02

417 51 2
                                    

"Assalamualaikum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum."

Saga mengetuk pintu kamar Sean pelan, menempelkan daun telinganya di kusen pintu, mencoba mendengar kegiatan apa yang sedang dilakukan kembarannya itu di dalam kamar. Nihil. Tidak ada suara apapun, kamarnya hening. Tidak seperti biasanya. Karena jika malam-malam begini, kamar Sean akan dipenuhi lagu-lagu bernada tinggi yang volumenya tidak usah ditanya lagi, melebihi organ tunggal sedang hajatan. Hal tersebut dibiarkan saja oleh seisi rumah mengingat Sean perlu distraksi kala mengerjakan PR.

"Kak Sean, udah tidur belum? Mau makan nggak? Anak X1 udah pada pulang. Gue sama Dodo mau beli nasi goreng di depan. Lo mau juga nggak?"

"Kak Seaaaaaann!!"

Lagi. Saga mengetuk pintu lebih keras. Kali ini diikuti suara nyaring Valdo yang seperti lumba-lumba. Saga yang berada di samping remaja kelebihan gizi tersebut menoleh dengan tidak santai. Ini teriaknya tepat di kuping Saga, loh. Kalau dia kehilangan sebelah fungsi pendengarannya bagaimana?

"Istigfar, Anjing. Ini kita mau manggil Sean makan malem, bukan bangunin orang sekomplek buat sahur," katanya senewen. Tangan pemuda itu bergerak mengusap-usap telinganya yang sedikit memerah.

"Kak Sean!! Om Saga ngomongnya kasar!!!!!" adu Valdo. Teriakannya semakin menjadi-jadi. Membuat Sean yang berada di dalam kamar dengan kondisi hampir terlelap dalam mimpinya kembali ditarik paksa untuk sadar. "Dodo dianjing-anjingin sama Om Saga, Kak Sean!!!"

"Valdo, bacot banget dah jadi orang. Gue pulangin ke rumah Kak Sauzan lo ya. Nggak usah nginep-nginep di sini lagi."

"Dih, emang ini rumah Om Saga?"

"Ini kan rumah bokap-nyokap gue."

"Ini juga rumah kakek-nenek Dodo!"

Pintu kamar dibuka, memperlihatkan Sean yang sudah memakai baju tidur motif Little Pony berwarna jingga. "Haduh, berisik banget, buset. Gue mau tidur aja nggak bisa-bisa! Pusing pala gue, tau nggak?! Perut gue sakit! Badan gue pegel semua! Kaki gue nyut-nyutan. Lo pada ngertiin gue dikit aja bisa nggak sih?!! Gue capek. Banget. Pengen rebahan dengan tenang. Tolong, tolooongg banget, jangan ganggu gue."

Ini bukan curhatan Sean semata, tapi lebih ke isi hati perempuan yang sedang PMS. Air matanya menggenang di pelupuk, sudah siap untuk meluncur dan ditumpahkan dengan cuma-cuma meski bibirnya mengumandangkan celotehan bersifat menyentak.

"Maaf, Kak Sean," gumam Valdo menunduk. Namun, Sean sedang tidak dalam mode yang bisa diluluhlantahkan dengan wajah imut Valdo saat itu. Maka, dengan satu gerakan, Sean membanting pintu di hadapan sepasang om dan keponakan tersebut.

"Nggak mau makan dia?" tanya seseorang yang baru saja datang ke lantai atas. Matanya sarat akan kebingungan, jelas, karena kedatangannya langsung disambut oleh gebrakan kencang dari pintu yang dibanting Sean barusan.

Saga mengangguk lemah.

"Tumben?"

"Kepalanya pusing," jawab Valdo.

Kak SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang