!! Tapi kamu malah ngecewain Mama! Malu-maluin keluarga!" Teriak Yuri yang berhasil membuat Siwon kembali masuk.

"Ma!" Tegur Siwon.

"Mending kamu keluar aja dari rumah ini!"

"Udah Ma!"

Siwon memeluk Yuri yang menangis histeris, wanita itu terlalu terkejut dan kecewa. Ia tidak menyangka putra bungsu yang teramat ia sayangi bisa melakukan hal tidak terpuji. Yuri merasa terlalu disakiti oleh putranya sendiri.

Siwon mencoba membawa Yuri ke dalam kamar, mamun Yuri malah memberontak dan kembali mendekat pada Jongin. Dan Namjoon yang membelakangi orang tuanya kembali terkejut saat tangan Yuri berhasil meraih kerah seragam Jongin dan menariknya kuat.

Crazy Relationship [Hunkai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang