Bab 16

2.2K 189 35
                                    

Rose point of view

Aku sekarang sudah didalam mobil lisa aku meninggalkan jennie direstaurant ini. Aku tidak mau mengganggu dia lagi. Lagi pula dia akan ada kekasihnya bukan jadi lebih baik aku melepaskan dia secara perlahan. Ternyata mencintai dalam diam memang sangat menyakitkan. Mencintai jennie adalah hal yang paling tidak pernah terpikirkan oleh benakku. Mencintainya itu sungguh menguras segalanya. Semua terjadi begitu saja. Cinta ini mengalir begitu saja semuanya tergantung dengan hati dan hati ku mengatakan mencintai jennie. Jennie kim nama yang selalu terngiang ditelinga dan tertulis dihatiku.

Mencintai sosok wanita yang arogant dan bersikap dingin itu sungguh menyiksa. Apalagi orangnya tidak peka sama sekali dengan apa yang orang lain rasakan. Walau begitu aku tetap mencintainya dengan segala kekurangannya. Aku yakin dari segala sikap dan sifat yang ia miliki itu dia adalah wanita yang baik dan bisa berubah. Dia hanya bagian dari anak yang bermasalah karena broken home. Jadi jennie pasti anak yang baik tidak begini. Tapi ketika dia mengatakan kalau dia sudah menemukan gadis yang ia sukai semuanya terasa hancur berkeping-keping. Semua harapan ku padanya hilang seketika. Dan ini mungkin saatnya aku belajar melepaskan dia. Aku tidak ingin cintaku bertepuk sebelah tangan. Aku tidak ingin menghabiskan waktu ku hanya menunggu orang yang ternyata mencintai orang lain.

"apa kau ingin jalan sebentar rose? kita bisa ke mall atau menonton bioskop bersama". ajak lisa sambil menjalankan mobilnya meninggalkan parkiran restaurant itu. ia menatap rose sebentar dan fokus lagi dengan jalannya. ia menggenggam tangan rose dan membuat rose tersentak dengan tindakan lisa dan langsung melepaskan tangan lisa dan membuat lisa menghela nafas.

"maaf lisa aku tidak bermaksud begitu hanya saja aku terkejut saat aku melamun". kata rose sambil menatap lisa denga tidak enak hati.

"gwencana. apa ada yang mengganggu pikiranmu sampai kau melamun begitu dan mengabaikan pertanyaanku?". tanya lisa.

"maafkan aku aku tidak mendengarkan mu. hmm. tidak semuanya baik-baik saja hanya ada masalah sedikit tidak perlu khawatir". kata rose dengan lembut dan menatap keluar jendela.

"tadi aku bertanya apa kau ingin jalan-jalan sebentar atau mau nonton bioskop denganku?". tanya lisa sambil tersenyum manis. rose sempat terpukau dengan senyum manis lisa yang menampakkan eyes smile nya yang membuat rose terdiam.

"hmm. terserah saja aku hanya bosan saja kalau dirumah terus menerus. mungkin akan lebih menyenangkan kalau menghabiskan waktu denganmu". kata rose pelan sebenarnya ia tidak ingin tapi mengingat jennie membuatnya kesal dan ia ingin sedikit meringakan pikirannya. mungkin menghabiskan waktu bersama lisa bisa membuatnya bisa melupakan sedikit masalahnya.


lisa dengan senang hati mengajak rose berkeliling sebentar dan menuju mall. lisa memilih film romantis karena ia ingin menonton film romantis dengan rose barangkali aja khilaf. saat sampai dimall rose hanya diam dan mengikuti langkah kaki lisa kemana pun. lisa dengan senyum yang tidak pernah luntur pun dengan senang hati menggenggam tangan rose tanpa melepasnya. saat memilih tempat duduk lisa tidak hentinya menatap rose yang sedang fokus pada filmnya. menurut lisa rose lebih cantik berkali-lipat saat sedang serius.

"apakah kau tidak akan menonton dan akan terus menatapku? kau yang mengajak ku menonton tapi kau tidak menonton filmnya". kata rose sambil menatap lisa yang sedang tercyduk menatapnya.

"kau lebih menawan dari film nya rose. apakah aku tidak boleh menatapmu?". tanya lisa sambil menyingkirkan rambut rose yang menutupi sebelah mata rose.

"tidak bukan begitu hanya saja kau yang mengajakku menonton tapi kau tidak menontonnya. jangan membuatku jadi malu lisa". kata rose sambil tersenyum malu karena lisa selalu saja berprilaku manis padanya.

Antara dia (CHAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang