Bab 4

2.7K 238 10
                                    

Lisa menghela nafas dengan usiran jennie. Jennie memang slalu begitu lisa memaklumi sahabatnya itu. Ya lisa dan jennie sudah bersahabat dari kecil dan perlu kalian tau kalau lisa dengan jennie sudah seperti kakak beradik yang saling mengerti dan saling membantu.

"Kau tidak kerja hari ini?atau kau akan kekampus?". Tanya lisa menghindari pertanyaan jennie yang ujung-ujungnya akan mengusirnya.

"Aku akan kekampus sebentar lagi akan menjemput irene. Aku akan berangkat dengannya. Kau tidak kekampus?". Tanya jennie santai sesekali ia melirik rose yang hanya diam menyimak pembicaraan mereka.

"Hari ini jamkos jadi buat apa kekampus. Aku titip salam untuk irene unnie aku sudah lama tidak bertemu dengannya". Kata lisa sambil meminum tehnya.

"Hhm nanti aku sampaikan". Kata jennie santai namun tetap pada wajah datarnya. "Hhm ngomong-ngomong rose akukan bertanya kau pembantu jennie disini?". Tanya lisa sambil menatap jennie dan rose bergantian.

"Hhm bukan". Kata rose pelan dan ia sekarang gugup entah apa yang akan dijelaskannya pada lisa. Ia berharal jennie membantunya untuk bicara.

"Dia kekasihku". Kata jennie santai sampai rose dan lisa melotot mendengar apa yang jennie ucapkan.
"Kau tidak bercandakan?". Tanya lisa tidak percaya.

"Dia benar kekasihku kau saja tidak tau. Eh kau orang pertama yang tau aku memang menyembunyiknnya". Kata jennie santai dan tersenyum palsu pada rose.

Rose sekarang memerah dan jantungnya tidak normal sekarang. Ia berharap ini tidak akan menyebabkan serangan jantung nanti. Rose gugup bukan main keringat dingin di kening dan tangannya keluar.

"Ehhm sudah berapa lama?". Tanya lisa. "Hhm sekitar dua bulan iyakan sayang?". Kata jennie semanis mungkin.

"Hhm i-iya". Kata rose gugup hingga lidahnya kelu untuk menjawab. Jennie kemudian menyuruh lisa pulang dan losa dengan terpaksa pulang ia tidak ingin ditendang oleh jennie. Ia tau kalau jennie akan terus mengusirnya.

Setelah kepergian lisa jennie kembali kedalam menemui rose yang masih gugup dan terdiam ditempat.
"Malam tadi aku bilang kau ada pekerjaan denganku. Ikut aku keruanganku". Kata jennie kemudian berlalu keruang kerjanya.

•••••

Sedangkan irene sedang mempersiapkan diri akan berangkat kekampus bersama jennie. Walau jennie hanya adik sepupunya tapi irene sangat menyayangi jennie seperti adik kandungnya sendiri.

"Perfect".katanya senang karena menurutnya penampilan nya sudah sempurna. Sampai pintu kamarnya terbuka menampakkan sosok sang mama yang berdiri diambang pintu melihat anak semata wayangnya sudah rapi dipagi hari.

"Pagi sekali bersiapnya?". Tanya mama menghampiri anaknya dan berdiri disamping irene sambil tersenyum lebar melihat anaknya yang sangat cantik itu.

"Jennie akan datang menjemput ma jadi harus bersiap-siap. Bagaimana aku sudah cantikkan?". Tanya irene sambil menunjukan penampilannya kepada sang ibu.

"Iya kau selalu cantik sayang. Jangan terlalu berpenampilan seperti ini nanti adikmu suka padamu bagaimana?". Tanya mama menggoda anaknya.

"Hah?!mana mungkin ma aku dan jennie itu sepupuan mana bisa kita memiliki hubungan lebih. Kalau boleh aku akan menikahinya". Kata irene tertawa dengan perkataannya sendiri.

"Haha iya mama juga berpikir seperti itu. Ya sudah ayo kita sarapan papa sudah menunggu di bawah". Kata mama sambil menarik tangan irene untuk keluar kamar dan turun kebawah untuk sarapan.

Saat mereka sampai di meja makan ternyata papa memang sudah menunggu mereka. Papa tersenyum lebar melihat anaknya itu sudah cantik.

"Hei morning sayang. Tumben sekali berpakaian rapi begitu?". Tanya papa sambil terheran-heran.

Antara dia (CHAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang