"Sag."
"Apaan?"
"Sean sama Mika kapan putus sih?"
Kontan, semua pasang mata tertuju pada Ariel. Ini Sean dan Mika loh, pasangan terfavorit Produce X 101 tiga tahun berturut-turut, yang kisah cintanya udah kayak lagu Rossa alias melukiskan sejarah, yang punya fanbase segala, yang nggak pernah keliatan cekcok sedikit pun, yang dikenal guru-guru karena cowoknya anak OSN sementara ceweknya juara nyanyi seprovinsi, yang dan lain sebagainya.
"Ih, Bang Ariel emang mau ngapain kalo misalnya Kak Sean putus? Jadi cowoknya? Dikira Kak Sean mau lirik-lirik Abang, kali. Bang Ariel ganteng sih, tapi dibanding Kak Mika mah, aduh, mundur teratur aja lah."
Ariel menarik gemas ujung rambut belakang Delvi, membuat sang empunya meringis minta ampun. "Lo punya masalah sama gue? Bilang sini kita ngobrol empat mata. Lagian, apa kurangnya gue ketimbang si Mika?" tanya Ariel sambil menjepit kepala Delvi di ketiaknya.
"Banyak, Bang," sahut Mahesa serius. "Kak Mika itu mantan ketua OSIS yang kerja kerasnya udah terbukti bikin Produce X 101 maju, sementara elo, baru nyerahin visi-misi jadi calon anggota aja ditolak."
"Kak Mika pernah juara OSN Fisika, elo ngadu futsal sama anak SMA aja kalah mulu," tambah Elang.
"Kak Mika followers IG-nya udah sejuta, lo mah lima ratus ribu juga dua ratus lima puluhnya beli di Delvi," timpal Junior.
"Terus aja terus, terusin situ lo pada muji si Mika." Ariel beralih melihat Javier. "Lo mau banding-bandingin apa lagi?"
"Kak Mika punya Kak Sean, kalo lo punya siapa, Bang?"
"Punya yang Maha Kuasa," tukas Shandy terkekeh geli.
Ariel mendesis. "Sini gue kasih tau ya, Bocils. Mika tuh ganteng-ganteng tapi letoy. Mana bisa dia nendang-nendang kayak gini nih." Ariel memperlihatkan gerakan dasar Taekwondo yang sudah ia hafal diluar kepala. Gerakan biasa, namun jika Ariel yang mempraktekan di tempat latihan dapat membuat seluruh anak perempuan menjerit tertahan.
"Ya konspirasi bisa nendang-nendang sama pacaran apaan coba? Kalo pacaran sama cowok jago nendang-nendang, ceweknya bakal bahagia gitu?"
Delvi menatap Sergio lamat-lamat sebelum akhirnya menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Sergio, sementara Ariel bengong di tempat.
"Panutan."
"Gue pergi aja dah. Bosen gue jadi orang tersakiti."
Saga tertawa pelan, meletakkan sebatang rokok di asbak, kemudian menghampiri Ariel yang duduk di ujung karpet sembari meminum sebotol yogurt stroberi. Saga hafal betul tabiat Ariel yang satu ini. Anaknya memang santai di luar, tapi jelas, dalam diri laki-laki bergigi kelinci tersebut, dia memiliki tekad yang kuat. Dibuktikan dengan perasaannya yang tidak pernah memudar meski sudah ditolak mentah-mentah dan ditinggal jadian oleh Sean.
"Napa ya, gue tuh lemah banget kalo sama Sean. Lu bayangin, gue dari masuk sekolah, dari sebelum gue tau dia kembaran lo, sebelum dia kenal Mika, gue udah suka. Awalnya emang cuek banget, sampe sekarang juga sih. Tapi lo harus tau, kakak lo yang judes itu, pernah ngasih gue topi biar nggak dihukum pas upacara hari pertama kita masuk dengan muka datarnya. Tetep sih gue kena hukuman, soalnya topi yang Sean kasih tuh topi anak SMA, tapi gue selalu ngerasa seneng. Topinya masih gue simpen di kamar, nggak bakal gue buang."
"Sean kalo denger topinya masih lo simpen, waduh, langsung diacak-acak kamar lo sekarang juga," ujar Asa.
"Gapapa, yang penting kamar gue udah pernah ngerasain dimasukin sama seorang Sean."
"Kalo udah masuk kamar, mau diapain?"
"Jangan mancing, adeknya ada di sebelah gue nih."
Asa mengangkat bahunya, tidak begitu peduli.
"Lo masih aja baper masalah topi? Gila, Riel. Sean ngasih topinya buat lo tuh karena dia mau ngadem di UKS, dia nggak suka upacara," kata Saga jujur. Saga nggak ada niatan buat ngehancurin harapan Ariel atapun memberi Ariel angan-angan yang bisa membuat cowok itu jatuh sewaktu-waktu. Sean adalah kakak kembarnya dan Ariel itu teman dekatnya. Saga tidak ingin kedua orang yang dia sayang saling menyakiti.
"Lo tau nggak sih, Bang, Kak Sean sama Kak Mika tuh hubungannya udah seserius itu. Masa waktu itu, gue nemenin Kak Sean jalan bareng Kak Mika, terus obrolan mereka tentang nikah-nikah, bahas tempat yang bagus buat resepsi, mau indoor atau outdoor. Terus juga Kak Sean seneng banget sampe nunjukkin make up yang dia mau buat acara nikahannya." Valdo yang sedaritadi fokus mengunyah, ikut nimbrung ke dalam obrolan.
"Idih, sinting. Geli banget. Udah kayak yang besok beneran mau kawin aja." Asa bergidik ngeri.
"Gimana ya, Sean kan emang cita-citanya nikah muda, biar kayak Kak Sauzan."
Berbeda dengan Asa, tanggapan Saga lebih manusiawi. Sauzan ini kakak si kembar, omong-omong.
"Gue juga kalo jadi mereka ya mikirnya udah pasti ke sana. Lo pikir aja deh, Sean sama Mika tuh pacaran nggak cuma sebulan dua bulan, mereka tahun ini udah hampir tiga tahun. Kalo jadi elo, gue ngerasa nggak punya celah buat ada diantara mereka," komentar Shandy secara objektif. "Tapi nggak tau dah kalo emang mereka nggak jodoh, itu urusannya udah lain lagi."
"Setuju." Sergio menatap lurus ke arah Ariel. "Mau pacaran udah tiga tahun, empat tahun, lima tahun, keluarga udah deket, rumah udah kayak punya sendiri, tiap hari ketemu, udah ngerencanain ini-itu, jadi orang paling bahagia sedunia, kalo semesta nggak kasih ijin, selalu ada cara buat pisah. Entah mungkin kebongkar rahasia kejahatannya atau lain-lain."
"Lah, rahasia kejahatan apa, Bang? Drama amat perjalanan cintanya Kak Sean." Delvi menyahut bercanda.
"Ya bisa aja, Delv. Semesta punya caranya sendiri untuk memisahkan dan menyatukan insan." Sergio membalas lembut, membuat Shandy yang berada di depannya mengacungkan telapan tangan, mengajak tos.
"Aduh, bahasannya berat. Pusing." Elang menyelonjorkan kakinya ke atas sofa, kepalanya ditidurkan di atas paha Mahesa.
"Iya. Kenapa sih orang gede mikirinnya hubungan percintaan terus? Hidup kan nggak melulu tentang pasangan?" Mahesa mengambil sejumput poni Elang, memainkannya dengan ujung jari. Membuat sosok Elang sedikit mengantuk.
"Andaikan gue mau jadi Dewan Perwakilan Rakyat, ngambil kuliahnya jurusan apa, Bang?" tanya Junior tiba-tiba.
"Semua juga bisa, lo mau ambil jurusan tari juga terserah. Asalkan, nanti pas nyalonin, duit lo kenceng," celetuk Ariel ngasal.
"Bang Ariel," panggil Javier pelan.
"Apaan?"
"Organ tubuh yang berfungsi menetralisir racun apaan, Bang?"
"Bercanda lo?" balas Ariel sewot. Namun, melihat keseriusan di mata Javier, membuatnya menjawab dengan pikiran kosong. "Ginjal?"
Tawa Saga adalah yang pertama kali mengudara, disusul tawa keras anggota X1, kecuali Ariel. Benar-benar keras sampai Ariel yang tadi sempat kehilangan fungsi otaknya langsung berjengit kaget.
"Pantes aja Kak Sean nggak mau sama lo. Kak Sean pasti males pacaran sama orang bego," tukas Javier.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Sean
Teen FictionAdik Seandra Hartadi itu cuma satu, tapi yang manggil dia kakak jumlahnya sampai tiga belas orang.