07

208 32 5
                                    

"ASSALAMUALAIKUM!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ASSALAMUALAIKUM!"

"Buset, itu ibunya ada di dalem, bukan di Korea sampe lo harus teriak sekenceng itu ya, anjeng," gerutu Yuvin sembari menggosok-gosokkan telapak tangannya ke telinga.

"Dih, lo mah nggak tau aja, Bu Sandra tuh kalo nggak diteriakin, nggak bakal denger," kata Sean nyolot.

"Masuk!"

Teriakan Bu Sandra dari dalam ruang BK mengejutkan keduanya. Berjengit adalah salah satu reaksi dari Sean dan Yuvin sebagai tanda keterkejutan mereka. Sebelah tangan Yuvin bergerak mengelus dadanya.

"Kaget, anjir."

Sean mengangguk. "Sama."

Mereka berdua masuk.

"Loh? Seandra? Yudistira?" tanya Bu Sandra. Tangannya sibuk menandatangani sebuah berkas sementara matanya menatap Sean dan Yuvin.

"Tadi kita disuruh anak kelas MIA 1 buat ke sini," jawab Yuvin.

"Kalian 12 MIA 2?"

"Iya, Bu." Kali ini Sean yang menjawab.

"Bukannya kalian anak MIA 4?"

"Itu mah pas kelas sebelas, Bu," ujar Yuvin cengengesan.

"Enak ya sekelas terus," kata Bu Sandra. Masih sibuk dengan kertas-kertas yang memenuhi mejanya.

"Bosen, Bu, kalo sekelasnya sama Yuvin. Kalo sama yang ganteng tuh baru enak."

"Sama pacar kamu itu nggak sekelas lagi memangnya?" Bu Sandra melirik sekilas dari ujung matanya.

"Ehehehehe sekelas, Bu."

"Udah itu cukup yang gantengnya satu aja. Banyak-banyak nanti repot lagi kayak kelas sepuluh," kata guru berkacamata tersebut membuat ingatan Sean dan Yuvin terlempar ke kejadian dua tahun yang lalu. Di mana kelas mereka diisi jajaran laki-laki bertampang serpihan surga yang membuat kelas mereka ramai setiap menitnya karena banyak sekali perempuan-perempuan yang datang.

Yuvin tergelak. "Tapi nggak papa, Bu. Guru-guru jadi males masuk kelas karena ada aja yang sengaja lewat-lewat heboh."

"Keganggu ya pasti?"

"Banget, Bu," Sean berseru, bersiap mengeluarkan isi hatinya. "Kelas juga jadi pengap karena itu cewek-cewek pada masuk. Pada keringetan, bau matahari. Udah gitu anak cewek yang di kelas suka dijadiin fotografer mendadak. Saya sering banget, Bu, disuruh moto-motoin mereka. Mana mau banyak gaya, nggak cuma sekali."

"Siapa aja emang yang ada di kelas kamu waktu itu, ibu lupa."

"Jeffrey, Eno, June, Dika, Yugi, Jeka, Alwin, Minggu, Chandra, Yousef, terus Mika juga." Sean mengabsen seluruh teman cowoknya yang berada di satu kelas yang sama dengan mereka saat kelas sepuluh.

"Gue juga sebutin dong." Yuvin menyikut lengan Sean.

"Ada Yuvin juga, Bu. Tapi dia biasa aja. Enggak ganteng, menurut saya."

Kak SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang