13

179 27 9
                                    

Ketika sebagian besar murid baru sudah berada di tengah lapangan, Sean masih menyedot sekantung plastik es teh manis sembari melahap gorengan yang dijual di warung depan sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika sebagian besar murid baru sudah berada di tengah lapangan, Sean masih menyedot sekantung plastik es teh manis sembari melahap gorengan yang dijual di warung depan sekolahnya. Kebetulan Sean belum sarapan di rumah. Hal itu disebabkan oleh kembarannya yang dengan jail mengatur semua jam yang ada di rumah satu jam lebih cepat dari yang asli. Kontan, semua orang panik dan bergegas. Iya, semua orang. Termasuk si pelaku yang lupa telah mengatur itu semua semalam. Cowok itu dengan bodohnya ikutan terburu-buru.

Tidak jauh dari posisi Sean duduk, ada satu cowok yang terlihat sangat khawatir. Tangannya sibuk mengetikkan beberapa pesan, kadang juga dia menempelkan ponselnya di telinga. Kegiatannya yang grasak-grusuk itu menarik perhatian Sean.

"Oi," panggilnya dengan suara berat.

Cowok itu menoleh. Ariel Dewangga adalah nama yang tertera di dada bagian kanan cowok di hadapan Sean pagi itu. "Lo manggil gue?"

"Ada orang lain lagi selain lo?"

Ariel melirik sekitar. "Kenapa?"

"Lo yang kenapa?"

"Hah? Emang gue kenapa?"

Sean berdecak. "Muka lo panik banget. Ada masalah?"

"Gue lupa bawa topi," katanya. "Udah coba nelfon orang rumah, tapi nggak ada yang angkat."

Sean menatap Ariel sebentar, kemudian sebelah tangan cewek itu merogoh resleting tas paling depannya. "Pake topi gue nih."

"Gue anak SMK."

"Cobain aja. Seenggaknya ada usaha."

"Terus lo?"

"Gue punya dua."

Bohong.

Nyatanya mereka bertemu lagi di barisan murid-murid dengan perlengkapan yang tidak lengkap.

"Katanya lo punya dua topi?" Ariel adalah orang yang pertama menegur.

"Lo ngapain di sini? Kan tadi udah gue kasih topi."

"Udah dibilang, gue anak SMK. Walaupun gue pake topi, tetep aja nggak lolos. Orang yang lo kasih itu topi SMA."

Sean mengangguk. "Maaf deh."

"Kenapa lo bohong?"

"Bohong apa?"

"Katanya lo punya dua topi?"

"Emang."

"Terus kenapa di sini?"

"Pengen aja."

"Ngaco." Ariel melirik Sean. "Jangan-jangan lo suka sama gue ya sampe bilang punya topi dua padahal lo cuma nggak mau gue dihukum?"

"Ngaco," balas Sean mengikuti cara Ariel bicara. "Satunya lagi gue kasih orang. Ada juga yang nggak bawa."

Ariel menatap Sean aneh. "Kenapa harus lo kasih?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kak SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang